Kamis, 15 Agustus 2013

Makalah Anfis Pernafasan (share)



FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK 3
ANGGOTA :

1.    HENGKY (1108.0425)                         9.   MASITOH (1108.0437)
2.    RANGGA SAPUTRA (1108.0448)           10. LUTHFA LIDYA (1108.0435)
3.    REZA KURNIAWAN (1108.0450)      11.MEISI PABERIA (1108.0438)
4.    JENWARI (1108.0431)                        12.HAZA SEPTARINA (1108.0424)
5.    IMAM SAPUTRA (1108.0428)           13. NURLISA (1108.0445)
6.    FITRIANI (1108.0422)                         14. MESSY (1108.0439)
7.    PATIMAH (1108.0447)                       15. NUR HIDAWATI (1108.0444)
8.    FLORESTA RENI P. (1108.0423)      16. DEA WULANDARI (1108.0412)
                                                             17. NUR ANNISA A. (1108.0443)
                     

DOSEN PENGASUH : Ns. EDWIN ALDRIN SAPUTRA, S.Kep


AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN AKADEMIK 2012-2013




BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah ujung-ujung saraf penerima rangsangan. Reseptor terdapat pada alat indera. Efektor adalah sel saraf yang mengirimkan tanggapan atas rangsang. Rangsangan (impuls) menyebabkan terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh. Indra penerimanya disebut reseptor luar ekteroreseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri dapat berupa rasa lapar. Indra penerimanya disebut reseptor dalam (interoreseptor).
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih sangat sederhana, dengan susunan sistem saraf yang demikian ternyata hewan mampu menanggapi berbagai perubahan di lingkungannya.
Otak dibagi menjadi medula oblongata, pons, otak tengah, serebelum, hipotalamus, talamus dan serebrum. Atau secara embriologis mylencephalon (terdiri dari banyak traktus dan beberapa nukleus nervus kranialis, serta formatio retikularis), metencephalon (pons dan serebelum serta formatio retikularis), mesencephalon (tectum, tegmentum terdiri dari formatio retikularis, aquaduktus serebralis, subtansia nigra dan red nucleus), diencephalon (talamus dan hipotalamus).

I.2  Tujuan
Adapun tujuan dibuatkannya makalah ini yaitu:
  1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi fisiologi tubuh manusia
  2. Untuk mengetahui fisiologi sistem persarafan
  3. Untuk mengetahui fisiologi susunan saraf pusat
  4. Untuk mengetahui trend dan isu terbaru tentang fisiologi sistem persarafan



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1      Landasan Teori

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel neoroglia.
Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.
Sel neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1.    Badan sel yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu.
2.    Dendrit merupakan lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju ke badan sel dan
3.    Akson, berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 bagian:
1.    Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
2.    Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
3.    Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
4.    Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.
Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang.(Idel,antoni.2000:210-215)
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan lain-lain.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada akson tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212)
Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut saraf, plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel saraf baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel saraf motorik dan sensorik.
Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Depolarisasi yang timbul hanya paba bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.(Isnaeni,wiwid.2006:61-71)




II.2       Trend an Isu
Demam, sakit kepala, kaku kuduk, sakit tenggorokan dan muntah (yang seringkali terjadi setelah kelainan sistem pernafasan) merupakan gejala awal yang utama dan meningitis. Kaku kuduk bukan hanya terasa sakit, tetapi penderita tidak dapat atau merasakan nyeri ketika dagunya di tundukkan atau di sentuhkan ke dadanya.
Penderita dewasa menjadi sangat sakit dalam waktu 24 jam, sedangkan anak-anak lebih cepat. Anak yang lebih tua dan dewasa dapat menjadi mudah tersinggung linglung dan sangat mengantuk. Bisa berkembang menjadi stupro, koma dan akhirnya meninggal.
Infeksi menyebabkan pembengkakan jaringan otak dan menghalangi aliran darah, sehingga timbul gejala-geiala stroke (termasuk kelumpuhan). Beberapa penderita mengalami kejang.
Sindroma Waterhouse-Friderichsen merupakan infeksi oleh Neisseria meningitidis yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berupa diare hebat, muntah, kejang, perdarahan internal, tekanan darah rendah, syok, yang seringkali berakhir dengan kematian.
Pada anak-anak yang berusia sampai 2 tahun, meningitis biasanya menyebabkan demam, gangguan makan, muntah, rewel, kejang dan menangis dengan nada tinggi (high pitch cry). Kulit diatas ubun-ubun menjadi tegang dan ubun-ubun bisa menonjol. Aliran cairan di sekeliling otak bisa mengalami penyumbatan menyebabkan pelebaran tengkorak (keadaan yang disebut hidrosefalus). Bayi yang berusia dibawah 1 tahun tidak mengalami kaku kuduk.












BAB III
PEMBAHASAN

III.1      FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

III.1.1        Fisiologi Sel Saraf dan Potensial Aksi

Neuron atau sel saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sisem saraf. Neuron merupakan sel fungsional pada system saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensi aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan informasi dan dalam melaksanakan fungsi kendali koordinasi tubuh.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel glia merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran impuls. Dalam otak manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia dan neuron ialah 10;1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut selubung mielin.
Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motorik, sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik. Ketiga jenis neuron terseut tersusun secara khusus sehingga mampu menanggapi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar tubuh. Susunan fungsional dari ketiga jenis neuron tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : (Wiwi Isnaeni (2006))
Gambar. III.1 Susunan khas neuron sensorik, motorik, dan interneuron pada hewan
Neuron mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi. Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, bipolar, dan multipolar. Pada invertebrate, badan sel saraf biasanya berukuran kecil (diameter < 0,1 mm) dan ketebalan serabut saraf < 0,01 mm. macam-macam bentuk neorun a. Neuron sensoris b. neuron pada serebellum mamalia, c. neuron motorik pada invertebrate

Gambar. III.2 Neuron bermielin



Setiap sel saraf memiliki badan sel ( soma), dendrit, dan akson. Badan sel merupakan bagian utama dari neuron, memiliki inti sel, dan sejumlah organel lain seperti mitokondria, reticulum endoplasma, dan apparatus Golgi. Badan sel juga berfungsi sebagai tempat sintesis neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang penting untuk membantu penjalaran impulsmelintasi sinaps. Dari badan sel tampak sejumlah penonjolan sitoplasmik ke arah luar, membentuk struktur yang disebut dendrite dan akson.
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasmik yang muncul dari badan sel saraf, berukuran pendek (kurang dari ssatu mm), berjumlah banyak, dan bercabang-cabang. Dendrit berfungsi sebagai penerima rangsangan dan membawanya ke badan sel. Akson ialah tonjolan sitoplaasmik yang muncul dari badan sel saraf, berfungsi menjalarkan impuls ke ujung akson. Dibandingkan dengan tonjolan sitoplasmik lainnya, akson berukuran paling panjang, dengan ujung sangat bercabang-cabang. Akson ada yang dilapisi oleh selubung mielin dan ada yang tidak.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. (Venasaphenamagna (2012))
1.    Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

2.    Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

3.    Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: (Venasaphenamagna (2012))
1.    Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2.    Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
3.    Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.























III.1.2   Fisiologi Susunan Saraf Pusat

III.1.2.1            Saraf Spinal

Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik dorsalis (posterior ) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsl ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik ), membawa informasi kekorda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui sarar aferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebralis tempat munculnya saraf tersebut : (Venasaphenamagna (2012))
  1. Saraf servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
  2. Saraf torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
  3. Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
  4. Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
  5. Saraf koksigis, 1 pasang
Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan demikian terbentuk Pleksus : (Venasaphenamagna (2012))
  1. Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang menyarafi diaframa.
  2. Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
  3. Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan abdomen
  4. Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah
  5. Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah, bokong, dan regia perineal.
  6. Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia koksigeas.




III.1.2.2            Saraf-Saraf Kranial

Saraf-sarafkranial berdasarkan jenis dan fungsinya : (Venasaphenamagna (2012))

No
Nama
Jenis
Fungsi
1
Olfaktori
Sensori
Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau.
2
Optik
Sensori
Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual.
3
Okulomotor
Motorik
Menggerakkan sebagian besar otot mata.
4
Troklear
Motorik
Menggerakkan beberapa otot mata.
5
Trigeminal
Gabungan Sensori dan Motorik
Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan.
Menggerakkan rahang.
6
Abdusen
Motorik
Abduksi mata.
7
Fasial
Gabungan Sensori dan Motorik
Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa.
Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
8
Vestibulokoklear
Sensori
Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara.
9
Glosofaringeal
Gabungan Sensori dan Motorik
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
10
Vagus
Gabungan Sensori dan Motorik
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
11
Aksesori
Motorik
Mengendalikan pergerakan kepala
12
Hipoglosal
Motorik
Mengendalikan pergerakan lidah

III.1.2.3            Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. 
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan. 
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. 
Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari. (Venasaphenamagna (2012))

III.1.2.4            Sirkulasi Otak

Sirkulasi otak dapat dibagi menjadi sirkulasi anterior (carotid) dan posterior (vertebrobasiler), yang bertemu di dasar otak melalui sistem anastomose yang membentuk sirkulus Willisi. (Venasaphenamagna (2012))

III.1.2.4.1         Sirkulasi Anterior

Arteri carotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri carotis sinistra berasal langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar vertebrae cervical keempat, arteri carotis communis terbagi menjadi arteri carotis eksterna, yang mensuplai wajah dan scalp, dan arteri carotis interna, yang mensuplai sirkulasi intracranial.
Arteri carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1), petrosus (C2), intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus meningeohipofiseal berasal dari carotis intrakavernosa dan memberikan percabangan yang mensuplai kelenjar pituitari dan basal meningeal. Setelah keluar dari sinus kavernosus, ICA menembus lapisan dura untuk membentuk segmen supraklinoid, yang akan memanjang hingga bifurcartio carotis. Cabang intradura yang pertama adalah arteri ophtalmica, yang mensuplai aliran darah ke orbita dan merupakan sumber potensial dari sirkulasi kolateral.
Cabang carotis berikutnya, arteri comunicans posterior (PCoA), menghubungkan sirkulasi anterior dan posterior. Biasanya terdapat tujuh cabang dari bagian medial arteri ini, yang akan mensuplai batang otak sebelah lateral dan bagian inferior basal ganglia.
Arteri choroidal anterior (AChoA) bermula pada 2-4 mm distal dari PCoA dan merupakan cabang besar yang terakhir sebelum bifurcatio. Arteri ini mensuplai jalur penglihatan (traktus opticus, lateral geniculate body, radiatio opticus), sebagian basal ganglia, dan jalur kortikospinal. Oklusi dari AChoA dapat menyebabkan defisit berupa hemiplegi dan hemianopsian atau tidak ada defisit sama sekali.
Setelah AChoA, ICA akan bercabang untuk membentuk arteri cerebral anterior (ACA) dan arteri cerebral media (MCA). Bagian dari ACA diantara percabangan ICA dan arteri comunicans anterior (ACoA) merupakan segmen A1 dari ACA. Segmen ini akan bercabang menuju kapsula interna, thalamus, dan hipothalamus.
ACoA menghubungkan dua ACA dan menentukan lokasi dimana A1 menjadi arteri cerebral anterior distal (A2). Cabang dari ACoA mensuplai hipothalamus anterior. Cabang terbesar dari area ACA/ACoA adalah arteri recuren Heubner, yang mensuplai anterior dari basal ganglia dan kapsula interna.
Arteri cerebral anterior distal (A2) berjalan superior dan posterior dari ACoA, didalam fissura interhemisfer, dan membagi diri menjadi arteri pericallosal dan arteri callosomarginal didekat genu dari corpus callosum. A2 dan cabangnya mensuplai bagian medial dari lobus frontalis dan parietalis.
Segmen pertama dari MCA (M1) berjalan dari percabangan ICA menuju percabangan MCA dalam fissura Sylvii. Arteri lenticulostriata lateralis dan media berasal dari segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal M1 dan mensuplai basal ganglia serta terutama bagian superior kapsula interna.
Pada fissura Sylvii, MCA berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada titik inilah sebagian besar aneurysma MCA terjadi. Segmen M2 keluar dari fissura Sylvii dan menyebar pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian lateral dari lobus frontal, parietal, occipital, dan temporal. (Venasaphenamagna (2012))


III.1.2.4.2         Sirkulasi Posterior

Arteri vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri subclavia. Setelah keluar dari sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan beberapa cm sebelum masuk kedalam foramen intervertebralis dari C6. Setelah itu ia akan berjalan sepanjang foramen dari C6 hingga C1 dan melewati bagian superior dari arcus C1 dan menembus membran atlantooccipital dan masuk kedalam rongga kepala. Saat berjalan kearah ventral dan superior, ia memberikan cabang arteri cerebellar inferior posterior (PICA) sebelum akhirnya bersatu dengan VA dari arah yang berlawanan pada pertengahan bagian ventral dari pontomedulary junction untuk membentuk arteri basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk dua arteri cerebral posterior pada pontomesencephalic junction. Hubungan menuju sirkulasi anterior melalui PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.
PICA merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior (vertebrobasiller) dan mensuplai medulla vermis inferior, tonsil, dan bagian inferior hemisfer cerebellum. PICA juga sangat erat kaitannya dengan saraf kranial ke 9, 10, dan 11.
Arteri cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya bermula dari distal dari vertebrobasilary junction setinggi pontomedullary junction, mensuplai pons, pedunculus cerebellar media, dan bagian tambahan cerebellum. Selain itu AICA juga terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan 8.
Arteri cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan basilaris, dan mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas cerebellum. Cabang dari SCA akan membentuk anastomose dengan cabang dari PICA dan IACA pada hemisfer cerebellum dan merupakan sumber potensial dari aliran kolateral.
Arteri cerebralis posterior (PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan mensuplai otak tengah bagian atas, thalamus posterior, bagian posteromedial lobus temporalis, dan lobus occipitalis.
Sirkulus Willisi merupakan sirkulasi kolateral antara pembuluh darah intrakranial. Terpisah dari kolateral ophtalmicus, terdapat beberapa tempat anastomose lain antara pembuluh darah ekstra dan intrakranial, mencakup anastomose melalui arteri sphenopalatina, arteri dari foramen rotundum dan cabang kecil yang biasanya ada pada tulang petrosus. Arteri utama yang mensuplai dura adalah arteri meningea media dan cabang ascending arteri pharyngeal, cabang dari sirkulasi eksternal. Terkadang dapat terbentuk anastomose antara dura dan permukaan korteks. Sebagai tambahan, hubungan antara carotis dan vertebrobasillar dapat terjadi. (Venasaphenamagna (2012))



III.1.2.5            Tingkat Kesadaran dan GCS
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
  1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
  2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
  3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
  4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
  5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
  6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.
Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).
Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.
Eye (respon membuka mata) :
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada respon
Verbal (respon verbal) :
(5) : orientasi baik
(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : suara tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada respon
Motor (respon motorik) :
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon
Hasil pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…
Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)
GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)
GCS : 3 – 8 = CKB (cidera kepala berat)
III.2      Tren dan Isu Terbaru Penyakit Meningitis

Salah satu gangguan dari sistem persarafan adalah Meningitis. Meningitis adalah peradangan membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Peradangan dan infeksi meninges adalah sering hidup mengancam kondisi medis seperti itu dapat mengakibatkan otak infeksi dan infeksi aliran darah atau septicaemia yang dapat berakibat fatal.
Meningitis mungkin disebabkan oleh bakteri atau virus. Meningitis virus biasanya lebih umum dan menjalankan kursus lebih ringan sementara meningitis bakteri adalah darurat medis.(dr. Ananya Mandal. MD)
(gambar. III. 3 Gangguan meningitis.Oleh Mikael Häggström, melalui Wikimedia Commons.)
Bakteri meningitis gejala
Bakteri meningitis adalah bentuk yang lebih serius dari kondisi. Gejala mulai tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Meningitis umumnya mempengaruhi anak-anak dan orang tua tapi dapat mempengaruhi semua kelompok umur. (dr. Ananya Mandal. MD)
Gejala peringatan awal
Beberapa gejala peringatan awal termasuk:
  • tubuh sakit dan otot sakit di kaki dan sendi
  • menggigil dan dingin tangan dan kaki
  • kebiruan bibir dan kulit pucat
  • demam tinggi
Gejala awal
Gejala awal bakteri meningitis meliputi: (dr. Ananya Mandal. MD)
  • merasa umumnya tidak sehat
  • sakit kepala parah tak henti-hentinya
  • demam biasanya sangat tinggi
  • mual dan muntah
Kemudian gejala
Sebagai penyakit berlangsung gejala termasuk: (dr. Ananya Mandal. MD)
  • kantuk
  • kebingungan
  • kejang atau cocok
  • mampu untuk mentolerir terang lampu (ketakutan dipotret)-ini kurang umum pada anak-anak
  • kaku leher-kurang umum pada anak-anak - leher menjadi kaku dan sulit untuk menekuk leher ke depan
  • Laju pernapasan cepat, detak jantung cepat, tekanan pernapasan, mengubah keadaan mental (kebingungan dan delirium), urin miskin output dan tekanan darah sangat rendah-ini adalah gejala dari septicaemia dan shock
  • merah ruam jerawat yang karakteristik dan tidak memudar atau mengubah warna bila ditekan dengan segelas slide. Hal ini tidak selalu hadir - ruam sangat sugestif dari meningococcal septicaemia dan harus mengarah pada pengobatan mendesak dan rujukan
  • Kernig's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada meluruskan lutut dengan pinggul dilipat - ini mendeteksi kembali kekakuan dan karakteristik meningitis
  • Brudzinski's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada membungkuk kepala ke depan dengan pinggul dilipat
  • fokus kelumpuhan dan defisit neurologis dan abnormal murid
Bakteri meningitis gejala pada anak-anak
Anak-anak dan bayi memiliki beberapa gejala yang berbeda yang menunjukkan meningitis. Ini termasuk: (dr. Ananya Mandal. MD)
  • gejala awal yang lekas marah dan penolakan diadakan atau makan
  • menjadi floppy dan tidak responsif
  • bayi mungkin kaku dengan gerakan mengocok
  • tidak biasa menangis, menangis melengking atau tidak biasa mengerang
  • muntah dan menolak feed
  • kulit pucat dan jerawat
  • ekspresi menatap
  • sangat mengantuk atau mengantuk dengan keengganan untuk bangun
  • pembengkakan lembut bagian di atas kepalanya disebut fontanelle
Gejala virus meningitis
Virus meningitis lebih umum daripada bakteri meningitis. Penyakit muncul banyak seperti flu dan mungkin memiliki gejala yang lebih ringan. (dr. Ananya Mandal. MD)

Gejala umum
Gejala virus meningitis meliputi: (dr. Ananya Mandal. MD)
  • sakit kepala
  • demam
  • umumnya tidak merasa sangat baik
Gejala yang lebih parah
Dalam kasus-kasus yang lebih parah virus meningitis gejala mungkin: (dr. Ananya Mandal. MD)
  • mual dan muntah
  • kekakuan leher
  • nyeri otot atau joint
  • diare
  • ketakutan dipotret (kepekaan terhadap cahaya)


























BAB IV
PENUTUPAN

IV.1      Kesimpulan

Sistem saraf pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar dibedakan lagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan sistem koordinasi. Pada bagian ini Anda akan mempelajari fungsi dan penyusun sistem saraf pusat.
Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah ujung-ujung saraf penerima rangsangan. Reseptor terdapat pada alat indera. Efektor adalah sel saraf yang mengirimkan tanggapan atas rangsang. Rangsangan (impuls) menyebabkan terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh. Indra penerimanya disebut reseptor luar ekteroreseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri dapat berupa rasa lapar. Indra penerimanya disebut reseptor dalam (interoreseptor).
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih sangat sederhana, dengan susunan sistem saraf yang demikian ternyata hewan mampu menanggapi berbagai perubahan di lingkungannya.
Berdasarkan uraian singkat diatas maka perlu untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan percobaan sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks.
Otak adalah pusat koordinasi yang paling utama. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pengatur gerak refleks tubuh, mengantar impulse saraf ke dan dari  otak.  Sistem syaraf , bersama dengan sistem endokrin, mengurus sebagian besar pengaturan fungsi tubuh. Pada umumnya sistem syaraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat , misalnya kontraksi otot , perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat , dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Otak dibagi menjadi medula oblongata, pons, otak tengah, serebelum, hipotalamus, talamus dan serebrum. Atau secara embriologis mylencephalon (terdiri dari banyak traktus dan beberapa nukleus nervus kranialis, serta formatio retikularis), metencephalon (pons dan serebelum serta formatio retikularis), mesencephalon (tectum, tegmentum terdiri dari formatio retikularis, aquaduktus serebralis, subtansia nigra dan red nucleus), diencephalon (talamus dan hipotalamus).



IV.2      Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatann-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.




























Daftar pustaka

Syafirudin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
          Salemba Medika

Syafirudin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
          Salemba Medika

(Irwanto Sumantri (2008)). Sistem Saraf, dikutip dari
http://www.slideshare.net/irwanto/sistem-sara1-f-presentation, (diakses pada tanggal 16 Desember 2012)

(Iqbal (2007). Sistem Saraf, dikutip dari http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/),
(diakses pada tanggal 16 Desember 2012)

(Yadi Mulyadi). Sistem Saraf, dikutip dari http://yadimulyadiemulsi.blogspot.com/p/sistem
saraf.html, (diakses pada tanggal 16 Desember 2012)



















LAMPIRAN

Neuron atau Sel Saraf
Neuron atau sel saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sisem saraf. Neuron merupakan sel fungsional pada system saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensi aksi dan menjalarkan impuls dari satu sl ke sel berikutnya. Pembentukan potensi aksi merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan informasi. Pembentukan potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh system saraf dalam melaksanakan fungsi kendali dan koordinasi tubuh.

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel glia merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran impuls. Dalam otak manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia dan neuron ialah 10;1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar
neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut selubung mielin.

Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motorik, sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik. Ketiga jenis neuron terseut tersusun secara khusus sehingga mampu menanggapi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar tubuh. Susunan fungsional dari ketiga jenis
neuron tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Susunan khas neuron sensorik, motorik, dan interneuron pada hewan
Neuron mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi. Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, bipolar, dan multipolar. Pada invertebrate, badan sel saraf biasanya berukuran kecil (diameter < 0,1 mm) dan ketebalan serabut saraf < 0,01 mm.
 macam-macam bentuk neorun a. Neuron sensoris b. neuron pada serebellum mamalia, c. neuron motorik pada invertebrata
d. Neuron bermielin
Setiap sel saraf memiliki badan sel ( soma), dendrit, dan akson. Badan sel merupakan bagian utama dari neuron, memiliki inti sel, dan sejumlah organel lain seperti mitokondria, reticulum endoplasma, dan apparatus Golgi. Badan sel juga berfungsi sebagai tempat sintesis neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang penting untuk membantu penjalaran impulsmelintasi sinaps. Dari badan sel tampak sejumlah penonjolan sitoplasmik ke arah luar, membentuk struktur yang disebut dendrite dan akson.


Dendrit merupakan tonjolan sitoplasmik yang muncul dari badan sel saraf, berukuran pendek (kurang dari ssatu mm), berjumlah banyak, dan bercabang-cabang. Dendrit berfungsi sebagai penerima rangsangan dan membawanya ke badan sel. Akson ialah tonjolan sitoplaasmik yang muncul dari badan sel saraf, berfungsi menjalarkan impuls ke ujung akson. Dibandingkan dengan tonjolan sitoplasmik lainnya, akson berukuran paling panjang, dengan ujung sangat bercabang-cabang. Akson ada yang dilapisi oleh selubung mielin dan ada yang tidak.































FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN
Fungsi Sel saraf dan Potensial Aksi
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. 

1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf sensorik
adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik
adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.

3. Sel saraf penghubung
adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

2.2 Fungsi Sistem Saraf Pusat, Spinal, Cranial, dan otak
Sistem saraf pusat
System Saraf Pusat terdiri atas:
a. Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. 

Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan. 

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. 

Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

b. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. 

Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

Saraf-saraf kranial

Nomor Nama Jenis Fungsi
I Olfaktori
Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau

II Optik
Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual
III Okulomotor
Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata

IV Troklear
Motorik Menggerakkan beberapa otot mata

V Trigeminal
Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang

VI Abdusen
Motorik Abduksi mata

VII Fasial
Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII Vestibulokoklear
Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX Glosofaringeal
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
X Vagus
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
XI Aksesori
Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
XII Hipoglosal
Motorik Mengendalikan pergerakan lidah

Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik dorsalis (posterior ) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsl ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik ), membawa informasi kekorda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui sarar aferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebralis tempat munculnya saraf tersebut
a. Saraf servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
b. Saraf torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
c. Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
d. Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
e. Saraf koksiks, 1 pasang
Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan demikian terbentuk Pleksus :
1. Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang menyarafi diaframa.
2. Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
3. Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan abdomen
4. Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah
5. Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah, bokong, dan regia perineal.
6. Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia koksigeas.

2.3 Sirkulasi Otak
Anatomi Sirkulasi Otak
Sirkulasi otak dapat dibagi menjadi sirkulasi anterior (carotid) dan posterior (vertebrobasiler), yang bertemu di dasar otak melalui sistem anastomose yang membentuk sirkulus Willisi.
Sirkulasi Anterior
Arteri carotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri carotis sinistra berasal langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar vertebrae cervical keempat, arteri carotis communis terbagi menjadi arteri carotis eksterna, yang mensuplai wajah dan scalp, dan arteri carotis interna, yang mensuplai sirkulasi intracranial.
Arteri carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1), petrosus (C2), intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus meningeohipofiseal berasal dari carotis intrakavernosa dan memberikan percabangan yang mensuplai kelenjar pituitari dan basal meningeal. Setelah keluar dari sinus kavernosus, ICA menembus lapisan dura untuk membentuk segmen supraklinoid, yang akan memanjang hingga bifurcartio carotis. Cabang intradura yang pertama adalah arteri ophtalmica, yang mensuplai aliran darah ke orbita dan merupakan sumber potensial dari sirkulasi kolateral.
Cabang carotis berikutnya, arteri comunicans posterior (PCoA), menghubungkan sirkulasi anterior dan posterior. Biasanya terdapat tujuh cabang dari bagian medial arteri ini, yang akan mensuplai batang otak sebelah lateral dan bagian inferior basal ganglia.
Arteri choroidal anterior (AChoA) bermula pada 2-4 mm distal dari PCoA dan merupakan cabang besar yang terakhir sebelum bifurcatio. Arteri ini mensuplai jalur penglihatan (traktus opticus, lateral geniculate body, radiatio opticus), sebagian basal ganglia, dan jalur kortikospinal. Oklusi dari AChoA dapat menyebabkan defisit berupa hemiplegi dan hemianopsian atau tidak ada defisit sama sekali.
Setelah AChoA, ICA akan bercabang untuk membentuk arteri cerebral anterior (ACA) dan arteri cerebral media (MCA). Bagian dari ACA diantara percabangan ICA dan arteri comunicans anterior (ACoA) merupakan segmen A1 dari ACA. Segmen ini akan bercabang menuju kapsula interna, thalamus, dan hipothalamus.
ACoA menghubungkan dua ACA dan menentukan lokasi dimana A1 menjadi arteri cerebral anterior distal (A2). Cabang dari ACoA mensuplai hipothalamus anterior. Cabang terbesar dari area ACA/ACoA adalah arteri recuren Heubner, yang mensuplai anterior dari basal ganglia dan kapsula interna.
Arteri cerebral anterior distal (A2) berjalan superior dan posterior dari ACoA, didalam fissura interhemisfer, dan membagi diri menjadi arteri pericallosal dan arteri callosomarginal didekat genu dari corpus callosum. A2 dan cabangnya mensuplai bagian medial dari lobus frontalis dan parietalis.
Segmen pertama dari MCA (M1) berjalan dari percabangan ICA menuju percabangan MCA dalam fissura Sylvii. Arteri lenticulostriata lateralis dan media berasal dari segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal M1 dan mensuplai basal ganglia serta terutama bagian superior kapsula interna.
Pada fissura Sylvii, MCA berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada titik inilah sebagian besar aneurysma MCA terjadi. Segmen M2 keluar dari fissura Sylvii dan menyebar pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian lateral dari lobus frontal, parietal, occipital, dan temporal.

Sirkulasi Posterior
Arteri vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri subclavia. Setelah keluar dari sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan beberapa cm sebelum masuk kedalam foramen intervertebralis dari C6. Setelah itu ia akan berjalan sepanjang foramen dari C6 hingga C1 dan melewati bagian superior dari arcus C1 dan menembus membran atlantooccipital dan masuk kedalam rongga kepala. Saat berjalan kearah ventral dan superior, ia memberikan cabang arteri cerebellar inferior posterior (PICA) sebelum akhirnya bersatu dengan VA dari arah yang berlawanan pada pertengahan bagian ventral dari pontomedulary junction untuk membentuk arteri basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk dua arteri cerebral posterior pada pontomesencephalic junction. Hubungan menuju sirkulasi anterior melalui PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.
PICA merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior (vertebrobasiller) dan mensuplai medulla vermis inferior, tonsil, dan bagian inferior hemisfer cerebellum. PICA juga sangat erat kaitannya dengan saraf kranial ke 9, 10, dan 11.
Arteri cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya bermula dari distal dari vertebrobasilary junction setinggi pontomedullary junction, mensuplai pons, pedunculus cerebellar media, dan bagian tambahan cerebellum. Selain itu AICA juga terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan 8.
Arteri cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan basilaris, dan mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas cerebellum. Cabang dari SCA akan membentuk anastomose dengan cabang dari PICA dan IACA pada hemisfer cerebellum dan merupakan sumber potensial dari aliran kolateral.
Arteri cerebralis posterior (PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan mensuplai otak tengah bagian atas, thalamus posterior, bagian posteromedial lobus temporalis, dan lobus occipitalis.
Sirkulus Willisi merupakan sirkulasi kolateral antara pembuluh darah intrakranial. Terpisah dari kolateral ophtalmicus, terdapat beberapa tempat anastomose lain antara pembuluh darah ekstra dan intrakranial, mencakup anastomose melalui arteri sphenopalatina, arteri dari foramen rotundum dan cabang kecil yang biasanya ada pada tulang petrosus. Arteri utama yang mensuplai dura adalah arteri meningea media dan cabang ascending arteri pharyngeal, cabang dari sirkulasi eksternal. Terkadang dapat terbentuk anastomose antara dura dan permukaan korteks. Sebagai tambahan, hubungan antara carotis dan vertebrobasillar dapat terjadi.

2.4 Mekanisme Reflek
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Brikut skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak yang disaari.

2.5 Aktivitas Reflek
Jalur – jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal sebagai lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk pemeriksaan keadaan fisis secara umum, fungsi nervus, dan koordinasi tubuh. Dari refleks atau respon yang diberikan oleh anggota tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui normal tidaknya fungsi dalam tubuh.
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung reflex ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan efektor. Pada mamalia, hubungan (sinaps) antara neuron somatil aferen dan eferen biasanya terdapat di otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal sebagai hokum Bell-Magendie.
Kegiatan pada lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas, di saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang terbentuk akan sebanding dengan besarnya potensial generator. Di system saraf pusat (SSP), terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang, berupa potensial eksitasi pascasinaps (Excitatory Postsynaptic Potential=EPSP) dan potesial inhibisi postsinaps (Inhibitory Postsynaptic Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf (sinaps). Respon yang timbul di serat eferen juga berupa repons yang bersifat gagal atau tuntas. Bila potensial aksi ini sampai di efektor, terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Bila efektornya berupa otot polos, akan terjadi sumasi respons sehingga dapat mencetuskan potensial aksi di otot polos. Akan tetapi, di efektor yang berupa otot rangka, respons bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu menghasilkan kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya terdapat di system saraf pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini dapat dimodifikasi oleh berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps p
ada neuron eferen tersebut.
Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang mempunyai satu sinaps anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex semacam itu dinamakan monosinaptik, dan reflex yang terjadi disebut reflex monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai lebih dari satu interneuron antara neuron afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara 2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung reflex, terutama pada lengkung reflex polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal, oklusi, efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai efek lain.
Bila suatu otot rangka dengan persarafan yang utuh direnggangkan, akan timbul kontraksi. Respons ini disebut reflex renggang. Rangsangannya adalah regangan pada otot, dan responnya berupa kontraksi otot yang direnggangkan. Reseptornya adalah kumparan otot (muscle spindle). Impuls yang timbul akibat peregangan kumparan otot yang dihantarkan ke SSP melalui sera-serat sensorik cepat yang langsung bersinaps dengan neuron motorik otot yang teregang itu. Neurotransmitter di sinaps yang berada di SSP ini adalah glutamate. Reflex-refleks regang merupakan contoh reflex monosimpatik yang paling dikenal dan paling banyak diteliti. Jika suatu otot keseluruhan diregangkan secara pasif, serat-serat intrafusal di dalam gelendong-gelendong otot juga teregang, terjadi peningkatan pembentukan potensial aksi di serat saraf aferen yang ujung-ujung sensoriknya berakhir di serat-serat gelendong yang teregang tersebut. Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa yang mempersarafi serat-serat ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi otot itu. Refleks regang (stretch reflex) ini berfungsi sebagai mekanisme umpan balik negative untuk menahan setiap perubahan pasif panjang otot, sehingga panjang optimal dapat dipertahankan.
Contoh klasik reflex regang adalah reflex tendon patella atau knee-jerk reflex. Otot- otot ekstenson lutut adalah kuadriseps femoris, yang membentuk anterior paha dan melekat ke tibia (tulang kering) tepat di bawah lutut melalui tendon patella. Pengetukan tendon ini dengan sebuah palu karet akan secara pasif meregangkan otot-otot kuadriseps dan mengaktifkan reseptor-reseptor gelendongnya. Reflex regang yang terjadi menimbulkan kontraksi otot ekstensor ini, sehingga lutut mengalami ekstensi dan mengangkat tungkai bawah dengan cara yang khas. Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin sebagai penilain pendahuluan fungsi system saraf. Reflex patella yang normal mengindikasikan dokter bahwa sejumlah komponen saraf dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik, keluaran eferen taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri-berfungsi normal. Reflex ini juga mengindikasikan adanya keseimbangan antara masukan eksitorik dan inhibitorik ke neuron motorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi di otak.
Tujuan utama reflex regang adalah menahan kecenderungan peregangan pasif otot-otot ekstensor yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika seseorang berdiri tegak. Setiap kali sendi lutut cenderung melengkung akibat gravitasi, otot-otot kuadriseps teregang. Kontraksi yang terjadi pada otot ekstensor ini akibat reflex regang dengan cepat meluruskan lutut, menahan tungkai tetap terkstensi, sehingga orang yang bersangkutan tetap berdiri tegak.
Stretch dinamis dan statis Stretch Reflex. Itu refleks regangan dapat dibagi menjadi dua komponen: refleks peregangan dinamis dan reflex regangan statis. Dinamis adalah menimbulkan refleks regangan oleh menimbulkan sinyal dinamis ditularkan dari indra utama akhiran dari spindle otot, yang disebabkan oleh peregangan cepat atau unstretch. Artinya, ketika tiba-tiba otot diregangkan atau teregang, sinyal kuat ditularkan ke sumsum tulang belakang; ini seketika kuat menyebabkan refleks kontraksi (atau penurunan kontraksi) dari otot yang sama dari sinyal yang berasal. Jadi, fungsi refleks untuk menentang perubahan mendadak pada otot panjang. Refleks regangan yang dinamis berakhir dalam fraksi detik setelah otot telah menggeliat (atau awalnya) untuk panjang baru, tetapi kemudian yang lebih lemah statis refleks regangan terus untuk waktu yang lama setelahnya. Refleks ini diperoleh oleh statis terus-menerus sinyal reseptor ditularkan oleh kedua primer dan endings.The sekunder pentingnya peregangan statis refleks adalah bahwa hal itu menyebabkan tingkat kontraksi otot tetap cukup konstan, kecuali jika sistem saraf seseorang secara spesifik kehendak sebaliknya.
Yang sangat penting fungsi dari refleks regangan adalah kemampuannya untuk mencegah osilasi atau sentakan pada pergerakan mesin tubuh. Ini adalah fungsi meredam dam memperlancar seperti yang dijelaskan dalam paragraf berikut. Sinyal dari sumsum tulang belakang sering ditularkan ke otot dalam bentuk unsmooth, meningkatkan intensitas untuk beberapa milidetik, kemudian menurun intensitas, kemudian mengubah tingkat intensitas lain, dan begitu seterusnya.
Refleks cahaya pada pupil adalah refleks yang mengontrol diameter pupil, sebagai tanggapan terhadap intensitas (pencahayaan) cahaya yang jatuh pada retina mata. Intensitas cahaya yang lebih besar menyebabkan pupil menjadi lebih kecil (kurangnya cahaya yang masuk), sedangkan intensitas cahaya yang lebih rendah menyebabkan pupil menjadi lebih besar ( banyak cahaya yang masuk). Jadi, refleks cahaya pupil mengatur intensitas cahaya yang memasuki mata.
Refleks kornea, juga dikenal sebagai refleks berkedip, adalah tanpa sadar kelopak mata berkedip dari yang diperoleh oleh stimulasi (seperti menyentuh atau benda asing) dari kornea, atau cahaya terang, meskipun bisa akibat dari rangsangan perifer. Harus membangkitkan rangsangan baik secara langsung dan respons konsensual (tanggapan dari mata sebaliknya). Refleks mengkonsumsi pesat sebesar 0,1 detik. Tujuan evolusioner refleks ini adalah untuk melindungi mata dari benda asing dan lampu terang (yang terakhir ini dikenal sebagai refleks optik).
Pemeriksaan refleks kornea merupakan bagian dari beberapa neurologis ujian, khususnya ketika mengevaluasi koma. Kerusakan pada cabang oftalmik (V1) dari saraf kranial ke-5 hasil di absen refleks kornea ketika mata terkena dirangsang. Stimulasi dari satu kornea biasanya memiliki respons konsensual, dengan menutup kedua kelopak mata normal.[4]
Refleks biseps tes refleks yang mempelajari fungsi dari refleks C5 busur dan untuk mengurangi refleks C6 derajat busur. Tes ini dilakukan dengan menggunakan sebuah tendon palu untuk dengan cepat menekan tendon biceps brachii saat melewati kubiti fosa. Secara spesifik, tes mengaktifkan reseptor di dalam peregangan otot bisep brachii yang berkomunikasi terutama dengan C5 dan sebagian saraf tulang belakang dengan saraf tulang belakang C6 untuk merangsang kontraksi refleks dari otot biseps dan menyentakkan lengan bawah.
































Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
  1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
  2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
  3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
  4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
  5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
  6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.
Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).
Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.
Eye (respon membuka mata) :
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada respon
Verbal (respon verbal) :
(5) : orientasi baik
(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : suara tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada respon
Motor (respon motorik) :
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon
Hasil pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…
Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)
GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)
GCS : 3 – 8 = CKB (cidera kepala berat)

























Oleh Dr Ananya Mandal, MD
Meningitis adalah peradangan membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Peradangan dan infeksi meninges adalah sering hidup mengancam kondisi medis seperti itu dapat mengakibatkan otak infeksi dan infeksi aliran darah atau septicaemia yang dapat berakibat fatal.
Meningitis mungkin disebabkan oleh bakteri atau virus. Meningitis virus biasanya lebih umum dan menjalankan kursus lebih ringan sementara meningitis bakteri adalah darurat medis.
Oleh Mikael Häggström, melalui Wikimedia Commons.
Bakteri meningitis gejala
Bakteri meningitis adalah bentuk yang lebih serius dari kondisi. Gejala mulai tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Meningitis umumnya mempengaruhi anak-anak dan orang tua tapi dapat mempengaruhi semua kelompok umur.

Gejala peringatan awal
Beberapa gejala peringatan awal termasuk:
  • tubuh sakit dan otot sakit di kaki dan sendi
  • menggigil dan dingin tangan dan kaki
  • kebiruan bibir dan kulit pucat
  • demam tinggi
Gejala awal
Gejala awal bakteri meningitis meliputi:
  • merasa umumnya tidak sehat
  • sakit kepala parah tak henti-hentinya
  • demam biasanya sangat tinggi
  • mual dan muntah
Kemudian gejala
Sebagai penyakit berlangsung gejala termasuk:
  • kantuk
  • kebingungan
  • kejang atau cocok
  • mampu untuk mentolerir terang lampu (ketakutan dipotret)-ini kurang umum pada anak-anak
  • kaku leher-kurang umum pada anak-anak - leher menjadi kaku dan sulit untuk menekuk leher ke depan
  • Laju pernapasan cepat, detak jantung cepat, tekanan pernapasan, mengubah keadaan mental (kebingungan dan delirium), urin miskin output dan tekanan darah sangat rendah-ini adalah gejala dari septicaemia dan shock
  • merah ruam jerawat yang karakteristik dan tidak memudar atau mengubah warna bila ditekan dengan segelas slide. Hal ini tidak selalu hadir - ruam sangat sugestif dari meningococcal septicaemia dan harus mengarah pada pengobatan mendesak dan rujukan
  • Kernig's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada meluruskan lutut dengan pinggul dilipat - ini mendeteksi kembali kekakuan dan karakteristik meningitis
  • Brudzinski's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada membungkuk kepala ke depan dengan pinggul dilipat
  • fokus kelumpuhan dan defisit neurologis dan abnormal murid

Bakteri meningitis gejala pada anak-anak
Anak-anak dan bayi memiliki beberapa gejala yang berbeda yang menunjukkan meningitis. Ini termasuk:
  • gejala awal yang lekas marah dan penolakan diadakan atau makan
  • menjadi floppy dan tidak responsif
  • bayi mungkin kaku dengan gerakan mengocok
  • tidak biasa menangis, menangis melengking atau tidak biasa mengerang
  • muntah dan menolak feed
  • kulit pucat dan jerawat
  • ekspresi menatap
  • sangat mengantuk atau mengantuk dengan keengganan untuk bangun
  • pembengkakan lembut bagian di atas kepalanya disebut fontanelle
Gejala virus meningitis
Virus meningitis lebih umum daripada bakteri meningitis. Penyakit muncul banyak seperti flu dan mungkin memiliki gejala yang lebih ringan.
Gejala umum
Gejala virus meningitis meliputi:
  • sakit kepala
  • demam
  • umumnya tidak merasa sangat baik
Gejala yang lebih parah
Dalam kasus-kasus yang lebih parah virus meningitis gejala mungkin:
  • mual dan muntah
  • kekakuan leher
  • nyeri otot atau joint
  • diare
  • ketakutan dipotret (kepekaan terhadap cahaya)
Ditinjau oleh April Cashin-Garbutt, BA Hons (Cantab)
Penyakit meningitis adalah infeksi pada lapisan otak dan urat saraf tulang belakang. Meningitis merupakan infeksi yang dapat mengancam nyawa.  Bila tidak ditangani dapat terjadi pembengkakan otak, kecacatan tetap, koma bahkan kematian. Meningitis dapat terjadi karena beberapa sebab; seperti bakteri (yang paling bahaya), virus, jamur, reaksi karena obat, keracunan logam tertentu.

Penyakit meningitis ada 3 tipe:

Meningitis triptokokus
Penyakit meningitis triptokokus adalah meningitis yang disebabkan leh jamur triptokokus. Jamur ini dapat masuk ke tubuh kita saat menghirup debuatau uap dari kotoran burung yang sudah kering.
Viral Meningitis
Penyakit meningitis yang disebabkan oleh virus. Viral meningitis termasuk penyakit ringan, gejalanya menyerupai sakit flu biasa dan pada umumnya akan sembuh sendiri.
Bacterial meningitis
Penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu contoh bakterinya yaitu meningococcal bacteria.
Gejala penyakit meningitis
Gejala awal penyakit meningitis yaitu demam, sakit kepala, kaku kuduk, sakit tenggorokan, dan muntah. Penyakit meningitis pada orang dewasa menjadisangat sakit dalamwaktu 24jam, sedangkan pada anak-anak bisa lebih cepat. Selain itu juga pada orang dewasa menjadi lebih mudah tersinggung, linglung, dan sangat mengantuk, hingga terjadi penurunan kesadaran koma bahkan meninggal.

Pencegahan penyakit meningitis

Menjaga hygiene merupakan cara yang paling baik untuk menghindari transmisi penyakit.
Antibiotik diberikan untuk mencegah meningitis pada orang yang kontak dekat dengan orang yang menderita meningitis. Walau pun demikian tetap harus diperiksa kembali oleh dokter bila berkembang menjadi sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, atau sakit leher.
Vaksinasi
Vaksin meningitis tersedia untuk yang disebabkan oleh Neisseria meningitides. Terdapat 2 tipe yaitu: Meningococcal Conjugate Vaccine (MCV4) dan Meningocal Polysaccharide Vaccine (MPSV4).  MCV4 untuk usia 2-55 tahun, sementara MPSV4 untuk yang berusia >55 tahun.
Vaksin dapat mencegah terhadap 4 tipe serogroup.  Dan dapat melindungi sampai 90% dari yang mendapatkannya.  MCV4 diberikan dosis tunggal dan disarankan untuk diulang 5 tahun sekali sementara MSV4 cukup satu kali saja pada usia >55 tahun.
Orang-orang yang direkomendasikan untuk diberikan vaksin sbb:
1.        Tinggal di asrama
2.        Tentara
3.        Bepergian ke daerah biasa meningitis
4.        Jemaah haji
5.        Memiliki penyakit paru
Vaksin Hib bisa melindungi dari infeksi meningitis karena bakteri Haemophilus influenza type B (Hib).  Diberikan pada orang dewasa bila:
1.        Menderita penyakit sickle cell anemia
2.        Menderita Leukemia
3.        Menderita HIV/AIDS
4.        Sedang menjalani kemo terapi suatu kanker
Vaksin pneumonia dapat juga memproteksi meningitis yang disebabkan oleh Streptococcus pneumonia.




SEASON TANYA JAWAB
Pertanyaan dari Asmi Mustika
1.    Mengapa otak tengah jarang dipakai dan apa fungsi dari otak tengah ?
Dijawab oleh Nur Hidawati
Karena Otak tengah berfungsi untuk mengendalikan penglihatan, pendengaran, gerakan mata dan gerakan tubuh secara umum. Struktur yang merupakan bagian dari otak tengah adalah colliculi superior dan inferior dan inti merah.
Ditambahkan oleh Fitriani
            Karena,semakin bertambah usia,maka semakin berkurang fungsi otak tengah tersebut,karena pada usia lanjut otak manusia lebih di dominasi satu dari bagian otak kiri atau kanan.
Ditambahkan oleh Haza Septarina dan Imam Tri Saputra
Otak tengah pada dasarnya hanya digunakan sebagai fungsi vital, misalnya, denyut jantung, pembuluh darah. Sebenarnya otak tengah tidak alamiah karena sampai sekarang belum diketahui fungsinya secara khusus. Tapi, bukan berarti otak tengah tidak digunakan, melainkan berguna dalam pengendalian dan keseimbangan tubuh.

Pertanyaan dari Diki Saputra
2.    Apa yang diaksud dengan jembatan varol yang terdapat dalam otak kecil?
Dijawab oleh Lutfa Lidya
Jembatan Varol ( Ponds Varolii ) merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, serta menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan Varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.
Pertanyaan dari Lisma Dahniar
3.    Perbedaan dari struktur saraf sensorik, motorik, dan penghubung adalah ?
Dijawab oleh Nur Annisa Alazim
Jenis
Struktur
Fungsi
Saraf sensorik
·         Badan sel bergelombang membentuk ganglion
·         Akson pendek
·         Dendrit panjang
Membawa rangsangan ke sistem saraf pusat
Saraf motorik
·         Dendrit pendek
·         Akson panjang
Membawa atau meneruskan rangsangan dari sistem saraf pusat
Saraf penghubung
·         Dendrit pendek
·         Akson ada yang pendek dan ada yang panjang
Meneruskan rangsangan dari bagian otak yang satu menuju bagian otak yang lain, dari otak menuju sumsum tulang belakang atau sebaliknya, serta menghubungkan saraf motorik dan saraf sensorik.

Pertanyaan dari Niken Sri Wahyu Lista
4.    Perbaruan apa yang di dapat dari penyakit meningitis ? dan apa penyebab utamanya ?
Dijawab oleh Hengky
Pembaruan tentang penyakit ini adalah :
Di mana di lakukan penelitian berdasarkan survey yang ada, penyakit ini dapat menyebar melalui hewan peliharaan, yg terinveksi dr air liur atau kelenjar ludahnya, seperti anjing, kucing dan lain sebagainya
Penyebab penyakit ini yaitu di sebabkan oleh bakteri, dan virus.
Adapun baketri atau virus tersebut antara lain :
1.    haemophillus influenza type B.
2.    streptococcus pneumonia
3.    Neisseria meningitis
Ditambahkan oleh Rangga Saputra
Penyakit meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau pasilan yang menyebar dalam darah ke cairan otak.








Pertanyaan dari Pak Edwin
5. Bagaiamana mendeteksi peyakit pada sakit otot di bagian kaki dan sendi?
6. Apa yang dimaksud dengan okulomotorius dan abduksi mata?
Dijawab oleh Jenwari
·         Mengukur tingkat tonus ototnya, lihat keadaan fisik pasien,apakah terasa kaku dan keram.
·         Okulomotorius menggerakkan sebagian besar otot mata dengan 6 arah, yaitu gerakan medialis, ke arah atas dalam, atas luar, dan bawah luar , kontraksi pupil dan lensa mata. Sedangkan yang dimaksud dengan abduksi mata, yaitu mengendalikan otot mata untuk gerakkan menjauh.




 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar