FISIOLOGI
SISTEM PERSARAFAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK 3
ANGGOTA :
1.
HENGKY (1108.0425) 9. MASITOH (1108.0437)
2.
RANGGA SAPUTRA (1108.0448) 10. LUTHFA LIDYA (1108.0435)
3. REZA KURNIAWAN (1108.0450) 11.MEISI PABERIA (1108.0438)
4. JENWARI (1108.0431) 12.HAZA SEPTARINA (1108.0424)
5.
IMAM SAPUTRA (1108.0428) 13. NURLISA (1108.0445)
6.
FITRIANI (1108.0422) 14.
MESSY (1108.0439)
7.
PATIMAH (1108.0447) 15.
NUR HIDAWATI (1108.0444)
8. FLORESTA RENI P. (1108.0423) 16.
DEA WULANDARI (1108.0412)
17.
NUR ANNISA A. (1108.0443)
DOSEN
PENGASUH : Ns. EDWIN ALDRIN SAPUTRA, S.Kep
AKADEMI
KEPERAWATAN
PEMERINTAH
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN
AKADEMIK 2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Susunan
sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan
sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai antara reseptor
dan efektor. Reseptor adalah ujung-ujung saraf penerima rangsangan. Reseptor
terdapat pada alat indera. Efektor adalah sel saraf yang mengirimkan tanggapan
atas rangsang. Rangsangan (impuls) menyebabkan terjadinya perubahan
dalam tubuh atau bagian tubuh. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh. Indra
penerimanya disebut reseptor luar ekteroreseptor). Rangsangan dari dalam tubuh
sendiri dapat berupa rasa lapar. Indra penerimanya disebut reseptor dalam
(interoreseptor).
Pada
tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas
sebuah neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih sangat sederhana, dengan
susunan sistem saraf yang demikian ternyata hewan mampu menanggapi berbagai
perubahan di lingkungannya.
Otak
dibagi menjadi medula oblongata, pons, otak tengah, serebelum, hipotalamus,
talamus dan serebrum. Atau secara embriologis mylencephalon (terdiri dari
banyak traktus dan beberapa nukleus nervus kranialis, serta formatio
retikularis), metencephalon (pons dan serebelum serta formatio retikularis),
mesencephalon (tectum, tegmentum terdiri dari formatio retikularis, aquaduktus
serebralis, subtansia nigra dan red nucleus), diencephalon (talamus dan
hipotalamus).
I.2 Tujuan
Adapun tujuan
dibuatkannya makalah ini yaitu:
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi fisiologi tubuh manusia
- Untuk mengetahui fisiologi sistem persarafan
- Untuk mengetahui fisiologi susunan saraf pusat
- Untuk mengetahui trend dan isu terbaru tentang fisiologi sistem persarafan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Landasan Teori
Sistem saraf
terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk
suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun
dari badan sel, dendrit, dan akson.
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan
sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel neoroglia.
Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem
saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan
kepusat susunan saraf dan sebaliknya.
Sel neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Badan sel
yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu.
2. Dendrit
merupakan lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi)
menuju ke badan sel dan
3. Akson,
berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 bagian:
1. Neuron
sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan
dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel
saraf lainnya.
2. Neuron
Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima
impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
3. Neuron
konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu
dengan yang lainnya.
4. Neuron
ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron
motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks
adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari.
Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron
motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks
otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks
tulang belakang.
Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan
cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak
disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang.(Idel,antoni.2000:210-215)
Jaringan saraf
terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu
sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang merupakan
pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong
(neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf
pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron
dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang
belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Untuk
mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu
sifat-sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil,
untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan
invertebrat seperti cumi-cumi dan lain-lain.
Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat
ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada akson tersebut.
(Kartolo,wulangi.S.1993:208-212)
Berbagai
bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut
saraf, plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah
sel saraf baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah
serabut eferen, serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah
akson dari sel saraf motorik dan sensorik.
Apabila
rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran
akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan
tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang
menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang
permiabel terhadap K+.
Depolarisasi
yang timbul hanya paba bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal.
Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup
kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang
membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian
membran tersebut akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan
penjalaran impuls.Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang terjadi akibat
adanya rangsangan.(Isnaeni,wiwid.2006:61-71)
II.2 Trend an Isu
Demam,
sakit kepala, kaku kuduk, sakit tenggorokan dan muntah (yang seringkali terjadi
setelah kelainan sistem pernafasan) merupakan gejala awal yang utama dan meningitis.
Kaku kuduk bukan hanya terasa sakit, tetapi penderita tidak dapat atau
merasakan nyeri ketika dagunya di tundukkan atau di sentuhkan ke dadanya.
Penderita
dewasa menjadi sangat sakit dalam waktu 24 jam, sedangkan anak-anak lebih
cepat. Anak yang lebih tua dan dewasa dapat menjadi mudah tersinggung linglung
dan sangat mengantuk. Bisa berkembang menjadi stupro, koma dan akhirnya
meninggal.
Infeksi
menyebabkan pembengkakan jaringan otak dan menghalangi aliran darah, sehingga
timbul gejala-geiala stroke (termasuk kelumpuhan). Beberapa penderita mengalami
kejang.
Sindroma
Waterhouse-Friderichsen merupakan infeksi oleh Neisseria meningitidis yang
berkembang dengan cepat, dengan gejala berupa diare hebat, muntah, kejang,
perdarahan internal, tekanan darah rendah, syok, yang seringkali berakhir
dengan kematian.
Pada
anak-anak yang berusia sampai 2 tahun, meningitis biasanya menyebabkan demam,
gangguan makan, muntah, rewel, kejang dan menangis dengan nada tinggi (high
pitch cry). Kulit diatas ubun-ubun menjadi tegang dan ubun-ubun bisa menonjol.
Aliran cairan di sekeliling otak bisa mengalami penyumbatan menyebabkan
pelebaran tengkorak (keadaan yang disebut hidrosefalus). Bayi yang berusia
dibawah 1 tahun tidak mengalami kaku kuduk.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN
III.1.1 Fisiologi Sel Saraf dan Potensial
Aksi
Neuron atau sel saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel
penyusun sisem saraf. Neuron merupakan sel fungsional pada system saraf, yang
bekerja dengan cara menghasilkan potensi aksi dan menjalarkan impuls dari satu
sel
ke sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam
memindahkan informasi dan dalam melaksanakan fungsi kendali koordinasi tubuh.
Dalam
menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel
glia merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai
pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi
penjalaran impuls. Dalam otak manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar
daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia dan neuron ialah
10;1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar
neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang
zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah
satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah
satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung
yang disebut selubung mielin.
Ditinjau
dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron
motorik, sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang
berfungsi untuk membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat
saraf (otak dan sumsum tulang belakang atau medulla spinalis). Neuron motorik
ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi
(perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat
di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik.
Ketiga jenis neuron terseut tersusun secara khusus sehingga mampu menanggapi
berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam
maupun luar tubuh. Susunan fungsional dari ketiga jenis neuron tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : (Wiwi Isnaeni (2006))
Gambar.
III.1 Susunan khas neuron sensorik,
motorik, dan interneuron pada hewan
|
|
Neuron mempunyai bentuk dan ukuran yang
sangat bervariasi. Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu neuron unipolar, bipolar, dan multipolar. Pada invertebrate,
badan sel saraf biasanya berukuran kecil (diameter < 0,1 mm) dan ketebalan
serabut saraf < 0,01 mm. macam-macam bentuk neorun a. Neuron sensoris b.
neuron pada serebellum mamalia, c. neuron motorik pada invertebrate
|
Setiap sel saraf memiliki badan sel
( soma), dendrit, dan akson. Badan sel merupakan bagian utama dari neuron,
memiliki inti sel, dan sejumlah organel lain seperti mitokondria, reticulum
endoplasma, dan apparatus Golgi. Badan sel juga berfungsi sebagai tempat
sintesis neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang penting untuk membantu
penjalaran impulsmelintasi sinaps. Dari badan sel tampak sejumlah penonjolan
sitoplasmik ke arah luar, membentuk struktur yang disebut dendrite dan akson.
Dendrit merupakan tonjolan
sitoplasmik yang muncul dari badan sel saraf, berukuran pendek (kurang dari
ssatu mm), berjumlah banyak, dan bercabang-cabang. Dendrit berfungsi sebagai
penerima rangsangan dan membawanya ke badan sel. Akson ialah tonjolan
sitoplaasmik yang muncul dari badan sel saraf, berfungsi menjalarkan impuls ke
ujung akson. Dibandingkan dengan tonjolan sitoplasmik lainnya, akson berukuran
paling panjang, dengan ujung sangat bercabang-cabang. Akson ada yang dilapisi
oleh selubung mielin dan ada yang tidak.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel
saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk
mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit,
dan akson. (Venasaphenamagna
(2012))
1.
Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian
yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan
dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti
sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel.
Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis
protein.
2.
Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf
pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel.
Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3.
Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat
benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi
untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh
sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan
makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah
luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier
dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu: (Venasaphenamagna
(2012))
1. Sel saraf sensorik, adalah sel
saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik, adalah sel saraf
yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar.
Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang
belakang.
3. Sel saraf penghubung, adalah sel
saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel
saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang
dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
III.1.2 Fisiologi Susunan Saraf Pusat
III.1.2.1 Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik
dorsalis (posterior ) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsl
ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf
tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik ), membawa informasi
kekorda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui sarar aferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebralis
tempat munculnya saraf tersebut : (Venasaphenamagna
(2012))
- Saraf servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
- Saraf torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
- Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
- Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
- Saraf koksigis, 1 pasang
Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian
ventral ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut
pleksus, dengan demikian terbentuk Pleksus : (Venasaphenamagna (2012))
- Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang menyarafi diaframa.
- Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
- Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan abdomen
- Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah
- Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah, bokong, dan regia perineal.
- Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia koksigeas.
III.1.2.2 Saraf-Saraf Kranial
Saraf-sarafkranial
berdasarkan jenis dan fungsinya : (Venasaphenamagna (2012))
No
|
Nama
|
Jenis
|
Fungsi
|
1
|
Olfaktori
|
Sensori
|
Menerima
rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai
sensasi bau.
|
2
|
Optik
|
Sensori
|
Menerima
rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai
persepsi visual.
|
3
|
Okulomotor
|
Motorik
|
Menggerakkan
sebagian besar otot mata.
|
4
|
Troklear
|
Motorik
|
Menggerakkan
beberapa otot mata.
|
5
|
Trigeminal
|
Gabungan
Sensori dan Motorik
|
Menerima
rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan.
Menggerakkan
rahang.
|
6
|
Abdusen
|
Motorik
|
Abduksi
mata.
|
7
|
Fasial
|
Gabungan
Sensori dan Motorik
|
Menerima
rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi
rasa.
Mengendalikan
otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
|
8
|
Vestibulokoklear
|
Sensori
|
Sensori
sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori
koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara.
|
9
|
Glosofaringeal
|
Gabungan
Sensori dan Motorik
|
Gabungan
Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
Motorik:
Mengendalikan organ-organ dalam
|
10
|
Vagus
|
Gabungan
Sensori dan Motorik
|
Gabungan
Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik:
Mengendalikan organ-organ dalam
|
11
|
Aksesori
|
Motorik
|
Mengendalikan
pergerakan kepala
|
12
|
Hipoglosal
|
Motorik
|
Mengendalikan
pergerakan lidah
|
III.1.2.3 Otak
Otak merupakan alat tubuh yang
sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak
terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat
badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum),
dan batang otak.
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak
besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan
kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak
belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak
besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu
dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu
belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil
berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot
ketika seseorang akan melakukan kegiatan.
Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang
otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung
antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan
atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan
dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar
berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah
mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu
tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari. (Venasaphenamagna (2012))
III.1.2.4 Sirkulasi
Otak
Sirkulasi otak dapat dibagi menjadi sirkulasi anterior (carotid) dan
posterior (vertebrobasiler), yang bertemu di dasar otak melalui sistem
anastomose yang membentuk sirkulus Willisi. (Venasaphenamagna (2012))
III.1.2.4.1 Sirkulasi Anterior
Arteri carotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri
carotis sinistra berasal langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar
vertebrae cervical keempat, arteri carotis communis terbagi menjadi arteri
carotis eksterna, yang mensuplai wajah dan scalp, dan arteri carotis interna,
yang mensuplai sirkulasi intracranial.
Arteri carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1), petrosus
(C2), intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus meningeohipofiseal
berasal dari carotis intrakavernosa dan memberikan percabangan yang mensuplai
kelenjar pituitari dan basal meningeal. Setelah keluar dari sinus kavernosus,
ICA menembus lapisan dura untuk membentuk segmen supraklinoid, yang akan
memanjang hingga bifurcartio carotis. Cabang intradura yang pertama adalah
arteri ophtalmica, yang mensuplai aliran darah ke orbita dan merupakan sumber
potensial dari sirkulasi kolateral.
Cabang carotis berikutnya, arteri comunicans posterior (PCoA),
menghubungkan sirkulasi anterior dan posterior. Biasanya terdapat tujuh cabang
dari bagian medial arteri ini, yang akan mensuplai batang otak sebelah lateral
dan bagian inferior basal ganglia.
Arteri choroidal anterior (AChoA) bermula pada 2-4 mm distal dari PCoA dan
merupakan cabang besar yang terakhir sebelum bifurcatio. Arteri ini mensuplai
jalur penglihatan (traktus opticus, lateral geniculate body, radiatio opticus),
sebagian basal ganglia, dan jalur kortikospinal. Oklusi dari AChoA dapat
menyebabkan defisit berupa hemiplegi dan hemianopsian atau tidak ada defisit
sama sekali.
Setelah AChoA, ICA akan bercabang untuk membentuk arteri cerebral anterior
(ACA) dan arteri cerebral media (MCA). Bagian dari ACA diantara percabangan ICA
dan arteri comunicans anterior (ACoA) merupakan segmen A1 dari ACA. Segmen ini
akan bercabang menuju kapsula interna, thalamus, dan hipothalamus.
ACoA menghubungkan dua ACA dan menentukan lokasi dimana A1 menjadi arteri
cerebral anterior distal (A2). Cabang dari ACoA mensuplai hipothalamus
anterior. Cabang terbesar dari area ACA/ACoA adalah arteri recuren Heubner,
yang mensuplai anterior dari basal ganglia dan kapsula interna.
Arteri cerebral anterior distal (A2) berjalan superior dan posterior dari
ACoA, didalam fissura interhemisfer, dan membagi diri menjadi arteri
pericallosal dan arteri callosomarginal didekat genu dari corpus callosum. A2
dan cabangnya mensuplai bagian medial dari lobus frontalis dan parietalis.
Segmen pertama dari MCA (M1) berjalan dari percabangan ICA menuju
percabangan MCA dalam fissura Sylvii. Arteri lenticulostriata lateralis dan
media berasal dari segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal M1
dan mensuplai basal ganglia serta terutama bagian superior kapsula interna.
Pada fissura Sylvii, MCA berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada
titik inilah sebagian besar aneurysma MCA terjadi. Segmen M2 keluar dari
fissura Sylvii dan menyebar pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian
lateral dari lobus frontal, parietal, occipital, dan temporal. (Venasaphenamagna (2012))
III.1.2.4.2 Sirkulasi Posterior
Arteri vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri subclavia.
Setelah keluar dari sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan beberapa cm
sebelum masuk kedalam foramen intervertebralis dari C6. Setelah itu ia akan
berjalan sepanjang foramen dari C6 hingga C1 dan melewati bagian superior dari
arcus C1 dan menembus membran atlantooccipital dan masuk kedalam rongga kepala.
Saat berjalan kearah ventral dan superior, ia memberikan cabang arteri
cerebellar inferior posterior (PICA) sebelum akhirnya bersatu dengan VA dari
arah yang berlawanan pada pertengahan bagian ventral dari pontomedulary
junction untuk membentuk arteri basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk
dua arteri cerebral posterior pada pontomesencephalic junction. Hubungan menuju
sirkulasi anterior melalui PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.
PICA merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior (vertebrobasiller)
dan mensuplai medulla vermis inferior, tonsil, dan bagian inferior hemisfer
cerebellum. PICA juga sangat erat kaitannya dengan saraf kranial ke 9, 10, dan
11.
Arteri
cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya bermula dari distal dari
vertebrobasilary junction setinggi pontomedullary junction, mensuplai pons,
pedunculus cerebellar media, dan bagian tambahan cerebellum. Selain itu AICA
juga terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan 8.
Arteri cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan
basilaris, dan mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas
cerebellum. Cabang dari SCA akan membentuk anastomose dengan cabang dari PICA
dan IACA pada hemisfer cerebellum dan merupakan sumber potensial dari aliran
kolateral.
Arteri cerebralis posterior (PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan
mensuplai otak tengah bagian atas, thalamus posterior, bagian posteromedial
lobus temporalis, dan lobus occipitalis.
Sirkulus Willisi merupakan sirkulasi kolateral antara pembuluh darah
intrakranial. Terpisah dari kolateral ophtalmicus, terdapat beberapa tempat
anastomose lain antara pembuluh darah ekstra dan intrakranial, mencakup
anastomose melalui arteri sphenopalatina, arteri dari foramen rotundum dan cabang
kecil yang biasanya ada pada tulang petrosus. Arteri utama yang mensuplai dura
adalah arteri meningea media dan cabang ascending arteri pharyngeal, cabang
dari sirkulasi eksternal. Terkadang dapat terbentuk anastomose antara dura dan
permukaan korteks. Sebagai tambahan, hubungan antara carotis dan
vertebrobasillar dapat terjadi. (Venasaphenamagna
(2012))
III.1.2.5 Tingkat
Kesadaran dan GCS
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon
seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan
menjadi :
- Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
- Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
- Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
- Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
- Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
- Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari
berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti
keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan
tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.
Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya
hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan
tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas
(kecacatan) dan mortalitas (kematian).
Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal
dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari
vital sign.
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai
respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal
yaitu reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan
dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.
Eye (respon
membuka mata) :
(4) : spontan
(3) : dengan
rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan
rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada
respon
Verbal (respon
verbal) :
(5) : orientasi
baik
(4) : bingung,
berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan
waktu.
(3) : kata-kata
saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu
kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : suara
tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada
respon
Motor (respon
motorik) :
(6) : mengikuti
perintah
(5) :
melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
(4) : withdraws
(menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi
rangsang nyeri)
(3) : flexi
abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi
saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi
abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal
& kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada
respon
Hasil
pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…
Selanjutnya
nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6
dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Jika
dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS : 14 – 15 =
CKR (cidera kepala ringan)
GCS : 9 – 13 =
CKS (cidera kepala sedang)
GCS : 3 – 8 =
CKB (cidera kepala berat)
III.2 Tren
dan Isu Terbaru
Penyakit Meningitis
Salah satu gangguan dari sistem persarafan adalah Meningitis. Meningitis adalah peradangan
membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Peradangan dan infeksi
meninges adalah sering hidup mengancam kondisi medis seperti itu dapat
mengakibatkan otak infeksi dan infeksi aliran darah atau septicaemia yang dapat
berakibat fatal.
Meningitis mungkin disebabkan oleh bakteri atau virus. Meningitis virus
biasanya lebih umum dan menjalankan kursus lebih ringan sementara meningitis
bakteri adalah darurat medis.(dr. Ananya Mandal. MD)
(gambar. III. 3 Gangguan
meningitis.Oleh Mikael Häggström, melalui Wikimedia Commons.)
Bakteri meningitis gejala
Bakteri meningitis adalah bentuk yang lebih serius
dari kondisi. Gejala mulai tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Meningitis umumnya
mempengaruhi anak-anak dan orang tua tapi dapat mempengaruhi semua kelompok
umur. (dr. Ananya Mandal. MD)
Gejala peringatan awal
Beberapa gejala peringatan awal termasuk:
- tubuh sakit dan otot sakit di kaki dan sendi
- menggigil dan dingin tangan dan kaki
- kebiruan bibir dan kulit pucat
- demam tinggi
Gejala awal
Gejala awal bakteri meningitis meliputi: (dr.
Ananya Mandal. MD)
- merasa umumnya tidak sehat
- sakit kepala parah tak henti-hentinya
- demam biasanya sangat tinggi
- mual dan muntah
Kemudian gejala
Sebagai penyakit berlangsung gejala termasuk: (dr.
Ananya Mandal. MD)
- kantuk
- kebingungan
- kejang atau cocok
- mampu untuk mentolerir terang lampu (ketakutan dipotret)-ini kurang umum pada anak-anak
- kaku leher-kurang umum pada anak-anak - leher menjadi kaku dan sulit untuk menekuk leher ke depan
- Laju pernapasan cepat, detak jantung cepat, tekanan pernapasan, mengubah keadaan mental (kebingungan dan delirium), urin miskin output dan tekanan darah sangat rendah-ini adalah gejala dari septicaemia dan shock
- merah ruam jerawat yang karakteristik dan tidak memudar atau mengubah warna bila ditekan dengan segelas slide. Hal ini tidak selalu hadir - ruam sangat sugestif dari meningococcal septicaemia dan harus mengarah pada pengobatan mendesak dan rujukan
- Kernig's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada meluruskan lutut dengan pinggul dilipat - ini mendeteksi kembali kekakuan dan karakteristik meningitis
- Brudzinski's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada membungkuk kepala ke depan dengan pinggul dilipat
- fokus kelumpuhan dan defisit neurologis dan abnormal murid
Bakteri meningitis gejala pada
anak-anak
Anak-anak dan bayi memiliki beberapa gejala yang
berbeda yang menunjukkan meningitis. Ini termasuk: (dr. Ananya Mandal. MD)
- gejala awal yang lekas marah dan penolakan diadakan atau makan
- menjadi floppy dan tidak responsif
- bayi mungkin kaku dengan gerakan mengocok
- tidak biasa menangis, menangis melengking atau tidak biasa mengerang
- muntah dan menolak feed
- kulit pucat dan jerawat
- ekspresi menatap
- sangat mengantuk atau mengantuk dengan keengganan untuk bangun
- pembengkakan lembut bagian di atas kepalanya disebut fontanelle
Gejala virus meningitis
Virus meningitis lebih umum daripada bakteri
meningitis. Penyakit muncul banyak seperti flu dan mungkin memiliki gejala yang
lebih ringan. (dr. Ananya Mandal. MD)
Gejala umum
Gejala virus meningitis meliputi: (dr. Ananya
Mandal. MD)
- sakit kepala
- demam
- umumnya tidak merasa sangat baik
Gejala yang lebih parah
Dalam kasus-kasus yang lebih parah virus meningitis
gejala mungkin: (dr. Ananya Mandal. MD)
- mual dan muntah
- kekakuan leher
- nyeri otot atau joint
- diare
- ketakutan dipotret (kepekaan terhadap cahaya)
BAB IV
PENUTUPAN
IV.1 Kesimpulan
Sistem saraf
pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem saraf sadar dan sistem
saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar dibedakan lagi menjadi sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan
sistem koordinasi. Pada bagian ini Anda akan mempelajari fungsi dan penyusun
sistem saraf pusat.
Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai antara reseptor
dan efektor. Reseptor adalah ujung-ujung saraf penerima rangsangan. Reseptor
terdapat pada alat indera. Efektor adalah sel saraf yang mengirimkan tanggapan
atas rangsang. Rangsangan (impuls) menyebabkan terjadinya perubahan
dalam tubuh atau bagian tubuh. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh. Indra
penerimanya disebut reseptor luar ekteroreseptor). Rangsangan dari dalam tubuh
sendiri dapat berupa rasa lapar. Indra penerimanya disebut reseptor dalam
(interoreseptor).
Pada tingkat
yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah
neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih sangat sederhana, dengan susunan
sistem saraf yang demikian ternyata hewan mampu menanggapi berbagai perubahan
di lingkungannya.
Berdasarkan
uraian singkat diatas maka perlu untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan
percobaan sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks.
Otak adalah
pusat koordinasi yang paling utama. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai
pengatur gerak refleks tubuh, mengantar impulse saraf ke dan dari otak.
Sistem syaraf , bersama dengan sistem endokrin, mengurus sebagian besar
pengaturan fungsi tubuh. Pada umumnya sistem syaraf ini mengatur aktivitas
tubuh yang cepat , misalnya kontraksi otot , perubahan viseral yang berlangsung
dengan cepat , dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Otak dibagi
menjadi medula oblongata, pons, otak tengah, serebelum, hipotalamus, talamus
dan serebrum. Atau secara embriologis mylencephalon (terdiri dari banyak
traktus dan beberapa nukleus nervus kranialis, serta formatio retikularis),
metencephalon (pons dan serebelum serta formatio retikularis), mesencephalon
(tectum, tegmentum terdiri dari formatio retikularis, aquaduktus serebralis,
subtansia nigra dan red nucleus), diencephalon (talamus dan hipotalamus).
IV.2 Saran
Demikian yang
dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak
berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatann-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
Daftar pustaka
Syafirudin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
Salemba
Medika
Syafirudin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
Salemba
Medika
(Irwanto
Sumantri (2008)). Sistem Saraf,
dikutip dari
http://www.slideshare.net/irwanto/sistem-sara1-f-presentation, (diakses pada
tanggal 16 Desember 2012)
(diakses pada
tanggal 16 Desember 2012)
(Yadi Mulyadi). Sistem Saraf, dikutip dari
http://yadimulyadiemulsi.blogspot.com/p/sistem
LAMPIRAN
Neuron
atau Sel Saraf
Neuron atau sel saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel
penyusun sisem saraf. Neuron merupakan sel fungsional pada system saraf, yang
bekerja dengan cara menghasilkan potensi aksi dan menjalarkan impuls dari satu
sl ke sel berikutnya. Pembentukan potensi aksi merupakan cara yang dilakukan
sel saraf dalam memindahkan informasi. Pembentukan potensial aksi juga
merupakan cara yang dilakukan oleh system saraf dalam melaksanakan fungsi
kendali dan koordinasi tubuh.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel glia merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran impuls. Dalam otak manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia dan neuron ialah 10;1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut selubung mielin.
Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motorik, sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik. Ketiga jenis neuron terseut tersusun secara khusus sehingga mampu menanggapi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar tubuh. Susunan fungsional dari ketiga jenis neuron tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel glia merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran impuls. Dalam otak manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia dan neuron ialah 10;1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut selubung mielin.
Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motorik, sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik. Ketiga jenis neuron terseut tersusun secara khusus sehingga mampu menanggapi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar tubuh. Susunan fungsional dari ketiga jenis neuron tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Susunan khas neuron sensorik,
motorik, dan interneuron pada hewan
|
Neuron mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi.
Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron
unipolar, bipolar, dan multipolar. Pada invertebrate, badan sel saraf biasanya
berukuran kecil (diameter < 0,1 mm) dan ketebalan serabut saraf < 0,01
mm.
macam-macam bentuk neorun a. Neuron sensoris
b. neuron pada serebellum mamalia, c. neuron motorik pada invertebrata
d. Neuron bermielin
Setiap sel saraf memiliki badan sel ( soma), dendrit, dan
akson. Badan sel merupakan bagian utama dari neuron, memiliki inti sel, dan sejumlah
organel lain seperti mitokondria, reticulum endoplasma, dan apparatus Golgi.
Badan sel juga berfungsi sebagai tempat sintesis neurotransmitter, yaitu
senyawa kimia yang penting untuk membantu penjalaran impulsmelintasi sinaps.
Dari badan sel tampak sejumlah penonjolan sitoplasmik ke arah luar, membentuk
struktur yang disebut dendrite dan akson.
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasmik yang muncul dari badan sel saraf, berukuran pendek (kurang dari ssatu mm), berjumlah banyak, dan bercabang-cabang. Dendrit berfungsi sebagai penerima rangsangan dan membawanya ke badan sel. Akson ialah tonjolan sitoplaasmik yang muncul dari badan sel saraf, berfungsi menjalarkan impuls ke ujung akson. Dibandingkan dengan tonjolan sitoplasmik lainnya, akson berukuran paling panjang, dengan ujung sangat bercabang-cabang. Akson ada yang dilapisi oleh selubung mielin dan ada yang tidak.
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasmik yang muncul dari badan sel saraf, berukuran pendek (kurang dari ssatu mm), berjumlah banyak, dan bercabang-cabang. Dendrit berfungsi sebagai penerima rangsangan dan membawanya ke badan sel. Akson ialah tonjolan sitoplaasmik yang muncul dari badan sel saraf, berfungsi menjalarkan impuls ke ujung akson. Dibandingkan dengan tonjolan sitoplasmik lainnya, akson berukuran paling panjang, dengan ujung sangat bercabang-cabang. Akson ada yang dilapisi oleh selubung mielin dan ada yang tidak.
FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN
Fungsi Sel
saraf dan Potensial Aksi
Sistem saraf
terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk
suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun
dari badan sel, dendrit, dan akson.
1. Badan sel
Badan sel
saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan
sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi,
lisosom, dan badan sel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit
adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson
disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput
mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat
jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann
yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit
dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus
oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga
macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf
sensorik
adalah sel
saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf
motorik
adalah sel
saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan
kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum
tulang belakang.
3. Sel saraf
penghubung
adalah sel
saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel
saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang
dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
2.2 Fungsi
Sistem Saraf Pusat, Spinal, Cranial, dan otak
Sistem saraf
pusat
System Saraf
Pusat terdiri atas:
a. Otak
Otak
merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih
kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum),
otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.
Otak besar
merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri Masing-masing belahan
pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan
mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur
dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
Otak kecil
terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak
kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan
dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri
dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi
sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika
seseorang akan melakukan kegiatan.
Batang otak
tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di
depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar
dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum
penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar
berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih,
berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks
fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan,
darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
b. Sumsum
tulang belakang
Sumsum
tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari
ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum
tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan
lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan
lapisan dalam mengandung badan saraf.
Di dalam
sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf
penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak
serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.
Saraf-saraf
kranial
Nomor Nama
Jenis Fungsi
I Olfaktori
Sensori
Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai sensasi bau
II Optik
Sensori
Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai
persepsi visual
III
Okulomotor
Motorik
Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV Troklear
Motorik
Menggerakkan beberapa otot mata
V Trigeminal
Gabungan
Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik:
Menggerakkan rahang
VI Abdusen
Motorik
Abduksi mata
VII Fasial
Gabungan
Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
Motorik:
Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII
Vestibulokoklear
Sensori
Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori
koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX
Glosofaringeal
Gabungan
Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
Motorik:
Mengendalikan organ-organ dalam
X Vagus
Gabungan
Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik:
Mengendalikan organ-organ dalam
XI Aksesori
Motorik
Mengendalikan pergerakan kepala
XII
Hipoglosal
Motorik
Mengendalikan pergerakan lidah
Saraf Spinal
Tiga puluh
satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik dorsalis (posterior )
dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsl ganglion, dua radiks
bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf
gabungan (motorik dan sensorik ), membawa informasi kekorda melalui neuron
aferen dan meninggalkan korda melalui sarar aferen. Saraf spinal diberi nama
dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebralis tempat munculnya saraf
tersebut
a. Saraf
servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
b. Saraf
torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
c. Saraf
lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
d. Saraf
sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
e. Saraf
koksiks, 1 pasang
Pada semua
saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral ini
saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan
demikian terbentuk Pleksus :
1. Pleksus
servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi
leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik
yang menyarafi diaframa.
2. Pleksus
brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas
atas
3. Saraf
torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari
ruang interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas,
kulit dada dan abdomen
4. Pleksus
lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding
abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang
menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah
5. Pleksus
sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah,
bokong, dan regia perineal.
6. Pleksus
koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia
koksigeas.
2.3
Sirkulasi Otak
Anatomi
Sirkulasi Otak
Sirkulasi
otak dapat dibagi menjadi sirkulasi anterior (carotid) dan posterior
(vertebrobasiler), yang bertemu di dasar otak melalui sistem anastomose yang
membentuk sirkulus Willisi.
Sirkulasi
Anterior
Arteri
carotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri carotis sinistra
berasal langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar vertebrae cervical
keempat, arteri carotis communis terbagi menjadi arteri carotis eksterna, yang
mensuplai wajah dan scalp, dan arteri carotis interna, yang mensuplai sirkulasi
intracranial.
Arteri
carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1), petrosus (C2),
intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus meningeohipofiseal berasal
dari carotis intrakavernosa dan memberikan percabangan yang mensuplai kelenjar
pituitari dan basal meningeal. Setelah keluar dari sinus kavernosus, ICA
menembus lapisan dura untuk membentuk segmen supraklinoid, yang akan memanjang
hingga bifurcartio carotis. Cabang intradura yang pertama adalah arteri
ophtalmica, yang mensuplai aliran darah ke orbita dan merupakan sumber potensial
dari sirkulasi kolateral.
Cabang
carotis berikutnya, arteri comunicans posterior (PCoA), menghubungkan sirkulasi
anterior dan posterior. Biasanya terdapat tujuh cabang dari bagian medial
arteri ini, yang akan mensuplai batang otak sebelah lateral dan bagian inferior
basal ganglia.
Arteri
choroidal anterior (AChoA) bermula pada 2-4 mm distal dari PCoA dan merupakan
cabang besar yang terakhir sebelum bifurcatio. Arteri ini mensuplai jalur
penglihatan (traktus opticus, lateral geniculate body, radiatio opticus),
sebagian basal ganglia, dan jalur kortikospinal. Oklusi dari AChoA dapat
menyebabkan defisit berupa hemiplegi dan hemianopsian atau tidak ada defisit
sama sekali.
Setelah
AChoA, ICA akan bercabang untuk membentuk arteri cerebral anterior (ACA) dan arteri
cerebral media (MCA). Bagian dari ACA diantara percabangan ICA dan arteri
comunicans anterior (ACoA) merupakan segmen A1 dari ACA. Segmen ini akan
bercabang menuju kapsula interna, thalamus, dan hipothalamus.
ACoA
menghubungkan dua ACA dan menentukan lokasi dimana A1 menjadi arteri cerebral
anterior distal (A2). Cabang dari ACoA mensuplai hipothalamus anterior. Cabang
terbesar dari area ACA/ACoA adalah arteri recuren Heubner, yang mensuplai
anterior dari basal ganglia dan kapsula interna.
Arteri cerebral
anterior distal (A2) berjalan superior dan posterior dari ACoA, didalam fissura
interhemisfer, dan membagi diri menjadi arteri pericallosal dan arteri
callosomarginal didekat genu dari corpus callosum. A2 dan cabangnya mensuplai
bagian medial dari lobus frontalis dan parietalis.
Segmen
pertama dari MCA (M1) berjalan dari percabangan ICA menuju percabangan MCA
dalam fissura Sylvii. Arteri lenticulostriata lateralis dan media berasal dari
segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal M1 dan mensuplai
basal ganglia serta terutama bagian superior kapsula interna.
Pada fissura
Sylvii, MCA berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada titik inilah
sebagian besar aneurysma MCA terjadi. Segmen M2 keluar dari fissura Sylvii dan
menyebar pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian lateral dari lobus
frontal, parietal, occipital, dan temporal.
Sirkulasi
Posterior
Arteri
vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri subclavia. Setelah keluar
dari sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan beberapa cm sebelum masuk
kedalam foramen intervertebralis dari C6. Setelah itu ia akan berjalan
sepanjang foramen dari C6 hingga C1 dan melewati bagian superior dari arcus C1
dan menembus membran atlantooccipital dan masuk kedalam rongga kepala. Saat berjalan
kearah ventral dan superior, ia memberikan cabang arteri cerebellar inferior
posterior (PICA) sebelum akhirnya bersatu dengan VA dari arah yang berlawanan
pada pertengahan bagian ventral dari pontomedulary junction untuk membentuk
arteri basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk dua arteri cerebral
posterior pada pontomesencephalic junction. Hubungan menuju sirkulasi anterior
melalui PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.
PICA
merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior (vertebrobasiller) dan
mensuplai medulla vermis inferior, tonsil, dan bagian inferior hemisfer
cerebellum. PICA juga sangat erat kaitannya dengan saraf kranial ke 9, 10, dan
11.
Arteri
cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya bermula dari distal dari
vertebrobasilary junction setinggi pontomedullary junction, mensuplai pons,
pedunculus cerebellar media, dan bagian tambahan cerebellum. Selain itu AICA
juga terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan 8.
Arteri
cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan basilaris, dan
mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas cerebellum. Cabang
dari SCA akan membentuk anastomose dengan cabang dari PICA dan IACA pada
hemisfer cerebellum dan merupakan sumber potensial dari aliran kolateral.
Arteri
cerebralis posterior (PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan mensuplai otak
tengah bagian atas, thalamus posterior, bagian posteromedial lobus temporalis,
dan lobus occipitalis.
Sirkulus
Willisi merupakan sirkulasi kolateral antara pembuluh darah intrakranial. Terpisah
dari kolateral ophtalmicus, terdapat beberapa tempat anastomose lain antara
pembuluh darah ekstra dan intrakranial, mencakup anastomose melalui arteri
sphenopalatina, arteri dari foramen rotundum dan cabang kecil yang biasanya ada
pada tulang petrosus. Arteri utama yang mensuplai dura adalah arteri meningea
media dan cabang ascending arteri pharyngeal, cabang dari sirkulasi eksternal.
Terkadang dapat terbentuk anastomose antara dura dan permukaan korteks. Sebagai
tambahan, hubungan antara carotis dan vertebrobasillar dapat terjadi.
2.4
Mekanisme Reflek
Gerak
refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana.
Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron
motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks
yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron sensor
dan neuron motor.
Gerak
refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan
menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan
menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui
makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Brikut skema gerak
refleks:
Gerak
refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung
disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini berbeda sekali
dengan ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa
rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke
ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga
terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu
dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak yang
disaari.
2.5
Aktivitas Reflek
Jalur –
jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal
sebagai lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk pemeriksaan keadaan
fisis secara umum, fungsi nervus, dan koordinasi tubuh. Dari refleks atau
respon yang diberikan oleh anggota tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui
normal tidaknya fungsi dalam tubuh.
Unit dasar
setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung reflex ini
terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang
terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen,
dan efektor. Pada mamalia, hubungan (sinaps) antara neuron somatil aferen dan
eferen biasanya terdapat di otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferen
masuk susunan saraf pusat melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui
nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan terdapat di ganglion-ganglion
homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial yang sesuai. Kenyataan
radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis
bersifat motorik dikenal sebagai hokum Bell-Magendie.
Kegiatan
pada lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, sebagai potensial reseptor
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan
membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas, di saraf aferen.
Frekuensi potensial aksi yang terbentuk akan sebanding dengan besarnya
potensial generator. Di system saraf pusat (SSP), terjadi lagi respons yang
besarnya sebanding dengan kuat rangsang, berupa potensial eksitasi pascasinaps
(Excitatory Postsynaptic Potential=EPSP) dan potesial inhibisi postsinaps
(Inhibitory Postsynaptic Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf (sinaps).
Respon yang timbul di serat eferen juga berupa repons yang bersifat gagal atau
tuntas. Bila potensial aksi ini sampai di efektor, terjadi lagi respons yang
besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Bila efektornya berupa otot polos,
akan terjadi sumasi respons sehingga dapat mencetuskan potensial aksi di otot
polos. Akan tetapi, di efektor yang berupa otot rangka, respons bertahap tersebut
selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu menghasilkan
kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa hubungan antara neuron aferen dan eferen
biasanya terdapat di system saraf pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini
dapat dimodifikasi oleh berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps p
ada neuron
eferen tersebut.
Lengkung
reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang mempunyai satu sinaps
anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex semacam itu dinamakan monosinaptik,
dan reflex yang terjadi disebut reflex monosinaptik. Lengkung reflex yang
mempunyai lebih dari satu interneuron antara neuron afern dan eferen dinamakan
polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara 2 sampai beberapa ratus. Pada kedua
jenis lengkung reflex, terutama pada lengkung reflex polisinaptik. Kegiatan
refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal,
oklusi, efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai
efek lain.
Bila suatu
otot rangka dengan persarafan yang utuh direnggangkan, akan timbul kontraksi.
Respons ini disebut reflex renggang. Rangsangannya adalah regangan pada otot,
dan responnya berupa kontraksi otot yang direnggangkan. Reseptornya adalah
kumparan otot (muscle spindle). Impuls yang timbul akibat peregangan kumparan
otot yang dihantarkan ke SSP melalui sera-serat sensorik cepat yang langsung
bersinaps dengan neuron motorik otot yang teregang itu. Neurotransmitter di
sinaps yang berada di SSP ini adalah glutamate. Reflex-refleks regang merupakan
contoh reflex monosimpatik yang paling dikenal dan paling banyak diteliti. Jika
suatu otot keseluruhan diregangkan secara pasif, serat-serat intrafusal di
dalam gelendong-gelendong otot juga teregang, terjadi peningkatan pembentukan
potensial aksi di serat saraf aferen yang ujung-ujung sensoriknya berakhir di
serat-serat gelendong yang teregang tersebut. Neuron aferen secara langsung
bersinaps dengan neuron motorik alfa yang mempersarafi serat-serat ekstrafusal
otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi otot itu. Refleks regang (stretch
reflex) ini berfungsi sebagai mekanisme umpan balik negative untuk menahan
setiap perubahan pasif panjang otot, sehingga panjang optimal dapat
dipertahankan.
Contoh
klasik reflex regang adalah reflex tendon patella atau knee-jerk reflex. Otot-
otot ekstenson lutut adalah kuadriseps femoris, yang membentuk anterior paha
dan melekat ke tibia (tulang kering) tepat di bawah lutut melalui tendon
patella. Pengetukan tendon ini dengan sebuah palu karet akan secara pasif
meregangkan otot-otot kuadriseps dan mengaktifkan reseptor-reseptor
gelendongnya. Reflex regang yang terjadi menimbulkan kontraksi otot ekstensor
ini, sehingga lutut mengalami ekstensi dan mengangkat tungkai bawah dengan cara
yang khas. Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin sebagai penilain pendahuluan
fungsi system saraf. Reflex patella yang normal mengindikasikan dokter bahwa
sejumlah komponen saraf dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron
motorik, keluaran eferen taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri-berfungsi
normal. Reflex ini juga mengindikasikan adanya keseimbangan antara masukan
eksitorik dan inhibitorik ke neuron motorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi
di otak.
Tujuan utama
reflex regang adalah menahan kecenderungan peregangan pasif otot-otot ekstensor
yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika seseorang berdiri tegak. Setiap
kali sendi lutut cenderung melengkung akibat gravitasi, otot-otot kuadriseps
teregang. Kontraksi yang terjadi pada otot ekstensor ini akibat reflex regang
dengan cepat meluruskan lutut, menahan tungkai tetap terkstensi, sehingga orang
yang bersangkutan tetap berdiri tegak.
Stretch
dinamis dan statis Stretch Reflex. Itu refleks regangan dapat dibagi menjadi
dua komponen: refleks peregangan dinamis dan reflex regangan statis. Dinamis
adalah menimbulkan refleks regangan oleh menimbulkan sinyal dinamis ditularkan
dari indra utama akhiran dari spindle otot, yang disebabkan oleh peregangan
cepat atau unstretch. Artinya, ketika tiba-tiba otot diregangkan atau teregang,
sinyal kuat ditularkan ke sumsum tulang belakang; ini seketika kuat menyebabkan
refleks kontraksi (atau penurunan kontraksi) dari otot yang sama dari sinyal
yang berasal. Jadi, fungsi refleks untuk menentang perubahan mendadak pada otot
panjang. Refleks regangan yang dinamis berakhir dalam fraksi detik setelah otot
telah menggeliat (atau awalnya) untuk panjang baru, tetapi kemudian yang lebih
lemah statis refleks regangan terus untuk waktu yang lama setelahnya. Refleks
ini diperoleh oleh statis terus-menerus sinyal reseptor ditularkan oleh kedua
primer dan endings.The sekunder pentingnya peregangan statis refleks adalah
bahwa hal itu menyebabkan tingkat kontraksi otot tetap cukup konstan, kecuali
jika sistem saraf seseorang secara spesifik kehendak sebaliknya.
Yang sangat
penting fungsi dari refleks regangan adalah kemampuannya untuk mencegah osilasi
atau sentakan pada pergerakan mesin tubuh. Ini adalah fungsi meredam dam
memperlancar seperti yang dijelaskan dalam paragraf berikut. Sinyal dari sumsum
tulang belakang sering ditularkan ke otot dalam bentuk unsmooth, meningkatkan
intensitas untuk beberapa milidetik, kemudian menurun intensitas, kemudian
mengubah tingkat intensitas lain, dan begitu seterusnya.
Refleks
cahaya pada pupil adalah refleks yang mengontrol diameter pupil, sebagai
tanggapan terhadap intensitas (pencahayaan) cahaya yang jatuh pada retina mata.
Intensitas cahaya yang lebih besar menyebabkan pupil menjadi lebih kecil
(kurangnya cahaya yang masuk), sedangkan intensitas cahaya yang lebih rendah
menyebabkan pupil menjadi lebih besar ( banyak cahaya yang masuk). Jadi,
refleks cahaya pupil mengatur intensitas cahaya yang memasuki mata.
Refleks
kornea, juga dikenal sebagai refleks berkedip, adalah tanpa sadar kelopak mata
berkedip dari yang diperoleh oleh stimulasi (seperti menyentuh atau benda
asing) dari kornea, atau cahaya terang, meskipun bisa akibat dari rangsangan
perifer. Harus membangkitkan rangsangan baik secara langsung dan respons
konsensual (tanggapan dari mata sebaliknya). Refleks mengkonsumsi pesat sebesar
0,1 detik. Tujuan evolusioner refleks ini adalah untuk melindungi mata dari
benda asing dan lampu terang (yang terakhir ini dikenal sebagai refleks optik).
Pemeriksaan
refleks kornea merupakan bagian dari beberapa neurologis ujian, khususnya
ketika mengevaluasi koma. Kerusakan pada cabang oftalmik (V1) dari saraf
kranial ke-5 hasil di absen refleks kornea ketika mata terkena dirangsang.
Stimulasi dari satu kornea biasanya memiliki respons konsensual, dengan menutup
kedua kelopak mata normal.[4]
Refleks
biseps tes refleks yang mempelajari fungsi dari refleks C5 busur dan untuk
mengurangi refleks C6 derajat busur. Tes ini dilakukan dengan menggunakan
sebuah tendon palu untuk dengan cepat menekan tendon biceps brachii saat
melewati kubiti fosa. Secara spesifik, tes mengaktifkan reseptor di dalam
peregangan otot bisep brachii yang berkomunikasi terutama dengan C5 dan
sebagian saraf tulang belakang dengan saraf tulang belakang C6 untuk merangsang
kontraksi refleks dari otot biseps dan menyentakkan lengan bawah.
Tingkat
kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan
dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
- Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
- Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
- Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
- Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
- Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
- Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Perubahan
tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan
dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena
berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga
tulang kepala.
Adanya defisit
tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem
aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan
dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas
(kematian).
Jadi sangat
penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran
ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai
respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Respon pasien
yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan
motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang
angka 1 – 6 tergantung responnya.
Eye (respon
membuka mata) :
(4) : spontan
(3) : dengan
rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang
nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada
respon
Verbal (respon
verbal) :
(5) : orientasi
baik
(4) : bingung,
berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan
waktu.
(3) : kata-kata
saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu
kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : suara
tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada
respon
Motor (respon
motorik) :
(6) : mengikuti
perintah
(5) :
melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
(4) : withdraws
(menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi
rangsang nyeri)
(3) : flexi
abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi
saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi
abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal
& kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada
respon
Hasil
pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…
Selanjutnya
nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6
dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Jika
dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS : 14 – 15 =
CKR (cidera kepala ringan)
GCS : 9 – 13 =
CKS (cidera kepala sedang)
GCS : 3 – 8 =
CKB (cidera kepala berat)
Oleh Dr Ananya
Mandal, MD
Meningitis
adalah peradangan membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
Peradangan dan infeksi meninges adalah sering hidup mengancam kondisi medis
seperti itu dapat mengakibatkan otak infeksi dan infeksi aliran darah atau
septicaemia yang dapat berakibat fatal.
Meningitis
mungkin disebabkan oleh bakteri atau virus. Meningitis virus biasanya lebih
umum dan menjalankan kursus lebih ringan sementara meningitis bakteri adalah
darurat medis.
Oleh Mikael
Häggström, melalui Wikimedia Commons.
Bakteri meningitis gejala
Bakteri
meningitis adalah bentuk yang lebih serius dari kondisi. Gejala mulai tiba-tiba
dan memburuk dengan cepat. Meningitis umumnya mempengaruhi anak-anak dan orang
tua tapi dapat mempengaruhi semua kelompok umur.
Gejala peringatan awal
Beberapa gejala
peringatan awal termasuk:
- tubuh sakit dan otot sakit di kaki dan sendi
- menggigil dan dingin tangan dan kaki
- kebiruan bibir dan kulit pucat
- demam tinggi
Gejala awal
Gejala awal
bakteri meningitis meliputi:
- merasa umumnya tidak sehat
- sakit kepala parah tak henti-hentinya
- demam biasanya sangat tinggi
- mual dan muntah
Kemudian gejala
Sebagai
penyakit berlangsung gejala termasuk:
- kantuk
- kebingungan
- kejang atau cocok
- mampu untuk mentolerir terang lampu (ketakutan dipotret)-ini kurang umum pada anak-anak
- kaku leher-kurang umum pada anak-anak - leher menjadi kaku dan sulit untuk menekuk leher ke depan
- Laju pernapasan cepat, detak jantung cepat, tekanan pernapasan, mengubah keadaan mental (kebingungan dan delirium), urin miskin output dan tekanan darah sangat rendah-ini adalah gejala dari septicaemia dan shock
- merah ruam jerawat yang karakteristik dan tidak memudar atau mengubah warna bila ditekan dengan segelas slide. Hal ini tidak selalu hadir - ruam sangat sugestif dari meningococcal septicaemia dan harus mengarah pada pengobatan mendesak dan rujukan
- Kernig's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada meluruskan lutut dengan pinggul dilipat - ini mendeteksi kembali kekakuan dan karakteristik meningitis
- Brudzinski's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada membungkuk kepala ke depan dengan pinggul dilipat
- fokus kelumpuhan dan defisit neurologis dan abnormal murid
Bakteri meningitis gejala pada anak-anak
Anak-anak dan
bayi memiliki beberapa gejala yang berbeda yang menunjukkan meningitis. Ini
termasuk:
- gejala awal yang lekas marah dan penolakan diadakan atau makan
- menjadi floppy dan tidak responsif
- bayi mungkin kaku dengan gerakan mengocok
- tidak biasa menangis, menangis melengking atau tidak biasa mengerang
- muntah dan menolak feed
- kulit pucat dan jerawat
- ekspresi menatap
- sangat mengantuk atau mengantuk dengan keengganan untuk bangun
- pembengkakan lembut bagian di atas kepalanya disebut fontanelle
Gejala virus meningitis
Virus
meningitis lebih umum daripada bakteri meningitis. Penyakit muncul banyak
seperti flu dan mungkin memiliki gejala yang lebih ringan.
Gejala umum
Gejala virus
meningitis meliputi:
- sakit kepala
- demam
- umumnya tidak merasa sangat baik
Gejala yang lebih parah
Dalam
kasus-kasus yang lebih parah virus meningitis gejala mungkin:
- mual dan muntah
- kekakuan leher
- nyeri otot atau joint
- diare
- ketakutan dipotret (kepekaan terhadap cahaya)
Ditinjau oleh
April Cashin-Garbutt, BA Hons (Cantab)
Penyakit
meningitis adalah infeksi pada lapisan otak dan
urat saraf tulang belakang. Meningitis merupakan infeksi yang dapat mengancam
nyawa. Bila tidak ditangani dapat terjadi pembengkakan otak, kecacatan
tetap, koma bahkan kematian. Meningitis dapat terjadi karena beberapa sebab;
seperti bakteri (yang paling bahaya), virus, jamur, reaksi karena obat,
keracunan logam tertentu.
Penyakit meningitis ada 3 tipe:
Meningitis
triptokokus
Penyakit
meningitis triptokokus adalah meningitis yang
disebabkan leh jamur triptokokus. Jamur ini dapat masuk ke tubuh kita saat
menghirup debuatau uap dari kotoran burung yang sudah kering.
Viral
Meningitis
Penyakit
meningitis yang disebabkan oleh virus. Viral meningitis
termasuk penyakit ringan, gejalanya menyerupai sakit flu biasa dan pada umumnya
akan sembuh sendiri.
Bacterial
meningitis
Penyakit
meningitis yang disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang
serius. Salah satu contoh bakterinya yaitu meningococcal bacteria.
Gejala
penyakit meningitis
Gejala
awal penyakit meningitis yaitu demam, sakit kepala, kaku kuduk, sakit
tenggorokan, dan muntah. Penyakit meningitis pada orang dewasa menjadisangat
sakit dalamwaktu 24jam, sedangkan pada anak-anak bisa lebih cepat. Selain itu
juga pada orang dewasa menjadi lebih mudah tersinggung, linglung, dan sangat
mengantuk, hingga terjadi penurunan kesadaran koma bahkan meninggal.
Pencegahan penyakit meningitis
Menjaga
hygiene merupakan cara yang paling baik untuk menghindari transmisi penyakit.
Antibiotik
diberikan untuk mencegah meningitis pada orang yang kontak dekat dengan orang
yang menderita meningitis. Walau pun demikian tetap harus diperiksa kembali
oleh dokter bila berkembang menjadi sakit tenggorokan, demam, sakit kepala,
atau sakit leher.
Vaksinasi
Vaksin meningitis tersedia untuk yang disebabkan oleh Neisseria meningitides. Terdapat 2 tipe yaitu: Meningococcal Conjugate Vaccine (MCV4) dan Meningocal Polysaccharide Vaccine (MPSV4). MCV4 untuk usia 2-55 tahun, sementara MPSV4 untuk yang berusia >55 tahun.
Vaksin meningitis tersedia untuk yang disebabkan oleh Neisseria meningitides. Terdapat 2 tipe yaitu: Meningococcal Conjugate Vaccine (MCV4) dan Meningocal Polysaccharide Vaccine (MPSV4). MCV4 untuk usia 2-55 tahun, sementara MPSV4 untuk yang berusia >55 tahun.
Vaksin
dapat mencegah terhadap 4 tipe serogroup. Dan dapat melindungi sampai 90%
dari yang mendapatkannya. MCV4 diberikan dosis tunggal dan disarankan
untuk diulang 5 tahun sekali sementara MSV4 cukup satu kali saja pada usia
>55 tahun.
Orang-orang
yang direkomendasikan untuk diberikan vaksin sbb:
1. Tinggal di asrama
2. Tentara
3. Bepergian ke daerah biasa meningitis
4. Jemaah haji
5. Memiliki penyakit paru
1. Tinggal di asrama
2. Tentara
3. Bepergian ke daerah biasa meningitis
4. Jemaah haji
5. Memiliki penyakit paru
Vaksin
Hib bisa melindungi dari infeksi meningitis karena bakteri Haemophilus influenza type
B (Hib). Diberikan pada orang dewasa bila:
1. Menderita penyakit sickle cell anemia
2. Menderita Leukemia
3. Menderita HIV/AIDS
4. Sedang menjalani kemo terapi suatu kanker
1. Menderita penyakit sickle cell anemia
2. Menderita Leukemia
3. Menderita HIV/AIDS
4. Sedang menjalani kemo terapi suatu kanker
Vaksin
pneumonia dapat juga memproteksi meningitis yang disebabkan oleh Streptococcus pneumonia.
SEASON TANYA JAWAB
Pertanyaan
dari Asmi Mustika
1.
Mengapa
otak tengah jarang dipakai dan apa fungsi dari otak tengah ?
Dijawab oleh
Nur Hidawati
Karena Otak tengah
berfungsi untuk mengendalikan penglihatan, pendengaran, gerakan mata dan
gerakan tubuh secara umum. Struktur yang merupakan bagian dari otak tengah adalah
colliculi superior dan inferior dan inti merah.
Ditambahkan
oleh Fitriani
Karena,semakin bertambah usia,maka
semakin berkurang fungsi otak tengah tersebut,karena pada usia lanjut otak
manusia lebih di dominasi satu dari bagian otak kiri atau kanan.
Ditambahkan
oleh Haza Septarina dan Imam Tri Saputra
Otak tengah pada dasarnya
hanya digunakan sebagai fungsi vital, misalnya, denyut jantung, pembuluh darah.
Sebenarnya otak tengah tidak alamiah karena sampai sekarang belum diketahui
fungsinya secara khusus. Tapi, bukan berarti otak tengah tidak digunakan,
melainkan berguna dalam pengendalian dan keseimbangan tubuh.
Pertanyaan
dari Diki Saputra
2.
Apa
yang diaksud dengan jembatan varol yang terdapat dalam otak kecil?
Dijawab oleh
Lutfa Lidya
Jembatan
Varol ( Ponds Varolii )
merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
serta menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan Varol
berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.
Pertanyaan
dari Lisma Dahniar
3.
Perbedaan
dari struktur saraf sensorik, motorik, dan penghubung adalah ?
Dijawab oleh
Nur Annisa Alazim
Jenis
|
Struktur
|
Fungsi
|
Saraf sensorik
|
·
Badan sel bergelombang membentuk
ganglion
·
Akson pendek
·
Dendrit panjang
|
Membawa rangsangan ke sistem saraf
pusat
|
Saraf motorik
|
·
Dendrit pendek
·
Akson panjang
|
Membawa atau meneruskan rangsangan
dari sistem saraf pusat
|
Saraf penghubung
|
·
Dendrit pendek
·
Akson ada yang pendek dan ada yang
panjang
|
Meneruskan rangsangan dari bagian
otak yang satu menuju bagian otak yang lain, dari otak menuju sumsum tulang
belakang atau sebaliknya, serta menghubungkan saraf motorik dan saraf
sensorik.
|
Pertanyaan
dari Niken Sri Wahyu Lista
4.
Perbaruan
apa yang di dapat dari penyakit meningitis ? dan apa penyebab utamanya ?
Dijawab oleh
Hengky
Pembaruan tentang penyakit ini adalah
:
Di mana di lakukan penelitian
berdasarkan survey yang ada, penyakit ini dapat menyebar melalui hewan
peliharaan, yg terinveksi dr air liur atau kelenjar ludahnya, seperti anjing,
kucing dan lain sebagainya
Penyebab penyakit ini yaitu di
sebabkan oleh bakteri, dan virus.
Adapun baketri atau virus tersebut
antara lain :
1.
haemophillus
influenza type B.
2.
streptococcus
pneumonia
3.
Neisseria
meningitis
Ditambahkan
oleh Rangga Saputra
Penyakit meningitis
adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang
melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam
darah dan berpindah kedalam cairan otak.Kebanyakan kasus meningitis disebabkan
oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau pasilan yang menyebar
dalam darah ke cairan otak.
Pertanyaan
dari Pak Edwin
5. Bagaiamana mendeteksi
peyakit pada sakit otot di bagian kaki dan sendi?
6. Apa yang dimaksud dengan
okulomotorius dan abduksi mata?
Dijawab oleh
Jenwari
·
Mengukur
tingkat tonus ototnya, lihat keadaan fisik pasien,apakah terasa kaku dan keram.
·
Okulomotorius
menggerakkan sebagian besar otot mata dengan 6 arah, yaitu gerakan medialis, ke
arah atas dalam, atas luar, dan bawah luar , kontraksi pupil dan lensa mata.
Sedangkan yang dimaksud dengan abduksi mata, yaitu mengendalikan otot mata
untuk gerakkan menjauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar