Minggu, 06 Oktober 2013

Soal Patologi (share)



TUGAS PATOLOGI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1.     Ardi Dwi Saputra
2.     Desy Afriani
3.     Ika Novriliana
4.     Patimah
5.     Rizka Aprilia
6.      Tri Rahmalia

Kelas / Semester            : II A / III
Dosen Pembimbing       : Dr asep zainuddin, Sp.Pk

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN AJARAN 2013 / 2014
1.      Apa peran pemeriksaan patologi dalam penanganan pasien, coba jelaskan beserta contohnya.
Penyelesaian :
Patologi anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel. Kini, patologi anatomi mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama. Juga untuk memprediksi, meramalkan kejadian penyakit, misalnya perokok berat mempunyai kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan perokok.
Dan untuk memperjelas penyebab artinya kejelasan atau beratnya factor resiko dapat  menjadikannya sebagai factor penyebab, tentunya setelah menghilangkan pengaruh dan factor pengganggu  sehingga factor resiko itu adalah factor penyebab.

2.      Jelaskan definisi sehat dan sakit.
Penyelesaian :
Pengertian sehat memang perlu kita ketahui bersama. Karena memang kesehatan adalah mahal harganya. Begitu banyak orang bisa mengerti akan hakekat sehat ketika dirinya sedang dalam keadaan sakit. Maka mengetahui akan konsep sehat sakit akan membantu kita dalam mengerti arti penting kesehatan dalam kehidupan kita di dunia ini.
Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Berikut beberapa pengertian sehat menurut WHO dan beberapa ahli kesehatan lainnya.
  1. Definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah bahwasannya sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau pun kelemahan.
  2. Pengertian sehat menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan yaitu merupakan suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Demikian apa yang dimaksud dengan sehat, selanjutnya adalah mengetahui akan apa yang dimaksud dengan pengertian sakit. Ketika kita membicarakan mengebai arti sakit itu sendiri tentunya dalam benak kita adalah bahwasannya hal tersebut adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun gangguan terhadap keseluruhan fungsi itu sendiri.

Berikut beberapa konsep sakit maupun definisi dari sakit itu sendiri.
  1. Pengertian sakit adalah merupakan suatu gangguan dari siklus hidup (Imogene King).
  2. Sakit adalah merupakan ketidak seimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian.
  3. Kriteria sakit menurut Bauman, 1985 terdiri dari 3 bagian penting yaitu : Adanya gejala. Persepsi tentang keadaan yang dirasakan. Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
Pada saat ini sehat banyak diartikan dalam kadar yang normal atau lazim yang terjadi pada individu dalam arti bahwa individu tersebut tidak merasakan keluhan sebaliknya sakit diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang, misalnya adanya keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas, dan sebagainya, sehingga pada saat itu dapat disimpulkan bahwa sehat itu bukan dari suatu penyakit.

Hubungan antara sehat sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan akan tanda gejala sakit atau kurang sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan pengobatan yang tepat dari ahlinya.
Pengertian sehat memang perlu kita ketahui bersama. Karena memang kesehatan adalah mahal harganya. Begitu banyak orang bisa mengerti akan hakekat sehat ketika dirinya sedang dalam keadaan sakit. Maka mengetahui akan konsep sehat sakit akan membantu kita dalam mengerti arti penting kesehatan dalam kehidupan kita di dunia ini.

Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Berikut beberapa pengertian sehat menurut WHO dan beberapa ahli kesehatan lainnya.
  1. Definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah bahwasannya sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau pun kelemahan.
  2. Pengertian sehat menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan yaitu merupakan suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Demikian apa yang dimaksud dengan sehat, selanjutnya adalah mengetahui akan apa yang dimaksud dengan pengertian sakit. Ketika kita membicarakan mengebai arti sakit itu sendiri tentunya dalam benak kita adalah bahwasannya hal tersebut adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun gangguan terhadap keseluruhan fungsi itu sendiri.

Berikut beberapa konsep sakit maupun definisi dari sakit itu sendiri.
  1. Pengertian sakit adalah merupakan suatu gangguan dari siklus hidup (Imogene King).
  2. Sakit adalah merupakan ketidak seimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian.
  3. Kriteria sakit menurut Bauman, 1985 terdiri dari 3 bagian penting yaitu : Adanya gejala. Persepsi tentang keadaan yang dirasakan. Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
Pada saat ini sehat banyak diartikan dalam kadar yang normal atau lazim yang terjadi pada individu dalam arti bahwa individu tersebut tidak merasakan keluhan sebaliknya sakit diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang, misalnya adanya keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas, dan sebagainya, sehingga pada saat itu dapat disimpulkan bahwa sehat itu bukan dari suatu penyakit.

Hubungan antara sehat sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan akan tanda gejala sakit atau kurang sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan pengobatan yang tepat dari ahlinya.
3.      Apa yang dimaksud dengan faktor resiko, coba jelaskan.
FAKTOR RESIKO, pengertian dari faktor resiko itu adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistic  berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat). Dari factor resiko inilah yang kemudian dijadikan dasar penentuan tindakan pencegahan dan penanggulangan.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau kelompok masyarakat— bukan induvidu—Kunci dari ilmu epidemiologi itu adalah ditemukannya penyebab, bisa penyebab penyakit, bisa penyebab masalah kesehatan atau masalah pelayanan kesehatan.  Penyakit itu sendiri ada yang menular ada juga yang tidak menular. Khusus penyakit tidak menular yang perlu diketahui pada dasarnya adalah FAKTOR RESIKOnya.
Pada awal-awal perkembangan ilmu epidemiologi,  lebih dikhususkan pada  penyakit menular, etiologi adalah kuncinya atau penyebab  biologis dari suatu penyakit infeksi, terjadi karena adanya infeksi mikro organisme (organisme yang sangat kecil) misalnya  virus, bakteri dan lain-lain. Sekarang bukan saja penyakit menular yang sering terjadi, tetapi juga penyakit-penyakit yang tidak menular. Sehingga dalam epidemiologi penyakit tidak menular dipakai istilah FAKTOR RESIKO — bukan etiologi—–karena bukan menyangkut penyakit infeksi.
Penyakit Tidak Menular adalah penyakit kronik  atau  bersifat kronik —menahun–alias berlangsung lama, tapi ada juga yg kelangsungannya mendadak (misalnya saja keracunan), sementara yang berlangsung lama misalnya penyakit kangker, tubuh yang terpapar  unsur kimia dan lain-lian. Penyakit tidak menular adalah Penyakit non-Infeksi  karena penyebabnya bukan mikroorganisme, namun tidak berarti tidak ada peranan mikroorganime dalam terjadinya penyakit tidak menular misalnya luka karena tidak diperhatikan bisa terjadi infeksi.. Penyakit tidak menular adalah Penyakit degeneratif  karena berhubungan dengan proses degenerasi (ketuaan). Dan Penyakit Tidak Menular adalah New comminicable disease karena dianggap dapat menular melalui gaya hidup, gaya hidup dapat menyangkut pola makan, kehidupan seksual dan komunikasi global. Pengertian-pengertian dasar ini harus difahami dengan baik. Intinya atau subtansinya dalam epidemiologi penyakit tidak menular adalah ditemukannya penyebab dalam hal ini atau yang dipakai adalah istilah ditemukannya FAKTOR RESIKO sebagai faktor penyebab.
Faktor resiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistic  berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat), seperti yang dijelaskan oleh oleh Simbong SW dalam epidemiologi penyakit tidak menular, yang di tulis kembali oleh MN Bustam, 2000. Bapak MN. Bustam adalah dosen penulis ketika kuliah di FKM-UNHAS
Karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu dan ditemukan juga  pada induvidu-induvidu yang lain, bisa dirubah, ada juga yang tidak dapat bisa dirubah atau tepatnya :
Factor resiko yang tidak dapat dirubah misalnya umur dan genetic
Factor resiko yang dapat di rubah misalnya kebiasaan merokok atau latihan olah raga
Ada juga karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita pada induvidu  dan ditemukan juga secara  tidak  stabil pada individu-induvidu yang lain dalam suatu kelompok masyarakat  yaitu
Factor resiko yang dicurigai yaitu  factor-faktor yang belum mendapatkan dukungan sepenuhnya dari hasil-hasil penelitian sebagai factor resiko misalnya merokok sebagai penyebab kangker rahim
Factor resiko yang  telah ditegakkan yaitu factor resiko yang telah mantap mendapat dukungan ilmiah/penelitian dalam peranannya sebagai factor yang berperan dalam kejadian sutau penyakit. Misalnya merokok sebagai factor resiko terjandinya kangker paru
Faktor resiko juga dapat dilihat dari Karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita pada induvidu  dan induvidu-induvidu lainnya sebagai factor resiko  dalam keadaan angka frekwensi yang kuat dan lemah. Atau dapat didokumentasikan dengan baik dan didokumentasikan dengan kurang baik.
Kegunaannya  daripada factor resiko ini, pada dasarnya untuk mengetahui proses terjadinya penyakit dalam hal ini penyakit tidak menular. Misalnya :
Untuk memprediksi, meramalkan kejadian penyakit, misalnya perokok berat mempunyai kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan perokok.
Untuk memperjelas penyebab artinya kejelasan atau beratnya factor resiko dapat  menjadikannya sebagai factor penyebab, tentunya setelah menghilangkan pengaruh dan factor pengganggu  sehingga factor resiko itu adalah factor penyebab.
Untuk mendiagnosa artinya membantu proses diagnose
Kapan suatu factor resiko dapat ditegakkan sebagai factor resiko? Dalam epidemiologi dapat  atau biasa dilakukan dengan memakai konsep kausalitas sebab musebab (hubungan kausa), menurut para ahli kausalitas ada  8 kriteria (Hill 1965) yaitu
Kekuatan yang dapat dilihat dari adanya resiko relative yang tinggi
Temporal atau menurut urutan waktu, selalunya sebab-musebab mendahului akibat.
Respon terhadap dosis paparan yang dapat menyebabkan penyakit
Reversibilitas dimana paparan yang menurun akan diikuti penurunan kejadian penyakit
Konsistensi yang diartikan kejadian yang sama akan berulang pada waktu, tempat dan penelitian yang lain
Biologis atau yang berhubungan dengan fisiologis tubuh
Spesifitas yang dilihat dari satu penyebab menyebabkan satu akibat
Analogi yang diartikan adanya kesamaan untuk penyebab dan akibat yang serupa.

Menentukan besar factor resiko dapat dilakukan dengan menghitung besarnya resiko relative atau odds rasio. Perhitungan ini berdasarkan perbedaan rate antara inciden populasi yang terpapar (Exposure) dengan yang tidak terpapar (Non Exposure) pada kelompok yang sakit (kasus) dan tidak sakit (kontrol). Perhitungan ini dikaitkan dengan jenis-jenis metode penelitian epidemiologi dan bisa juga dengan melihat frekwensi penyakitnya.
http://arali2008.files.wordpress.com/2010/03/kasus-kontrol.jpg?w=300&h=220
http://arali2008.files.wordpress.com/2010/03/kasus-kontrol-2.jpg?w=300&h=87
Perlu juga diketahui pengertian factor resiko dan prognosis. Secara umum dapat dikatakan bahwa prognosis menujukkan berapa besar kemungkinan mati akibat dari keadaan sakit. Sedangkan factor resiko adalah berapa besar kemungkinan sakit dari seorang yang sehat.
Untuk upaya pencegahan, sebenarnya upaya pencegahan pada penyakit tidak menular praktisnya hanya ditujukan kepada factor resiko yang telah diidentifikasi. misalnya pada penyakit stroke dimana hipertensi dianggap sebagai factor resiko utama, tentunya pencegahannya adalah menurunkan tekanan darah yang tinggi (hipertensi). Selaian itu ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk pencegahan dengan 4 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit :
Gaya hidup (life style)
Lingkungan (environment)
Biologis
Pelayanan kesehatan (delivery health)
Misalnya  untuk pencegahan penyakit stroke dengan hipertensi sebagai Faktor Resiko diatas maka dilakukan intervensi kepada “gaya hidup” dengan melakukan reduksi stress, makan makanan yang rendah garam, lemak dan kalori, olah raga, tidak merokok dan lain-lain.  Untuk “lingkungan” dengan menyadari stress akibat kerja. Untuk “biologi” dapat dilihat dari jenis kelamin riwayat keluarga dalan –lain-lain. Dan yang terakhir “pelayanan kesehatan” dengan memberikan pendidikan atau penyuluhan  kesehatan dan  pemeriksaan tensi
Untuk Upaya pencegahan dengan menggunakan Prinsip upaya pencegahan penyakit lebih baik dari mengobati tetap juga berlaku untuk penyakit tidak menular, upaya pencegahan penyakit tidak menular ditujukan kepada faktor resiko yang telah diidentifikasi. Ada 4 tingkat pencegahan dalam epidemiologi itu adalah
Pencegahan primordial dimaksudkan untuk memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Upaya ini sangat komplek, tidak hanya merupakan upaya dari kesehatan tapi multimitra.
Pencegahan tingkat pertama, meliputi  Promosi  kesehatan masyarakat, misalnya : kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan, pendidikan kesehatan masyarakat. Yang lainnya adalah Pencegahan khusus, misalnya : pencegahan keterpaparan, pemberian kemopreventif
Pencegahan tingkat kedua meliputi Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan screening. Pencegahan tingkat dua lainya adalah Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah
Pencegahan tingkat ketiga meliputi rehabilitasi, misalnya perawatan rumah jompo, perawatan rumah sakit.
Kesimpulannya yang perlu diketahui dari epidemiologi penyakit tidak menular dan factor resiko adalah  dimulai dari pemahaman tentang Epidemiologi  yaitu ilmu atau dalam ilmu terapan  adalah study atau kajian tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok masyarakat. Penyakit  yang dikaji  bisa penyakit menular,  bisa juga penyakit tidak menular. Intinya kajian  adalah ditemukan penyebab. Pada penyakit menular diistilakan dengan ETIOLOGI dan pada penyakit tidak menular di istilahkan dengan FAKTOR RESIKO yaitu karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistic  berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat). Dari factor resiko inilah dapat ditentukan tindakan pencegahan dan penanggulangan.

4.      Apa yang dimaksud dengan status kompensasi tubuh terhadap suatu proses penyakit.
Penyelesaian :
Kompensasi, yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalamtubuh. Di dalam tubuh terdapat sistem homeostatis/'pengkompensasian' terhadap abnormalitas dalam tubuh sendiri. Diantaranya adalah sistem buffer, yang salah satu fungsinya ialah menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Jika terjadi asidosis atau alkalosis maka akan dihasilkan karbonat ( salah satu buffer ) untuk menetralkan kembali pH darah yang sangat sensitif dan mempengaruhi sistem tubuh lainnya. Jika berhasil terkompensasi maka kondisi fisiologis tubuh akan kembali normal tanpa menujukkan gejala yang berarti namun jika gagal terkompensasi maka akan timbul berbagai masalah yang dapat berupa gejala penyakit bahkan dapat berakibat fatal.

5.      Faktor2 (interaksi) apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit.
Penyelesaian :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmUarQdE7cqdtgcmhjetnRZzmJz0Ga51T4ceLzfRXPbIWmOLyfGVL7fFgMvFoEF_UkXCMrF4y9K857IIqCfMuUB7bJRNfu8iRSm4EbyMOFld8n8WcjC7NNpClmgb5HHX_Rag0B9-6kdywg/s400/interaksi+manusia+dan+lingkungan.PNG
Interaksi diantara ketiga elemen tsb(Agent,Host,environment) terjadi karenaadanya faktor penentu pada setiap element, yaitu :
1.      Agent :
·         jumlahnyabila hidup,konsentrasinya bila tak hidup
·         Infektiviti/patoganitas/virulensi bila hidup dan toxisitas atau reaktivitas bila tidak hidup
2.      Host :
·         derajat kepekaan
·         imunitas terhadap agent hidup, toleransi terhadap agent mati
·         status gizi,pengetahuan,pendidikan,perilaku
3.      Environment:
kualitas dan kuantitas berbagai kompartemen lingkungan yang berupa udara, tanah, air, makanan, perilaku dan higiene perorangan,kualitas dan kuantitas serangga vektor/penyebarpenyakit.
AGENT

Agent ini sangat berpengaruh dalam proses terjadinya penyakit. Agent dibagi menjadi 2 macam yaitu agent hidup dan agent tak hidup.

1.      AGENT HIDUP
Agent yang terdiri atas benda hidup seperti metazoa, fungi, protozoa, bakteri, rikettsia, dan virus yang menyebabkan penyakit yang bersifat menular.
v  Karakteristik Agent hidup :
a.       Proses deteksi dan identifikasi penyebab
b.      Komposisi kimia
c.       Komposisi genetik, Enzim
d.      Viabilitas (kemampuan dapat bertahan hidup dan tumbuh kembali)
e.       Reservoir: Suatu mekanisme yang kompleks dalam mempertahankan spesiesnya dan membantu bertahan hidup di dalam lingkungannya.
f.       Sistem transmisi: Sistem yang membawa/mentranspor agent dari satu host ke host yanglain.
g.      Latensi: perioda interval waktu yang diperlukan oleh agent untukmenjadiinfektif, sejak diekskresikan dari tubuh
h.      Spesifitas: Setiap agent hanya dapat menyebabkan satu jenis penyakit
i.        Selektivitas: Agent hidup mempunyai selektivitas atas dasar waktu dan organ target, sehingga penyakit timbul pada waktu tertentu lebih banyak daripada biasanya atau terjadi siklus dan juga menyerang organ tertentu saja.
j.         infektivitas: kemampuan mikroba untuk masuk ke dalam tubuh host dan berkembangbiak di dalamnya.
k.       Patogenitas: Daya suatu mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada host.
l.        virulensi: Kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang berat yang mungkin dapat menyebabkan kematian
2.      AGENT TIDAK HIDUP
·         Agent tidak hidup dapat berupa:
a.       Zat kimia yang berasal dari luar tubuh (exogen) terutama banyaknya
zat kimia pencemar lingkungan dan dari dalam tubuh (endogen)seperti metabolit dan hormon
b.      Zat fisis seperti temperatur, kelembaban, kebisingan, radiasi pengion, radiasi non-pengion
c.       Kekuatan Mekanis seperti tumbukan pada kecelakaan industri
d.      Faktor fisiologis seperti usia
e.       Faktor psikologis seperti tekanan jiwa akibat hubungan manusia yang tidak selaras
f.       Faktor keturunan

v  Karakteristik agent tak hidup:
a.       Identifikasi
b.      Dosis efektif
c.       Ekokinetik
d.      Farmakokinetik
e.       Toxisitas: kemampuan organisme untuk memproduksi reksi kima yang
toksis oleh substansi kimia yang dibuatnya
f.       SistemTransmisi
g.      Spesifitas
h.      Selektivitas
i.        Reservoir

1.      HOST
Faktor penentu yang ada pada host :
1.      Faktor-faktor yangdibawa atau sudah ada sejak lahir
usia, jenis kelamin, bangsa, keluarga, daya tahan natural
2.      faktor-faktor yangdi dapat setelah dilahirkan
·         status kesehatan umum
·         status fisiologis (keadaan fungsi tubuh seseorang)
·         status gizi
·         pengalaman sakit
·         stress atau tekanan hidup
·          kekebalan dan respons imunologis

2.      Karakteristik Host
1.      Resistensi : Kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi
2.      Immunitas : Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis,dapat secara alamiah maupun diperoleh, sehingga kebal terhadap suatu penyakit.
3.      Infectiousness : Potensi host yang terinfeksi untuk menularkan kuman yangberada alam tubuh manusia kepada manusia dan sekitarnya

3.      PerilakuHost
a.       Perilaku dan lingkungan air
Penyakit bawaan air (water borne disease) disebabkan karena perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi air. Kualitas air ditentukan oleh kepercayaandan kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi air.
b.      Perilaku dan lingkungan udara
Penyakit bawaan udara (air borne disesase) antara lain disebabkan oleh kurangnya ventilasi di dalam rumah, kepadatan rumah dalam satu kelompok masyarakat, kebiasaan membakar sampah, dan penerapan teknologi yang kurang sempurna dalam pabrik/industri
c.       Perilaku dan Lingkungan makanan
Makanan berfungsi sebagai media transmisi dan merupakan agent penyakit.
Yang menentukan terjadinya penyakit karena makanan adalah Cara pengolahan makanan yang salah, kebiasaan makan makanan mentah,makanan yang diawetkan, hingga penyimpanan dan penyajian makanan yang tidak higienis.
d.      Perilaku dan lingkungan kerja
Lingkungan kerja mengandung berbagai agent, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor fisis, kimia, biologi dan ergonomi. Selain itu dapat pula terjadi kecelakaan akibat kerja karena adanya mekanisasi dan elektrifikasi sistem kerja.

ENVIRONMENT

A.    Definisi
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elementersebut, termasuk host yang lain.

B.     Peran Lingkungan dalam kesehatan
Lingkungan berperan sebagai media transmisi yang mendukung terjadinya penyakit apabila media/lingkungan itu dapat membawa atau mendekatkan agent pada host.
1.      Media transmisi yang tidak hidup seperti air, udara, makanan, debu disebutvehicle.Sedangkan yang hidup secara spesifik seperti insekta atau arthropodadisebutvektor.
2.      Penularan penyakit dapat terjadi karena
ü  Fingers atau tangan yang kotor karena terkontaminasi agent\
ü  Flies atau lalat merupakan media transmisi yang hidup
ü  Food atau makanan
ü  field atau ladang merupakan lingkungan padat atau litosfer dan menyebabkanpenyakit lewat debu
ü  Faeces/tinja merupakan buangan manusia yang berisi banyak agent.

C.    Karakteristik lingkungan\
1.      Topografi : Situasi lokasi baik yang natural maupun buatan manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya penyebaran suatupenyakit tertentu.
2.      Geografis : Keadaan yang berhubungan dengan strukur geologi dari bumi yangberhubungan dengan kejadian penyakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar