Macam-Macam Kelainan Sistem Sirkulasi pada Manusia
Teknologi yang berhubungan dengan sistem peredaran
darah manusia, di antaranya EKG (Elektrokardiograf), alat pacu jantung
(defibrilator), dan kateter balon. Alat-alat ini diciptakan karena terdapat
beberapa penyakit atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah
manusia. Sehingga dapat memudahkan untuk mendeteksi sakit yang terjadi karena
adanya Kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah.
Contoh-contoh Kelainan dan penyakit pada sistem
peredaran darah :
1.
Arteriosklerosis
yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak berbentuk plak (kerak)
yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh
lipid (lemak)
2.
Emboli yaitu
tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
3.
Anemia atau
biasa disebut penyakit kurang darah yaitu rendahnya kadar hemoglobin dalam
darah atau berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah
4.
Varises yaitu
pelebaran pembuluh darah
5.
Trombus yaitu
tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak .
6.
Hemofili yaitu
kelainan darah yang menyebabkan darah sukar membeku (diturunkan secara
hereditas)
7.
Leukemia (kanker
darah ) yaitu peningkatan jumlah eritrosit secara tidak terkendali.
8.
Erithroblastosis
fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin akibat aglutinasi dari antibodi
yang berasal dari ibu.
9.
Thalasemia yaitu
anemia yang diakibatkan oleh rusaknya gen pembentuk hemoglobin yang bersifat
menurun.
10. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi akibat
arteriosklerosis
11. Hemeroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar
dubur
1. Arteriosklerosis
Arteriosklerosis merupakan penyakit yang tersering
pada arteri; arti harfiahnya adalah “pengerasan arteri”. Merupakan proses yang
difus dimana serabut otot dan lapisan endotel arteri kecil dan arteriola
mengalami penebalan.
Aterosklerosis merupakan proses yang
berbeda yang menyerang intima arteri besar dan medium. Perubahan tersebut
meliputi penimbunan lemak, kalsium, kompenen darah, karbohidrat dan jaringan
fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai ateroma atau
plak. Meskipun proses patologis
arterioklerosis dan aterosklerosis berbeda, namun keduanya saling berhubungan,
sehingga kedua istilah tersebut sering dipakai saling mengganti. Karena
aterosklerosis merupakan penyakit umum, maka bila kita menjumpainya di
ekstermitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di tubuh lain.
Penyakit jantung yang paling sering di Amerika Serikat
adalah aterosklerosis koroner. Kondisi patologis arteri koroner ini ditandai
dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di
dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri
dan penurunan aliran darah ke jantung penyakit aterosklerosis mungkin
disebabkan akibat kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah, dan keadaan
biofisika serta biofisika serta biokimia dinding arteri. Meskipun terdapat
perbedaan pendapat diantara beberapa ahli mengenai bagaimana aterosklerosis
bermula, namun telah disetujui bahwa ateroklerosis merupakan penyakit
progresif, dapat dikurangi dan pada beberapa kasus dapat dihilangkan.
Tipe-Tipe
Arteriosklerosis
Arteriolosclerosis adalah setiap pengerasan (dan
hilangnya elastisitas) dari arteriol (arteri kecil). Hal ini sering karena
hipertensi.
Aterosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah karena
plaque. Atherosclerosis ateromatosa khusus adalah bentuk paling umum dari
arteriosclerosis. Aterosklerosis ditandai dengan penebalan intima dengan plak
yang mungkin mengandung lipid sarat makrofag ("sel busa"). Plak
mengandung lemak bebas (kolesterol, dll) dan rentan terhadap kalsifikasi dan
ulserasi.
Arteriosklerosis obliterans biasanya terlihat dalam
arteri sedang dan besar dari ekstremitas bawah. Ditandai dengan fibrosis dan
kalsifikasi intima media. Lumen kapal dapat dihilangkan atau menyempit nyata.
Medial sclerosis kalsifikasi (sklerosis Monckeberg
kalsifikasi) terlihat terutama pada orang tua, umumnya dalam arteri tiroid dan
uterus. Ditandai dengan kalsifikasi dari lamina elastis internal tetapi tanpa
penebalan intima atau penyempitan.
Gejala
Arteriosklerosis
Gejala klinis :
1.
Sesak napas
mulai dengan napas yang terasa pendek
2.
Sewaktu
melakukan aktivitas yang cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan.
Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.
3.
Klaudikasio
intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi selama
atau setelah olah raga
4.
Peka terhadap
rasa dingin
5.
Perubahan warna
kulit
6.
Pemeriksaan
Laboratorium
7.
Kadar kolesterol
di atas 180 mg/dl pada orang yang berusia 30 tahun atau kurang, atau di
atas 200 mg/dl untuk mereka yang berusia lebih dari 30 tahun, dianggap beresiko
khusus mengidap penyakit arteri koroner.
8.
Pemeriksaan
Radiografik.
Penyebab
dan Faktor Risiko Arteriosklerosis
Ada empat faktor risiko biologis yang tak dapat
diubah, yaitu: usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Risiko
aterosklerosis koroner meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius
jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya
penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap
faktor- faktor aterogenik. Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini
sampai menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga oleh
adanya efek perlindungan estrogen. Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap
aterosklerosis daripada orang kulit putih. Riwayat keluarga yang positif
terhadap penyakit jantung koroner (saudara atau orang tua yang menderita
penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan kemungkinan timbulnya
aterosklerosis premature. Pentingnya pengaruh genetik dan lingkungan masih
belum diketahui. Komponen genetik dapat diduga pada beberapa bentuk
aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti pada
gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen
lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stres atau
obesitas.
Faktor-faktor risiko lain masih dapat diubah, sehingga
berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik. Faktor-faktor tersebut adalah
peningkatan kadar lipid serum, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa
dan diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori. Penyakit jantung akibat
insufisiensi aliran darah koroner dapat dibagi menjadi 3 jenis yang hampir
serupa.
v Penyakit Jantung arteriosklerotis
v AnginaPektoris
v Infark miokardium
Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai
kondisi yang mendahului atau menyertai awitan penyakit jantung koroner. Kondisi
terseut dinamakan faktor resiko karena satu atau beberapa diantaranya, dianggap
meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami pemyakit jantung koroner.
2. Emboli
Emboli
adalah obstruksi pembuluh darah oleh badan materi yang tidak larut. Konsdisi
ini biasanya disebabkan oleh trombus (bekuan), tetapi penyebab lainya bisa
termasuk sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, dan parasit. Emboli
yang lebih jarang terjadi, seperti emboli lemak, dapat terjadi setelah fraktur
tulang panjang, udara dapat masuk sirkulasi melalui luka yang menembus dada
atau saat pembedahan, dan cairan amnion saat persalinan. Emboli Arteri berasal
dari sisi kiri jantung atau dari penyakit arteri dan dapat berjalan ke berbagai
area termasuk otak, usus, atau ekstrmitas; pengaruh yang ditimbulkan bergantung
pada ukuran pembuluh darah dan area yang terkena (misal: gangren pada ekstremitas
atau suatu bagian usus). ---> Trombosis vena profunda, Sistem persarafan
(cedera serebrovaskular), Emboli Paru, Trombosis.
3. Anemia
Anemia
adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit
dalam darah kurang dari nilai standar (normal).
Ukuran hemoglobin normal :
Ø Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
Ø Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16
gram Tingkat pada anemia
Ø Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan.
Ø Kadar Hb 8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.
Ø Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Penyebab anemia umumnya adalah :
Ø Kurang gizi (malnutrisi)
Ø Kurang zat besi dalam diet.
Ø Malabsorpsi
Ø Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu,
dan lain-lain.
Ø Penyakit – penyakit kronik: TBC, Paru-paru, cacing
usus, malaria, dan lain-lain.
Gejala utama anemia seperti kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ-organ vital. Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obatan penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan,
hal ini memberi hasil. Maka darah berulang dapat membantu penderita ini.
4. Varises
Penyakit
varises adalah pelebaran pembuluh darah vena. Pembuluh darah vena berfungsi
mengangkut darah, sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh dan kembali ke
jantung. Varises sangat mengganggu penampilan karena berwarna kebiru-biruan
yang terletak pada betis. Varises dapat terjadi dimana saja pada bagian tubuh,
pada kaki, tangan, esophagus, scrotum dan vulva.
Penyebab
utama varises adalah lemah/rusaknya katup pembuluh vena. Pada pembuluh vena
terdapat katup – katup yang berfungsi untuk menahan agar darah tidak turun/bergerak
mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena menyebabkan darah akan terus
mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak atau lemah akan membuat darah
bergerak mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di dalam dan menyebabkan
gumpalan yang mengganggu aliran darah yang disebut sebagai varises.
Gejala
dan tanda – tanda yang terdapat pada varises adalah :
1.
Pembuluh darah
vena akan menonjol di permukaan kulit yang berwarna ungu atau biru gelap biasa
tampak seperti tali sepatu, paling sering muncul pada betis bagian belakang.
Jika varises sudah kronik maka akan tampak pembuluh darah vena yang menyerupai
jaring laba – laba (spider navy).
2.
Varises juga
dapat terbentuk di tempat-tempat lain di kaki mulai dari pangkal paha ke
pergelangan kaki.
Gejala – gejala varises yang dirasakan adalah :
1.
Perasaan pegal
dan berat pada kak
2.
Rasa terbakar,
kram, berdenyut dan bengkak pada kaki bagian bawah
3.
Nyeri pada kaki
semakin bertambah jika berdiri terlalu lama.
4.
Kadang – Kadang
diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
5.
Kaki bengkak
karena adanya bendungan pembuluh darah vena.
6.
Pada varises
yang telah kronik, pada betis bagian belakang akan tampak urat – urat kebiruan
dan berkelok – kelok.
5. Trombus
Trombus
atau thrombus adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh terjadinya gumpalan
pada nadi tajuk / arteri coronaria. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
trombus atau pembekuan atau biasa disebabkan oleh sel kanker, lemak, cairan
amnion, gas, bakteri, serta parasit.
6. Hemofili
Hemofilia
adalah kelainan perdarahan yang diturunkan yang disebabkan adanya kekurangan
faktor pembekuan. hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan
kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII) sedangkan hemofilia B disebabkan
kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). hemofilia A dan B tidak dibedakan karena
mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.
7. Leukimia
Leukemia
atau sering disebut dengan kanker darah merupakan salah satu jenis kanker yang
dapat menimbulkan kematian kepada korbannya. Leukemia ini diakibatkan oleh
meningkatnya sel darah putih secara abnormal pada tulang belakang. Peningkatan
sel darah putih bukan membawa kebaikan dalam tubuh, melainkan akan menimbulkan
masalah. Fungsi sel darah putih dalam tubuh yang tadinya sebagai sistem
pertahanan tubuh sekarang menjadi terbalik. Leukemia dapat terjadi pada siapa
saja tanpa mengenal usia dan jenis kelamin.
Faktor Penyebab Yang Dapat Memicu Munculnya Leukemia
1.
Akibat
penyebaran virus seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1, dll.
2.
Radiasi.
3.
Pengaruh zat-zat
kimia karsinogenik.
4.
Down syndrome
atau keterbelakangan mental.
5.
Faktor keturunan
(genetik).
Tanda Dan Gejala Yang Dapat Dirasakan Jika Seseorang
Terkena Leukemia :
1.
Terjadinya pembengkakan
kelenjar getah bening.
2.
Anemia
(kekurangan darah).
3.
Terjadinya
perdarahan.
4.
Merasakan nyeri
pada tulang dan sendi.
5.
Demam dan
mengeluarkan keringat pada saat malam hari.
8. Erithroblastosis
Fetalis
Eritroblastosis
fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi mengancam nyawa pada janin atau
bayi baru lahir. Kondisi ini berkembang pada bayi yang belum lahir ketika ibu
dan bayi memiliki jenis darah yang berbeda. Sang ibu memproduksi zat yang
disebut antibodi yang menyerang sel darah merah bayi.
Bentuk paling umum dari eritroblastosis fetalis adalah
ketidakcocokan ABO, yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Bentuk yang
kurang umum disebut inkompatibilitas Rh, yang bisa menyebabkan anemia yang sangat
parah pada bayi.
Gejala eritroblastosis fetalis pada bayi baru
lahir dapat mencakup :
a.
Anemia
b.
Edema (bengkak
di bawah permukaan kulit)
d.
Hidrops (cairan
ke seluruh jaringan tubuh, termasuk di ruang paru-paru, jantung, dan organ
perut)
9. Thalasemia
Thalasemia adalah penyakit genetic/keturunan yang
menyebabkan usia sel-sel darah menjadi lebih pendek. Gen yang rusak adalah gen
yang bertugas mengkodekan hemoglobin, yaitu suatu komponen penting dalam sel darah merah
yang berfungsi mengangkut oksigen. Sel darah merah menjadi mudah pecah atau
umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari) dan kemampuannya dalam
mengangkut oksigen menjadi menurun dreastis.
Akibatnya penderitanya menderita anemia dan pada beberapa kasus dapat diikuti
dengan penyakit-penyakit lain seperti Diabetes Melitus, gangguan hati dan
kanker.
10. Hipertensi
Pengertian hipertensi atau tekananan darah tinggi
merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan
tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg. Hipertensi
dalam bahasa inggrisnya adalah Hypertension, Hypertension berasal dari dua kata
yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan.
Ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah
menghasilkan dua angka, yaitu angka yang lebih tinggi dan angka yang lebih
rendah. Angka yang lebih tinggi didapat ketika jantung berkontraksi (sistolik),
sedangkan angka yang lebih rendah didapatkan ketika jantuk berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah kurang dari 120 / 80 mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah
yang normal. Ketika terjadi tekanan darah tinggi, umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi umumnya terjadi ketika tekanan darah mencapai 140 / 90
mmHG atau lebih, pengukuran tekanan darah ini dilakukan pada lengan tiga kali
dalam jangka beberapa minggu.
11. Hemeroid
Hemorrhoid adalah pelebaran vena di
dalam pleksus hemorroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemorrhoid
merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena,
arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.
Hemorrhoid, ambein, atau wasir dapat dialami oleh
siapapun. Namun seringkali penderita merasa malu atau dianggap tidak penting
maka kurang memperhatikan gangguan kesehatan ini. Secara anatomi ambeien
bukanlah penyakit, melainkan perubahan fisiologis yang terjadi pada bantalan pembuluh
darah di dubur, berupa pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah dan jaringan
sekitarnya.
Fungsi bantalan ini sebagai klep/katup yang membantu
otot-otot dubur menahan feses. Bila terjadi gangguan (bendungan) aliran darah,
maka pembuluh darah akan melebar dan membengkak, keadaan ini disebut ambeien.
12. Kongesti (Hiperemia)
Hiperemia adalah suatu keadaan dimana terdapat darah
secara berlebihan didalam pembuluhdarah atau keadaan yang disertai meningkatnya
volume darah dalam pembuluh darah yang melebar. Pada dasarnya terdapat dua
mekanisme dimana hiperemi dapat timbul.
Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah atau penurunan
jumlah darah yang mengalir dari daerah berdasarkan jenisnya hyperemia dibagi :
1.
Hiperemi Aktif :
terjadi oleh karena aliran darah ke dalam daerah bertambah atau lebihbanyak
darah mengalir ke dalam daerah itu dari biasanya. Hal ini terjadi karena
adanyadilatasi arteriol atau kapiler yang bekerja sebagai katup yang mengatur
aliran ke dalammikrosirkulasi lokal, akibat terangsangnya syaraf vasodilator
atau kelumpuhan vasokonstriktornya. Contoh hyperemia pada radang akut, warna
merah pada wajah, yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik.
2.
Hiperemia pasif
Disini tidak menyangkut kenaikan jumlah darah yang mengalir ke suatudaerah,
tetapi lebih merupakan gangguan aliran darah dari daerah itu. Hal ini terjadi
karena jumlah darah vena atau aliran darah vena berkurang atau terjadi
gangguanpengosongandarah vena.Contoh. Pada pemasangan torniket, penekanan
aliran vena oleh tumor, atau obstrukssipada lumen karena thrombosis. Hiperemia
pasif dibagi berdasarkan perlangsungannya :
Ø Hiperemia pasif akut :berlangsung
relatif dalam waktu singkat dan tidak adapengaruh dari jaringan yang terkena
Ø Hiperemia pasif kronik : perlangsungannya lama dan daapat
terjadi perubahan-perubahan yang permanen pada jaringan (hipoksia, atrofi,
nekrosis).
3. Edema/Oedem
Edema adalah penimbunan cairan (Eksudat atau
Transudat) secara berlebihan di dalam sel,diantara sel-sel dan didalam
rongga-rongga tubuh.
Ø Efusi : jika penimbunan cairan dalam rongga (efusi
perikardium, efusi pleura)
Ø Asites : jika penimbunan cairan dalam rongga
peritoneum
Ø Anasarka : penimbunan cairan umum yang massif
Etiologi dan Patogenesis
Timbulnya edema dapat diterangkan dengan
mempertimbangkan berbagai gaya yang normalmengatur pertukaran cairan melalui
dinding pembuluh. Faktor-faktor lokal dan sistemik yangberperanan.
Kenaikan Tekanan hidrostatik dalam mikrosirkulasi
memaksa cairan masuk ke dalamruang interstitial tubuh.
Kenaikan Permeabilitas dinding pembuluh memungkinkan
molekul-molekul besar (protein) lolos dari pembuluh dan secara osmotic cairan
akan menyertainya.
Obstruksi/ penyumbatan dari saluran limfe menyebabkan
jalan keluar cairan hilang yangmenyebabkan penimbunan cairan (limfedema).
Penurunan konsentrasi protein (Hipoproteinemia), mis :
Sindrom Nefrotik dan penyakit hati lanjut
4. Perdarahan
(Hemorhagi)
Perdarahan adalah keluarnya darah dari system
kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam jaringan atau ruang tubuh atau
disertai keluarnya darah dari tubuh.perdarahan dapat terjadipada kapiler, vena,
arteri atau jantung.Istilah-istilah dalam perdarahan mempunyai nama sesuai
lokasi perdarahan :
Ø Hematoma (penimbunan darah pada jaringan, sering
menonjol seperti suatu tumor)
Ø Hemoperikardium (perdarahan dalam ruang jantung)
Ø Hemototoraks (perdarahan dalam
ruang pleura)
Ø Hemoperitoneum
Ø Hematosalping (perdarahan dalam tuba fallopi)
Ø Hemarthros (perdarahan dalam rongga sendi)Tempat
terjadinya perdarahan.
Kulit, dapat berupa :
Ø Petekie (bercak perdarahan/kecil pada permukaan
kulit/mukosa/organ)yang terjadisecara spontan, biasanya pada kapiler
Ø Ekimosis (bercak perdarahan yang lebih besar dari
petekie)
Ø Purpura (bercak perdarahan yang tersebar luas, besarnya
antara petekie dan ekimosis).
Ø Mukosa.
Ø Serosa.
Ø Selaput rongga sendi
Etiologi Perdarahan
Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah
:
Ø hilangnya integritas dinding pembuluh darah, yang
memungkinkan darah keluar.
Ø Kerusakan pembuluh darah.
Ø Trauma.
Akibat Perdarahan
a.
Perdarahan lokal
: ini berkaitan dengan adanya darah yang keluar dari pembuluh
dalam jaringan dan dapat berkisar dari yang ringan sampai mematikan,
tergantung lokasiperdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak terlalu
mempunyai arti tetapi bila terdapatdi tempat yang salah walaupun volumenya kecil
dapat menimbulkan kematian.
b.
Memar (paling
ringan) : warna biru pada memar berkaitan dengan adanya sel-seldarah merah yang
keluar dan terkumpul dalam jaringan.
c.
Otak :
mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan sampai menimbulkan
kematian.
d.
Pada
cabang-cabang trakeobronkial : penderita dapat tercekik.
e.
Pada kantong
perikardium : tekanan di dalam kantong meninggi dengan cepat waktudarah
tertimbun sehingga pengisian diastolik jantung terganggu menimbulkankematian
akibat tamponade jantung.
f.
Pada rongga
pleura : mengakibatkan volume paru mengecil.
g.
Perdarahan
sistemik : kehilangan darah berkaitan langsung dengan volume darah yangkeluar dari pembuluh, tergantung dari cepat dan
banyaknya perdarahan apakah akut atau kronis :
ü trauma massif : Jika sebagian besar dari volume yang
bersirkulasi hilang makapenderita dapat meninggal dengan perdarahan.
ü Perdarahan interna : perdarahan yang tidak kelihatan
keluar hanya terkumpul dalamrongga tubuh.
ü Pada kehilangan volume darah yang banyak dan cepat
dapat menimbulkan syok olehkarena perfusi dan oksigenasi yang tidak memadai
pada jaringan-jaringan tubuh.
ü Pada kehilangan kronis, sedikit demi sedikit dan
berulang atau terus menerus akanmengakibatkan anemi, (penderita tukak lambung,
tumor ganas yang disertai perdarahan pada penderita hemoroid/wasir).
5.
Infark
Infark adalah nekrosis iskemi setempat. Penyebabnya
antara lain karena sumbatan arterimaupun vena yang tidak selalu terbentu total.
Hal ini dapat pula terjadi pada aterosklerosiskoroner, meskipun hanya terjadi
insufisiensi namun dapat terjadi infark miokard.Apakah daerah iskemik
benar-benar menjadi infark atau tidak bergantung pada berbagai factorlocal dan
sistemik. Misalnya derajat penyumbatan arteri akan lebih mudah ditoleransi
jikaberlangsung lambat, jika kebutuhan metabolism jaringan rendah, dan njika terdapat
sirkulasikolateral (yaitu suplai tambahan pada daerah yang terlibat oleh
cabang-cabang arteri yang berdekatan). Selain itu apapun penyebabnya pengaruh
iskemia akan menjadi lebih buruk jikaoksigen yang diangkut darah berkurang.
Macam-macam infark :
1.
Infark anemik
(pucat), dapat terjadi pada alat tubuh yang padat, seperti ginjal
ataupunJantung.
2.
Infark
hemorhagik, terjadi pada alat tubuh yang mempunyai jaringan linggar,
sepertiparu-paru, usus, hati.
3.
Infark dapat
anemik maupun hemorhagik, misalnya pada otak yang lambat launmelunak dan
menjadi cair sehingga menimbulkan lubang dalam jaringan.
Patogenesis terjadinya Infark
Setelah terjadi oklusi pembuluh, baik arteri maupun
vena akan terjadi hiperemi. Setelahberlangsung beberapa jam stagnasi darah
menyebabkan timbulnya oedem dan perdarahan.Setelah 24 jam pada alat tubuh yang
padat (jantung dan ginjal) akan tampak pucat, saedangkanpada alat tubuh yang
terdiri dari jaringan longgar (paru dan limpa) jaringan yang terkena
tetaphemorhagik sehingga berwarna merah. Setelah beberapa hari, untuk infark
pucat akan nampakkuning putih, berbatas tegas sedangkan infark merah tidak
berubah banyak. Perbatasan daerahinfark dan jaringan normal tidak nyata karena
oedem, hiperemi dan perdarahan. Setelahbeberapa hari sampai beberapa minggu,
bagian yang terkena akan mengalami fibrosis mulaidari tepi ke pusat nekrosis
sehingga infark diganti oleh jaringan parut yang pucat. Bagian
pucatkadang-kadang dapat mencair karena proses lisis yang bila luas akan
membentuk kista, danakhirnya cairan diresorbsi diganti oleh jaringan padat.
Akibat Infark
1.
Rasa nyeri
karena iritasi pada syaraf atau karena radang pada permukaan serosa.
2.
Kadang-kadang
demam dan lekositosis karena nekrosis.
3.
Pada infark paru
terjadi hemoptisis.
4.
Pada infark
ginjal terjadi hematuri.
5.
Pada infark
miokard dapat terjadi rupture ataupun syok cardial.
6.
Bila tejadi pada
jaringan otak dapat terjadi aphasia, kelumpuhan, buta dan kesadaran menurun.
DAFTAR PUSTAKA
http://riasalsabila.wordpress.com/2013/01/12/patologi-gangguan-sirkulasi-darah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar