TUGAS
PATOLOGI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1.
Ardi Dwi Saputra
2.
Desy Afriani
3.
Ika Novriliana
4.
Patimah
5.
Rizka Aprilia
6.
Tri Rahmalia
Kelas
/ Semester : II A / III
Dosen
Pembimbing : Dr asep zainuddin,
Sp.Pk
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI
BANYUASIN
TAHUN AJARAN 2013 / 2014
1.
Apa peran pemeriksaan patologi dalam
penanganan pasien, coba jelaskan beserta contohnya.
Penyelesaian
:
Patologi anatomi mendiagnosis
penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui
pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik
pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan
untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel. Kini, patologi anatomi mulai
mempergunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi
klinis tambahan dari spesimen yang sama. Juga untuk memprediksi, meramalkan kejadian penyakit, misalnya perokok berat
mempunyai kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan perokok.
Dan untuk memperjelas penyebab artinya kejelasan
atau beratnya factor resiko dapat menjadikannya sebagai factor penyebab,
tentunya setelah menghilangkan pengaruh dan factor pengganggu sehingga factor
resiko itu adalah factor penyebab.
2.
Jelaskan definisi
sehat dan sakit.
Penyelesaian :
Pengertian sehat memang perlu kita ketahui bersama. Karena memang kesehatan adalah mahal
harganya. Begitu banyak orang bisa mengerti akan hakekat sehat ketika dirinya
sedang dalam keadaan sakit. Maka mengetahui akan konsep sehat sakit akan
membantu kita dalam mengerti arti penting kesehatan dalam kehidupan kita di
dunia ini.
Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Berikut beberapa pengertian sehat menurut WHO dan beberapa ahli
kesehatan lainnya.
- Definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah bahwasannya sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau pun kelemahan.
- Pengertian sehat menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan yaitu merupakan suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Demikian apa yang dimaksud dengan sehat,
selanjutnya adalah mengetahui akan apa yang dimaksud dengan pengertian sakit.
Ketika kita membicarakan mengebai arti sakit itu sendiri tentunya dalam benak
kita adalah bahwasannya hal tersebut adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh
bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan
gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri
maupun gangguan terhadap keseluruhan fungsi itu sendiri.
Berikut beberapa konsep sakit maupun definisi dari sakit itu sendiri.
Berikut beberapa konsep sakit maupun definisi dari sakit itu sendiri.
- Pengertian sakit adalah merupakan suatu gangguan dari siklus hidup (Imogene King).
- Sakit adalah merupakan ketidak seimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian.
- Kriteria sakit menurut Bauman, 1985 terdiri dari 3 bagian penting yaitu : Adanya gejala. Persepsi tentang keadaan yang dirasakan. Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
Pada saat ini sehat banyak diartikan dalam kadar yang normal atau lazim
yang terjadi pada individu dalam arti bahwa individu tersebut tidak merasakan
keluhan sebaliknya sakit diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim
pada diri seseorang, misalnya adanya keluhan pusing yang tidak tertahankan,
panas, dan sebagainya, sehingga pada saat itu dapat disimpulkan bahwa sehat itu
bukan dari suatu penyakit.
Hubungan antara sehat sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan akan tanda gejala sakit atau kurang sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan pengobatan yang tepat dari ahlinya. Pengertian sehat memang perlu kita ketahui bersama. Karena memang kesehatan adalah mahal harganya. Begitu banyak orang bisa mengerti akan hakekat sehat ketika dirinya sedang dalam keadaan sakit. Maka mengetahui akan konsep sehat sakit akan membantu kita dalam mengerti arti penting kesehatan dalam kehidupan kita di dunia ini.
Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Hubungan antara sehat sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan akan tanda gejala sakit atau kurang sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan pengobatan yang tepat dari ahlinya. Pengertian sehat memang perlu kita ketahui bersama. Karena memang kesehatan adalah mahal harganya. Begitu banyak orang bisa mengerti akan hakekat sehat ketika dirinya sedang dalam keadaan sakit. Maka mengetahui akan konsep sehat sakit akan membantu kita dalam mengerti arti penting kesehatan dalam kehidupan kita di dunia ini.
Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Berikut beberapa pengertian sehat menurut WHO
dan beberapa ahli kesehatan lainnya.
- Definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah bahwasannya sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau pun kelemahan.
- Pengertian sehat menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan yaitu merupakan suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Demikian apa yang dimaksud dengan sehat,
selanjutnya adalah mengetahui akan apa yang dimaksud dengan pengertian sakit.
Ketika kita membicarakan mengebai arti sakit itu sendiri tentunya dalam benak
kita adalah bahwasannya hal tersebut adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh
bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan
gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri
maupun gangguan terhadap keseluruhan fungsi itu sendiri.
Berikut beberapa konsep sakit maupun definisi dari
sakit itu sendiri.
- Pengertian sakit adalah merupakan suatu gangguan dari siklus hidup (Imogene King).
- Sakit adalah merupakan ketidak seimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian.
- Kriteria sakit menurut Bauman, 1985 terdiri dari 3 bagian penting yaitu : Adanya gejala. Persepsi tentang keadaan yang dirasakan. Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
Pada saat ini sehat banyak diartikan dalam kadar
yang normal atau lazim yang terjadi pada individu dalam arti bahwa individu
tersebut tidak merasakan keluhan sebaliknya sakit diartikan suatu keadaan yang
tidak normal atau lazim pada diri seseorang, misalnya adanya keluhan pusing
yang tidak tertahankan, panas, dan sebagainya, sehingga pada saat itu dapat
disimpulkan bahwa sehat itu bukan dari suatu penyakit.
Hubungan antara sehat sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan akan tanda gejala sakit atau kurang sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan pengobatan yang tepat dari ahlinya.
Hubungan antara sehat sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan akan tanda gejala sakit atau kurang sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan pengobatan yang tepat dari ahlinya.
3. Apa yang dimaksud
dengan faktor resiko, coba jelaskan.
FAKTOR RESIKO, pengertian dari faktor
resiko itu adalah karakteristik, tanda atau kumpulan
gejala pada penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistic
berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa
induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat). Dari factor resiko inilah yang
kemudian dijadikan dasar penentuan tindakan pencegahan dan penanggulangan.
Epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi pada
masyarakat atau kelompok masyarakat— bukan induvidu—Kunci dari
ilmu epidemiologi itu adalah ditemukannya penyebab, bisa penyebab penyakit,
bisa penyebab masalah kesehatan atau masalah pelayanan kesehatan.
Penyakit itu sendiri ada yang menular ada juga yang tidak menular. Khusus
penyakit tidak menular yang perlu diketahui pada dasarnya adalah FAKTOR
RESIKOnya.
Pada
awal-awal perkembangan ilmu epidemiologi, lebih dikhususkan pada
penyakit menular, etiologi adalah
kuncinya atau penyebab biologis dari suatu penyakit infeksi, terjadi
karena adanya infeksi mikro organisme (organisme yang sangat kecil)
misalnya virus, bakteri dan lain-lain. Sekarang bukan saja
penyakit menular yang sering terjadi, tetapi juga penyakit-penyakit yang tidak
menular. Sehingga dalam epidemiologi penyakit tidak menular dipakai istilah FAKTOR RESIKO — bukan
etiologi—–karena bukan menyangkut penyakit infeksi.
Penyakit Tidak Menular adalah penyakit kronik atau bersifat
kronik —menahun–alias berlangsung lama, tapi ada juga yg kelangsungannya
mendadak (misalnya saja keracunan), sementara yang berlangsung lama misalnya
penyakit kangker, tubuh yang terpapar unsur kimia dan lain-lian. Penyakit
tidak menular adalah Penyakit non-Infeksi karena penyebabnya bukan
mikroorganisme, namun tidak berarti tidak ada peranan mikroorganime dalam
terjadinya penyakit tidak menular misalnya luka karena tidak diperhatikan bisa
terjadi infeksi.. Penyakit
tidak menular adalah Penyakit degeneratif karena berhubungan dengan
proses degenerasi (ketuaan). Dan
Penyakit Tidak Menular adalah New comminicable disease karena dianggap dapat
menular melalui gaya hidup, gaya hidup dapat menyangkut pola makan, kehidupan
seksual dan komunikasi global. Pengertian-pengertian
dasar ini harus difahami dengan baik. Intinya atau subtansinya dalam
epidemiologi penyakit tidak menular adalah ditemukannya penyebab dalam hal ini
atau yang dipakai adalah istilah ditemukannya FAKTOR RESIKO sebagai faktor
penyebab.
Faktor resiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada
penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistic berhubungan
dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa induvidu lain pada
suatu kelompok masyarakat), seperti yang dijelaskan oleh oleh Simbong SW dalam
epidemiologi penyakit tidak menular, yang di tulis
kembali oleh MN Bustam, 2000. Bapak MN. Bustam adalah dosen
penulis ketika kuliah di FKM-UNHAS
Karakteristik,
tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu dan ditemukan
juga pada induvidu-induvidu yang lain, bisa dirubah, ada juga yang tidak dapat bisa dirubah atau tepatnya
:
Factor resiko yang tidak dapat dirubah misalnya umur dan genetic
Factor resiko yang dapat di rubah misalnya kebiasaan merokok atau latihan
olah raga
Ada juga
karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita pada
induvidu dan ditemukan juga secara tidak stabil pada
individu-induvidu yang lain dalam suatu kelompok masyarakat yaitu
Factor resiko yang dicurigai yaitu factor-faktor yang
belum mendapatkan dukungan sepenuhnya dari hasil-hasil penelitian sebagai
factor resiko misalnya merokok sebagai penyebab kangker rahim
Factor resiko yang telah ditegakkan yaitu factor resiko yang telah
mantap mendapat dukungan ilmiah/penelitian dalam peranannya sebagai factor yang
berperan dalam kejadian sutau penyakit. Misalnya merokok sebagai factor resiko
terjandinya kangker paru
Faktor
resiko juga dapat dilihat dari Karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada
penyakit yang diderita pada induvidu dan induvidu-induvidu lainnya
sebagai factor resiko dalam keadaan angka frekwensi yang kuat dan lemah.
Atau dapat didokumentasikan dengan baik dan didokumentasikan dengan kurang
baik.
Kegunaannya
daripada factor resiko ini, pada dasarnya untuk mengetahui proses terjadinya
penyakit dalam hal ini penyakit tidak menular. Misalnya :
Untuk memprediksi, meramalkan kejadian penyakit, misalnya perokok berat
mempunyai kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan perokok.
Untuk memperjelas penyebab artinya kejelasan atau beratnya
factor resiko dapat menjadikannya sebagai factor penyebab, tentunya
setelah menghilangkan pengaruh dan factor pengganggu sehingga factor
resiko itu adalah factor penyebab.
Untuk mendiagnosa artinya membantu proses diagnose
Kapan suatu factor resiko dapat ditegakkan sebagai factor resiko? Dalam
epidemiologi dapat atau biasa dilakukan dengan memakai konsep kausalitas sebab musebab (hubungan
kausa), menurut para ahli kausalitas ada 8 kriteria (Hill 1965) yaitu
Kekuatan yang dapat dilihat dari adanya resiko relative yang tinggi
Temporal atau menurut urutan waktu, selalunya sebab-musebab mendahului akibat.
Respon terhadap dosis paparan yang dapat menyebabkan penyakit
Reversibilitas dimana paparan yang menurun akan diikuti penurunan
kejadian penyakit
Konsistensi yang diartikan kejadian yang sama akan berulang pada
waktu, tempat dan penelitian yang lain
Biologis atau yang berhubungan dengan fisiologis tubuh
Spesifitas yang dilihat dari satu penyebab menyebabkan satu
akibat
Analogi yang diartikan adanya kesamaan untuk penyebab dan akibat yang serupa.
Menentukan
besar factor resiko dapat
dilakukan dengan menghitung besarnya resiko
relative atau odds rasio. Perhitungan ini berdasarkan perbedaan rate
antara inciden populasi yang terpapar
(Exposure) dengan yang tidak
terpapar (Non Exposure) pada kelompok yang sakit (kasus) dan tidak
sakit (kontrol). Perhitungan ini dikaitkan dengan jenis-jenis metode
penelitian epidemiologi dan bisa juga dengan melihat frekwensi penyakitnya.
Perlu juga
diketahui pengertian factor resiko
dan prognosis. Secara umum dapat
dikatakan bahwa prognosis menujukkan
berapa besar kemungkinan mati akibat dari keadaan sakit. Sedangkan factor resiko adalah berapa besar kemungkinan
sakit dari seorang yang sehat.
Untuk upaya
pencegahan, sebenarnya upaya pencegahan pada penyakit tidak menular praktisnya
hanya ditujukan kepada factor resiko
yang telah diidentifikasi. misalnya pada penyakit stroke dimana
hipertensi dianggap sebagai factor resiko utama, tentunya pencegahannya adalah
menurunkan tekanan darah yang tinggi (hipertensi). Selaian itu ada pendekatan
yang menggabungkan ketiga bentuk pencegahan dengan 4 faktor utama yang
mempengaruhi terjadinya penyakit :
Gaya hidup
(life style)
Lingkungan
(environment)
Biologis
Pelayanan
kesehatan (delivery health)
Misalnya
untuk pencegahan penyakit stroke
dengan hipertensi sebagai Faktor Resiko diatas maka dilakukan intervensi
kepada “gaya hidup” dengan
melakukan reduksi stress, makan makanan yang rendah garam, lemak dan kalori,
olah raga, tidak merokok dan lain-lain. Untuk “lingkungan” dengan menyadari stress akibat kerja. Untuk “biologi” dapat dilihat dari jenis
kelamin riwayat keluarga dalan –lain-lain. Dan yang terakhir “pelayanan kesehatan” dengan
memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan
tensi
Untuk Upaya
pencegahan dengan menggunakan Prinsip upaya pencegahan penyakit lebih baik dari
mengobati tetap juga berlaku untuk penyakit tidak menular, upaya pencegahan
penyakit tidak menular ditujukan kepada faktor
resiko yang telah diidentifikasi. Ada 4 tingkat pencegahan dalam
epidemiologi itu adalah
Pencegahan primordial dimaksudkan untuk memberikan kondisi pada masyarakat
yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya
hidup dan faktor resiko lainnya. Upaya ini sangat komplek, tidak hanya
merupakan upaya dari kesehatan tapi multimitra.
Pencegahan tingkat pertama, meliputi Promosi
kesehatan masyarakat, misalnya : kampanye kesadaran masyarakat, promosi
kesehatan, pendidikan kesehatan masyarakat. Yang lainnya adalah Pencegahan
khusus, misalnya : pencegahan keterpaparan, pemberian kemopreventif
Pencegahan tingkat kedua meliputi Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan
screening. Pencegahan tingkat dua lainya adalah Pengobatan, kemoterapi atau
tindakan bedah
Pencegahan tingkat ketiga meliputi rehabilitasi, misalnya perawatan rumah
jompo, perawatan rumah sakit.
Kesimpulannya yang perlu diketahui dari epidemiologi penyakit tidak
menular dan factor resiko adalah dimulai dari pemahaman tentang
Epidemiologi yaitu ilmu atau dalam ilmu terapan adalah study atau
kajian tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok
masyarakat. Penyakit yang dikaji bisa penyakit menular, bisa
juga penyakit tidak menular. Intinya kajian adalah ditemukan penyebab.
Pada penyakit menular diistilakan dengan ETIOLOGI dan pada penyakit tidak menular di istilahkan dengan FAKTOR RESIKO yaitu karakteristik,
tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu yang mana
secara statistic berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru
berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat). Dari factor
resiko inilah dapat ditentukan tindakan pencegahan dan penanggulangan.
4. Apa yang dimaksud
dengan status kompensasi tubuh terhadap suatu proses penyakit.
Penyelesaian
:
Kompensasi, yaitu tubuh
akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalamtubuh. Di dalam tubuh terdapat
sistem homeostatis/'pengkompensasian' terhadap abnormalitas dalam tubuh
sendiri. Diantaranya adalah sistem buffer, yang salah satu fungsinya ialah
menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Jika terjadi asidosis atau alkalosis maka
akan dihasilkan karbonat ( salah satu buffer ) untuk menetralkan kembali pH
darah yang sangat sensitif dan mempengaruhi sistem tubuh lainnya. Jika
berhasil terkompensasi maka kondisi fisiologis tubuh akan kembali normal tanpa
menujukkan gejala yang berarti namun jika gagal terkompensasi maka akan timbul
berbagai masalah yang dapat berupa gejala penyakit bahkan dapat berakibat
fatal.
5. Faktor2 (interaksi)
apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit.
Penyelesaian
:
Interaksi
diantara ketiga elemen tsb(Agent,Host,environment) terjadi karenaadanya faktor
penentu pada setiap element, yaitu :
1. Agent :
·
jumlahnyabila hidup,konsentrasinya bila tak hidup
·
Infektiviti/patoganitas/virulensi bila hidup dan
toxisitas atau reaktivitas bila tidak hidup
2. Host :
·
derajat kepekaan
·
imunitas terhadap agent hidup, toleransi terhadap
agent mati
·
status gizi,pengetahuan,pendidikan,perilaku
3. Environment:
kualitas dan kuantitas berbagai kompartemen lingkungan yang berupa udara, tanah, air, makanan, perilaku dan higiene perorangan,kualitas dan kuantitas serangga vektor/penyebarpenyakit.
kualitas dan kuantitas berbagai kompartemen lingkungan yang berupa udara, tanah, air, makanan, perilaku dan higiene perorangan,kualitas dan kuantitas serangga vektor/penyebarpenyakit.
AGENT
Agent ini sangat berpengaruh dalam proses terjadinya penyakit. Agent dibagi menjadi 2 macam yaitu agent hidup dan agent tak hidup.
1. AGENT HIDUP
Agent yang terdiri atas benda hidup seperti metazoa, fungi, protozoa, bakteri, rikettsia, dan virus yang menyebabkan penyakit yang bersifat menular.
Agent yang terdiri atas benda hidup seperti metazoa, fungi, protozoa, bakteri, rikettsia, dan virus yang menyebabkan penyakit yang bersifat menular.
v Karakteristik
Agent hidup :
a. Proses deteksi
dan identifikasi penyebab
b. Komposisi
kimia
c. Komposisi
genetik, Enzim
d. Viabilitas
(kemampuan dapat bertahan hidup dan tumbuh kembali)
e. Reservoir:
Suatu mekanisme yang kompleks dalam mempertahankan spesiesnya dan membantu
bertahan hidup di dalam lingkungannya.
f. Sistem
transmisi: Sistem yang membawa/mentranspor agent dari satu host ke host
yanglain.
g. Latensi:
perioda interval waktu yang diperlukan oleh agent untukmenjadiinfektif, sejak
diekskresikan dari tubuh
h. Spesifitas:
Setiap agent hanya dapat menyebabkan satu jenis penyakit
i.
Selektivitas: Agent hidup mempunyai selektivitas atas dasar
waktu dan organ target, sehingga penyakit timbul pada waktu tertentu lebih
banyak daripada biasanya atau terjadi siklus dan juga menyerang organ tertentu
saja.
j.
infektivitas:
kemampuan mikroba untuk masuk ke dalam tubuh host dan berkembangbiak di dalamnya.
k. Patogenitas: Daya suatu mikroorganisme untuk
menimbulkan penyakit pada host.
l.
virulensi: Kesanggupan organisme tertentu untuk
menghasilkan reaksi patologis yang berat yang mungkin dapat menyebabkan
kematian
2. AGENT TIDAK
HIDUP
·
Agent tidak hidup dapat berupa:
a. Zat kimia
yang berasal dari luar tubuh (exogen) terutama banyaknya
zat kimia pencemar lingkungan dan dari dalam tubuh (endogen)seperti metabolit dan hormon
zat kimia pencemar lingkungan dan dari dalam tubuh (endogen)seperti metabolit dan hormon
b. Zat fisis
seperti temperatur, kelembaban, kebisingan, radiasi pengion, radiasi
non-pengion
c. Kekuatan
Mekanis seperti tumbukan pada kecelakaan industri
d. Faktor
fisiologis seperti usia
e. Faktor
psikologis seperti tekanan jiwa akibat hubungan manusia yang tidak selaras
f. Faktor
keturunan
v Karakteristik
agent tak hidup:
a. Identifikasi
b. Dosis
efektif
c. Ekokinetik
d. Farmakokinetik
e. Toxisitas:
kemampuan organisme untuk memproduksi reksi kima yang
toksis oleh substansi kimia yang dibuatnya
toksis oleh substansi kimia yang dibuatnya
f. SistemTransmisi
g. Spesifitas
h. Selektivitas
i.
Reservoir
1. HOST
Faktor penentu yang ada pada host :
Faktor penentu yang ada pada host :
1.
Faktor-faktor yangdibawa atau sudah ada sejak lahir
usia, jenis kelamin, bangsa, keluarga, daya tahan natural
usia, jenis kelamin, bangsa, keluarga, daya tahan natural
2.
faktor-faktor yangdi dapat setelah dilahirkan
·
status kesehatan umum
·
status fisiologis (keadaan fungsi tubuh seseorang)
·
status gizi
·
pengalaman sakit
·
stress atau tekanan hidup
·
kekebalan dan
respons imunologis
2. Karakteristik
Host
1.
Resistensi : Kemampuan dari host untuk bertahan
terhadap suatu infeksi
2.
Immunitas : Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu
respon imunologis,dapat secara alamiah maupun diperoleh, sehingga kebal
terhadap suatu penyakit.
3.
Infectiousness : Potensi host yang terinfeksi untuk
menularkan kuman yangberada alam tubuh manusia kepada manusia dan sekitarnya
3. PerilakuHost
a.
Perilaku dan lingkungan air
Penyakit bawaan air (water borne disease) disebabkan karena perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi air. Kualitas air ditentukan oleh kepercayaandan kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi air.
Penyakit bawaan air (water borne disease) disebabkan karena perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi air. Kualitas air ditentukan oleh kepercayaandan kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi air.
b.
Perilaku dan lingkungan udara
Penyakit bawaan udara (air borne disesase) antara lain disebabkan oleh kurangnya ventilasi di dalam rumah, kepadatan rumah dalam satu kelompok masyarakat, kebiasaan membakar sampah, dan penerapan teknologi yang kurang sempurna dalam pabrik/industri
Penyakit bawaan udara (air borne disesase) antara lain disebabkan oleh kurangnya ventilasi di dalam rumah, kepadatan rumah dalam satu kelompok masyarakat, kebiasaan membakar sampah, dan penerapan teknologi yang kurang sempurna dalam pabrik/industri
c.
Perilaku dan Lingkungan makanan
Makanan berfungsi sebagai media transmisi dan merupakan agent penyakit.
Yang menentukan terjadinya penyakit karena makanan adalah Cara pengolahan makanan yang salah, kebiasaan makan makanan mentah,makanan yang diawetkan, hingga penyimpanan dan penyajian makanan yang tidak higienis.
Makanan berfungsi sebagai media transmisi dan merupakan agent penyakit.
Yang menentukan terjadinya penyakit karena makanan adalah Cara pengolahan makanan yang salah, kebiasaan makan makanan mentah,makanan yang diawetkan, hingga penyimpanan dan penyajian makanan yang tidak higienis.
d.
Perilaku dan lingkungan kerja
Lingkungan kerja mengandung berbagai agent, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor fisis, kimia, biologi dan ergonomi. Selain itu dapat pula terjadi kecelakaan akibat kerja karena adanya mekanisasi dan elektrifikasi sistem kerja.
Lingkungan kerja mengandung berbagai agent, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor fisis, kimia, biologi dan ergonomi. Selain itu dapat pula terjadi kecelakaan akibat kerja karena adanya mekanisasi dan elektrifikasi sistem kerja.
ENVIRONMENT
A. Definisi
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elementersebut, termasuk host yang lain.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elementersebut, termasuk host yang lain.
B. Peran
Lingkungan dalam kesehatan
Lingkungan berperan sebagai media transmisi yang mendukung terjadinya penyakit apabila media/lingkungan itu dapat membawa atau mendekatkan agent pada host.
Lingkungan berperan sebagai media transmisi yang mendukung terjadinya penyakit apabila media/lingkungan itu dapat membawa atau mendekatkan agent pada host.
1.
Media transmisi yang tidak hidup seperti air, udara,
makanan, debu disebutvehicle.Sedangkan yang hidup secara spesifik seperti insekta
atau arthropodadisebutvektor.
2.
Penularan penyakit dapat terjadi karena
ü Fingers atau
tangan yang kotor karena terkontaminasi agent\
ü Flies atau
lalat merupakan media transmisi yang hidup
ü Food atau
makanan
ü field atau
ladang merupakan lingkungan padat atau litosfer dan menyebabkanpenyakit lewat
debu
ü Faeces/tinja
merupakan buangan manusia yang berisi banyak agent.
C.
Karakteristik lingkungan\
1. Topografi :
Situasi lokasi baik yang natural maupun buatan manusia yang mungkin
mempengaruhi terjadinya penyebaran suatupenyakit tertentu.
2. Geografis :
Keadaan yang berhubungan dengan strukur geologi dari bumi yangberhubungan
dengan kejadian penyakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar