Minggu, 06 Oktober 2013

Kelainan Sirkulasi (share)



Macam-Macam Kelainan Sistem Sirkulasi pada Manusia

Teknologi yang berhubungan dengan sistem peredaran darah manusia, di antaranya EKG (Elektrokardiograf), alat pacu jantung (defibrilator), dan kateter balon. Alat-alat ini diciptakan karena terdapat beberapa penyakit atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia. Sehingga dapat memudahkan untuk mendeteksi sakit yang terjadi karena adanya Kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah.
Contoh-contoh Kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah :
1.      Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak berbentuk plak (kerak) yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh lipid (lemak)
2.      Emboli yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
3.      Anemia atau biasa disebut penyakit kurang darah yaitu rendahnya kadar hemoglobin dalam darah atau berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah
4.      Varises yaitu pelebaran pembuluh darah
5.      Trombus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak .
6.      Hemofili yaitu kelainan darah yang menyebabkan darah sukar membeku (diturunkan secara hereditas)
7.      Leukemia (kanker darah ) yaitu peningkatan jumlah eritrosit secara tidak terkendali.
8.      Erithroblastosis fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin akibat aglutinasi dari antibodi yang berasal dari ibu.
9.      Thalasemia yaitu anemia yang diakibatkan oleh rusaknya gen pembentuk hemoglobin yang bersifat menurun.
10.  Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi akibat arteriosklerosis
11.  Hemeroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar dubur








1.      Arteriosklerosis
            Arteriosklerosis merupakan penyakit yang tersering pada arteri; arti harfiahnya adalah “pengerasan arteri”. Merupakan proses yang difus dimana serabut otot dan lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan.
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda yang menyerang intima arteri besar dan medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium, kompenen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai ateroma atau plak.  Meskipun proses patologis arterioklerosis dan aterosklerosis berbeda, namun keduanya saling berhubungan, sehingga kedua istilah tersebut sering dipakai saling mengganti. Karena aterosklerosis merupakan penyakit umum, maka bila kita menjumpainya di ekstermitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di tubuh lain.
Penyakit jantung yang paling sering di Amerika Serikat adalah aterosklerosis koroner. Kondisi patologis arteri koroner ini ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung penyakit aterosklerosis mungkin disebabkan akibat kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah, dan keadaan biofisika serta biofisika serta biokimia dinding arteri. Meskipun terdapat perbedaan pendapat diantara beberapa ahli mengenai bagaimana aterosklerosis bermula, namun telah disetujui bahwa ateroklerosis merupakan penyakit progresif, dapat dikurangi dan pada beberapa kasus dapat dihilangkan.

Tipe-Tipe Arteriosklerosis

Arteriolosclerosis adalah setiap pengerasan (dan hilangnya elastisitas) dari arteriol (arteri kecil). Hal ini sering karena hipertensi.
Aterosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah karena plaque. Atherosclerosis ateromatosa khusus adalah bentuk paling umum dari arteriosclerosis. Aterosklerosis ditandai dengan penebalan intima dengan plak yang mungkin mengandung lipid sarat makrofag ("sel busa"). Plak mengandung lemak bebas (kolesterol, dll) dan rentan terhadap kalsifikasi dan ulserasi.
Arteriosklerosis obliterans biasanya terlihat dalam arteri sedang dan besar dari ekstremitas bawah. Ditandai dengan fibrosis dan kalsifikasi intima media. Lumen kapal dapat dihilangkan atau menyempit nyata.
Medial sclerosis kalsifikasi (sklerosis Monckeberg kalsifikasi) terlihat terutama pada orang tua, umumnya dalam arteri tiroid dan uterus. Ditandai dengan kalsifikasi dari lamina elastis internal tetapi tanpa penebalan intima atau penyempitan.

Gejala Arteriosklerosis
Gejala klinis :
1.      Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek
2.      Sewaktu melakukan aktivitas yang cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.
3.      Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi selama atau setelah olah raga
4.      Peka terhadap rasa dingin
5.      Perubahan warna kulit
6.      Pemeriksaan Laboratorium
7.      Kadar kolesterol di atas 180 mg/dl pada orang yang berusia 30 tahun atau kurang, atau di atas 200 mg/dl untuk mereka yang berusia lebih dari 30 tahun, dianggap beresiko khusus mengidap penyakit arteri koroner.
8.      Pemeriksaan Radiografik.

Penyebab dan Faktor Risiko Arteriosklerosis
Ada empat faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Risiko aterosklerosis koroner meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor- faktor aterogenik. Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga oleh adanya efek perlindungan estrogen. Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis daripada orang kulit putih. Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit jantung koroner (saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis premature. Pentingnya pengaruh genetik dan lingkungan masih belum diketahui. Komponen genetik dapat diduga pada beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti pada gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stres atau obesitas.
Faktor-faktor risiko lain masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik. Faktor-faktor tersebut adalah peningkatan kadar lipid serum, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa dan diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori. Penyakit jantung akibat insufisiensi aliran darah koroner dapat dibagi menjadi 3 jenis yang hampir serupa.
v  Penyakit Jantung arteriosklerotis
v  AnginaPektoris
v  Infark miokardium
Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului atau menyertai awitan penyakit jantung koroner. Kondisi terseut dinamakan faktor resiko karena satu atau beberapa diantaranya, dianggap meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami pemyakit jantung koroner.

2.      Emboli
            Emboli adalah obstruksi pembuluh darah oleh badan materi yang tidak larut. Konsdisi ini biasanya disebabkan oleh trombus (bekuan), tetapi penyebab lainya bisa termasuk sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, dan parasit. Emboli yang lebih jarang terjadi, seperti emboli lemak, dapat terjadi setelah fraktur tulang panjang, udara dapat masuk sirkulasi melalui luka yang menembus dada atau saat pembedahan, dan cairan amnion saat persalinan. Emboli Arteri berasal dari sisi kiri jantung atau dari penyakit arteri dan dapat berjalan ke berbagai area termasuk otak, usus, atau ekstrmitas; pengaruh yang ditimbulkan bergantung pada ukuran pembuluh darah dan area yang terkena (misal: gangren pada ekstremitas atau suatu bagian usus). ---> Trombosis vena profunda, Sistem persarafan (cedera serebrovaskular), Emboli Paru, Trombosis.

3.      Anemia
            Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar (normal).
 Ukuran hemoglobin normal :
Ø  Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
Ø  Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram Tingkat pada anemia
Ø  Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan.
Ø  Kadar Hb 8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.
Ø  Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.

Penyebab anemia umumnya adalah :
Ø  Kurang gizi (malnutrisi)
Ø  Kurang zat besi dalam diet.
Ø  Malabsorpsi
Ø  Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, dan lain-lain.
Ø  Penyakit – penyakit kronik: TBC, Paru-paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
Gejala utama anemia seperti kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini memberi hasil. Maka darah berulang dapat membantu penderita ini.

4.      Varises
            Penyakit varises adalah pelebaran pembuluh darah vena. Pembuluh darah vena berfungsi mengangkut darah, sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Varises sangat mengganggu penampilan karena berwarna kebiru-biruan yang terletak pada betis. Varises dapat terjadi dimana saja pada bagian tubuh, pada kaki, tangan, esophagus, scrotum dan vulva.
            Penyebab utama varises adalah lemah/rusaknya katup pembuluh vena. Pada pembuluh vena terdapat katup – katup yang berfungsi untuk menahan agar darah tidak turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena menyebabkan darah akan terus mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak atau lemah akan membuat darah bergerak mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah yang disebut sebagai varises.
            Gejala dan tanda – tanda yang terdapat pada varises adalah :
1.      Pembuluh darah vena akan menonjol di permukaan kulit yang berwarna ungu atau biru gelap biasa tampak seperti tali sepatu, paling sering muncul pada betis bagian belakang. Jika varises sudah kronik maka akan tampak pembuluh darah vena yang menyerupai jaring laba – laba (spider navy).
2.      Varises juga dapat terbentuk di tempat-tempat lain di kaki mulai dari pangkal paha ke pergelangan kaki.
Gejala – gejala varises yang dirasakan adalah :
1.      Perasaan pegal dan berat pada kak
2.      Rasa terbakar, kram, berdenyut dan bengkak pada kaki bagian bawah
3.      Nyeri pada kaki semakin bertambah jika berdiri terlalu lama.
4.      Kadang – Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
5.      Kaki bengkak karena adanya bendungan pembuluh darah vena.
6.      Pada varises yang telah kronik, pada betis bagian belakang akan tampak urat – urat kebiruan dan berkelok – kelok.

5.      Trombus
            Trombus atau thrombus adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh terjadinya gumpalan pada nadi tajuk / arteri coronaria. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh trombus atau pembekuan atau biasa disebabkan oleh sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, serta parasit.

6.      Hemofili
            Hemofilia adalah kelainan perdarahan yang diturunkan yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan. hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII) sedangkan hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). hemofilia A dan B tidak dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.

7.      Leukimia
            Leukemia atau sering disebut dengan kanker darah merupakan salah satu jenis kanker yang dapat menimbulkan kematian kepada korbannya. Leukemia ini diakibatkan oleh meningkatnya sel darah putih secara abnormal pada tulang belakang. Peningkatan sel darah putih bukan membawa kebaikan dalam tubuh, melainkan akan menimbulkan masalah. Fungsi sel darah putih dalam tubuh yang tadinya sebagai sistem pertahanan tubuh sekarang menjadi terbalik. Leukemia dapat terjadi pada siapa saja tanpa mengenal usia dan jenis kelamin.
Faktor Penyebab Yang Dapat Memicu Munculnya Leukemia
1.      Akibat penyebaran virus seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1, dll.
2.      Radiasi.
3.      Pengaruh zat-zat kimia karsinogenik.
4.      Down syndrome atau keterbelakangan mental.
5.      Faktor keturunan (genetik).
Tanda Dan Gejala Yang Dapat Dirasakan Jika Seseorang Terkena Leukemia :
1.      Terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening.
2.      Anemia (kekurangan darah).
3.      Terjadinya perdarahan.
4.      Merasakan nyeri pada tulang dan sendi.
5.      Demam dan mengeluarkan keringat pada saat malam hari.

8.      Erithroblastosis Fetalis
            Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi mengancam nyawa pada janin atau bayi baru lahir. Kondisi ini berkembang pada bayi yang belum lahir ketika ibu dan bayi memiliki jenis darah yang berbeda. Sang ibu memproduksi zat yang disebut antibodi yang menyerang sel darah merah bayi.
Bentuk paling umum dari eritroblastosis fetalis adalah ketidakcocokan ABO, yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Bentuk yang kurang umum disebut inkompatibilitas Rh, yang bisa menyebabkan anemia yang sangat parah pada bayi.
Gejala eritroblastosis fetalis pada bayi baru lahir dapat mencakup :
a.       Anemia
b.      Edema (bengkak di bawah permukaan kulit)
c.       Pembesaran hati atau limpa
d.      Hidrops (cairan ke seluruh jaringan tubuh, termasuk di ruang paru-paru, jantung, dan organ perut)
e.       Ikterus neonatal

9.      Thalasemia
Thalasemia adalah penyakit genetic/keturunan yang menyebabkan usia sel-sel darah menjadi lebih pendek. Gen yang rusak adalah gen yang bertugas mengkodekan hemoglobin, yaitu suatu komponen penting dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen. Sel darah merah menjadi mudah pecah atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari) dan kemampuannya dalam mengangkut oksigen menjadi menurun dreastis. Akibatnya penderitanya menderita anemia dan pada beberapa kasus dapat diikuti dengan penyakit-penyakit lain seperti Diabetes Melitus, gangguan hati dan kanker.



10.  Hipertensi
Pengertian hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg. Hipertensi dalam bahasa inggrisnya adalah Hypertension, Hypertension berasal dari dua kata yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan.
Ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah menghasilkan dua angka, yaitu angka yang lebih tinggi dan angka yang lebih rendah. Angka yang lebih tinggi didapat ketika jantung berkontraksi (sistolik), sedangkan angka yang lebih rendah didapatkan ketika jantuk berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120 / 80 mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah yang normal. Ketika terjadi tekanan darah tinggi, umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi umumnya terjadi ketika tekanan darah mencapai 140 / 90 mmHG atau lebih, pengukuran tekanan darah ini dilakukan pada lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

11.  Hemeroid
            Hemorrhoid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemorroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemorrhoid merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.
Hemorrhoid, ambein, atau wasir dapat dialami oleh siapapun. Namun seringkali penderita merasa malu atau dianggap tidak penting maka kurang memperhatikan gangguan kesehatan ini. Secara anatomi ambeien bukanlah penyakit, melainkan perubahan fisiologis yang terjadi pada bantalan pembuluh darah di dubur, berupa pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah dan jaringan sekitarnya.
Fungsi bantalan ini sebagai klep/katup yang membantu otot-otot dubur menahan feses. Bila terjadi gangguan (bendungan) aliran darah, maka pembuluh darah akan melebar dan membengkak, keadaan ini disebut ambeien.

12.  Kongesti (Hiperemia)
Hiperemia adalah suatu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan didalam pembuluhdarah atau keadaan yang disertai meningkatnya volume darah dalam pembuluh darah yang melebar. Pada dasarnya terdapat dua mekanisme dimana hiperemi dapat timbul.
Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah atau penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah berdasarkan jenisnya hyperemia dibagi :
1.      Hiperemi Aktif : terjadi oleh karena aliran darah ke dalam daerah bertambah atau lebihbanyak darah mengalir ke dalam daerah itu dari biasanya. Hal ini terjadi karena adanyadilatasi arteriol atau kapiler yang bekerja sebagai katup yang mengatur aliran ke dalammikrosirkulasi lokal, akibat terangsangnya syaraf vasodilator atau kelumpuhan vasokonstriktornya. Contoh hyperemia pada radang akut, warna merah pada wajah, yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik.
2.      Hiperemia pasif Disini tidak menyangkut kenaikan jumlah darah yang mengalir ke suatudaerah, tetapi lebih merupakan gangguan aliran darah dari daerah itu. Hal ini terjadi karena jumlah darah vena atau aliran darah vena berkurang atau terjadi gangguanpengosongandarah vena.Contoh. Pada pemasangan torniket, penekanan aliran vena oleh tumor, atau obstrukssipada lumen karena thrombosis. Hiperemia pasif dibagi berdasarkan perlangsungannya :
Ø  Hiperemia pasif akut   :berlangsung relatif dalam waktu singkat dan tidak adapengaruh dari jaringan yang terkena
Ø  Hiperemia pasif kronik : perlangsungannya lama dan daapat terjadi perubahan-perubahan yang permanen pada jaringan (hipoksia, atrofi, nekrosis).

3.      Edema/Oedem
Edema adalah penimbunan cairan (Eksudat atau Transudat) secara berlebihan di dalam sel,diantara sel-sel dan didalam rongga-rongga tubuh.
Ø  Efusi : jika penimbunan cairan dalam rongga (efusi perikardium, efusi pleura)
Ø  Asites : jika penimbunan cairan dalam rongga peritoneum
Ø  Anasarka : penimbunan cairan umum yang massif 
 
Etiologi dan Patogenesis
Timbulnya edema dapat diterangkan dengan mempertimbangkan berbagai gaya yang normalmengatur pertukaran cairan melalui dinding pembuluh. Faktor-faktor lokal dan sistemik yangberperanan.
Kenaikan Tekanan hidrostatik dalam mikrosirkulasi memaksa cairan masuk ke dalamruang interstitial tubuh.
Kenaikan Permeabilitas dinding pembuluh memungkinkan molekul-molekul besar (protein) lolos dari pembuluh dan secara osmotic cairan akan menyertainya.
Obstruksi/ penyumbatan dari saluran limfe menyebabkan jalan keluar cairan hilang yangmenyebabkan penimbunan cairan (limfedema).
Penurunan konsentrasi protein (Hipoproteinemia), mis : Sindrom Nefrotik dan penyakit hati lanjut

4.      Perdarahan (Hemorhagi)
Perdarahan adalah keluarnya darah dari system kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh.perdarahan dapat terjadipada kapiler, vena, arteri atau jantung.Istilah-istilah dalam perdarahan mempunyai nama sesuai lokasi perdarahan :
Ø  Hematoma (penimbunan darah pada jaringan, sering menonjol seperti suatu tumor)
Ø  Hemoperikardium (perdarahan dalam ruang jantung)
Ø  Hemototoraks (perdarahan dalam ruang pleura)
Ø  Hemoperitoneum
Ø  Hematosalping (perdarahan dalam tuba fallopi)
Ø  Hemarthros (perdarahan dalam rongga sendi)Tempat terjadinya perdarahan.

Kulit, dapat berupa :
Ø  Petekie (bercak perdarahan/kecil pada permukaan kulit/mukosa/organ)yang terjadisecara spontan, biasanya pada kapiler
Ø  Ekimosis (bercak perdarahan yang lebih besar dari petekie)
Ø  Purpura (bercak perdarahan yang tersebar luas, besarnya antara petekie dan ekimosis).
Ø  Mukosa.
Ø  Serosa.
Ø  Selaput rongga sendi

Etiologi Perdarahan
Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah :
Ø  hilangnya integritas dinding pembuluh darah, yang memungkinkan darah keluar.
Ø  Kerusakan pembuluh darah.
Ø  Trauma.



Akibat Perdarahan
a.       Perdarahan lokal : ini berkaitan dengan adanya darah yang keluar dari pembuluh dalam jaringan dan dapat berkisar dari yang ringan sampai mematikan, tergantung lokasiperdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak terlalu mempunyai arti tetapi bila terdapatdi tempat yang salah walaupun volumenya kecil dapat menimbulkan kematian.
b.      Memar (paling ringan) : warna biru pada memar berkaitan dengan adanya sel-seldarah merah yang keluar dan terkumpul dalam jaringan.
c.       Otak : mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan sampai menimbulkan kematian.
d.      Pada cabang-cabang trakeobronkial : penderita dapat tercekik.
e.       Pada kantong perikardium : tekanan di dalam kantong meninggi dengan cepat waktudarah tertimbun sehingga pengisian diastolik jantung terganggu menimbulkankematian akibat tamponade jantung.
f.       Pada rongga pleura : mengakibatkan volume paru mengecil.
g.      Perdarahan sistemik : kehilangan darah berkaitan langsung dengan volume darah yangkeluar dari pembuluh, tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan apakah akut atau kronis :
ü  trauma massif : Jika sebagian besar dari volume yang bersirkulasi hilang makapenderita dapat meninggal dengan perdarahan.
ü  Perdarahan interna : perdarahan yang tidak kelihatan keluar hanya terkumpul dalamrongga tubuh.
ü  Pada kehilangan volume darah yang banyak dan cepat dapat menimbulkan syok olehkarena perfusi dan oksigenasi yang tidak memadai pada jaringan-jaringan tubuh.
ü  Pada kehilangan kronis, sedikit demi sedikit dan berulang atau terus menerus akanmengakibatkan anemi, (penderita tukak lambung, tumor ganas yang disertai perdarahan pada penderita hemoroid/wasir).
5.      Infark
Infark adalah nekrosis iskemi setempat. Penyebabnya antara lain karena sumbatan arterimaupun vena yang tidak selalu terbentu total. Hal ini dapat pula terjadi pada aterosklerosiskoroner, meskipun hanya terjadi insufisiensi namun dapat terjadi infark miokard.Apakah daerah iskemik benar-benar menjadi infark atau tidak bergantung pada berbagai factorlocal dan sistemik. Misalnya derajat penyumbatan arteri akan lebih mudah ditoleransi jikaberlangsung lambat, jika kebutuhan metabolism jaringan rendah, dan njika terdapat sirkulasikolateral (yaitu suplai tambahan pada daerah yang terlibat oleh cabang-cabang arteri yang berdekatan). Selain itu apapun penyebabnya pengaruh iskemia akan menjadi lebih buruk jikaoksigen yang diangkut darah berkurang.

Macam-macam infark :
1.      Infark anemik (pucat), dapat terjadi pada alat tubuh yang padat, seperti ginjal ataupunJantung.
2.      Infark hemorhagik, terjadi pada alat tubuh yang mempunyai jaringan linggar, sepertiparu-paru, usus, hati.
3.      Infark dapat anemik maupun hemorhagik, misalnya pada otak yang lambat launmelunak dan menjadi cair sehingga menimbulkan lubang dalam jaringan.

Patogenesis terjadinya Infark
Setelah terjadi oklusi pembuluh, baik arteri maupun vena akan terjadi hiperemi. Setelahberlangsung beberapa jam stagnasi darah menyebabkan timbulnya oedem dan perdarahan.Setelah 24 jam pada alat tubuh yang padat (jantung dan ginjal) akan tampak pucat, saedangkanpada alat tubuh yang terdiri dari jaringan longgar (paru dan limpa) jaringan yang terkena tetaphemorhagik sehingga berwarna merah. Setelah beberapa hari, untuk infark pucat akan nampakkuning putih, berbatas tegas sedangkan infark merah tidak berubah banyak. Perbatasan daerahinfark dan jaringan normal tidak nyata karena oedem, hiperemi dan perdarahan. Setelahbeberapa hari sampai beberapa minggu, bagian yang terkena akan mengalami fibrosis mulaidari tepi ke pusat nekrosis sehingga infark diganti oleh jaringan parut yang pucat. Bagian pucatkadang-kadang dapat mencair karena proses lisis yang bila luas akan membentuk kista, danakhirnya cairan diresorbsi diganti oleh jaringan padat.

Akibat Infark
1.      Rasa nyeri karena iritasi pada syaraf atau karena radang pada permukaan serosa.
2.      Kadang-kadang demam dan lekositosis karena nekrosis.
3.      Pada infark paru terjadi hemoptisis.
4.      Pada infark ginjal terjadi hematuri.
5.      Pada infark miokard dapat terjadi rupture ataupun syok cardial.
6.      Bila tejadi pada jaringan otak dapat terjadi aphasia, kelumpuhan, buta dan kesadaran menurun.
DAFTAR PUSTAKA

http://riasalsabila.wordpress.com/2013/01/12/patologi-gangguan-sirkulasi-darah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar