BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar
Belakang
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah
kecildalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam
sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh
tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan
pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan
sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan
kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia,
tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai
kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam
berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan,
sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.
I.II Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah
untuk mengetahui :
1.
Fungsi vitamin.
2.
Kebutuhan vitamin bagi tubuh.
3.
Vitamin yang larut dalam air.
4.
Vitamin yang larut dalam lemak.
BAB II
PEMBAHASAN
II.I Pengertian
Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin)
adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan
oleh tubuh.
Nama ini
berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya
"hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki
atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin
ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
II.II Fungsi
Vitamin Secara Umum
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan
dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi,
tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam
jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam
tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya
adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di
samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Fungsi Vitamin secara umum berhubungan sangat
erat dengan fungsi enzim, terutama vitamin –vitamin kelompok B.
Suatu enzim terdiri atas komponen protein yang
dihasilkan oleh sel disebut “APOENZIM” Vitamin merupakan suatu senyawa
yg telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu
manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat
memberikan efek kesehatan bagi tubuh.
Vitamin diperkirakan berperan sebagai katalisator
dalam reaksi biokimia tubuh. Vitamin dapat berperan secara
bersama–sama dalam mengatur fungsi tubuh, misalnya memacu dan memelihara
:
1.
Pertumbuhan,
2.
Reproduksi,
3.
Kesehatan dan
kekuatan tubuh,
4.
Stabilitas
sistem syaraf,
5.
Selera makan,
6.
Pencernaan,
7.
Penggunaan
zat-zat makanan lainnya.
Selain itu
vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk menghindari
terjadinya radikal bebas (free radikal bebas).
II.III Macam-Macam
Vitamin
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan
menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu
B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut
dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa
(lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke
seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan
beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan
hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis
vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya
akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh
tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang
tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terus-menerus.
1.
Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal
dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra
penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen
penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah
rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang
banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama
yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna
merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
Apabila terjadi defisiensi
vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu,
penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat.
Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain
pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan.
Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan
vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya
pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit. Sayur-sayuran hijau
dan kacang-kacangan sebagai sumber vitamin A dan vitamin B yang tinggi.
2.
Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam
metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat
beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai
senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap
berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam
kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah
(eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan
sayur-sayuran hijau.
3.
Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin,
merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga
kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang
diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga
membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin
B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik.
Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan
sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengkonsumsi
banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan
makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
Beri-beri, penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1
4.
Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam
metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah
satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan
flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini
berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi.
Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah,
dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit,
rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar,
kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering
bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
5.
Vitamin B3
Vitamin B3
juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan
protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula
darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis
senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3
termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani,
seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat
beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar
tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan,
muntah-muntah, dan mual.
6.
Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam
reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar
dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi
makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi
yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam
lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan
dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal,
dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin
B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang
akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.
7.
Vitamin B6
Vitamin B6,
atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial
bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim
A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam
lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga
berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.
Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena
vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging,
dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit
pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
8.
Vitamin B12
Vitamin B12
atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh
hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali
mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam
metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu
jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf,
pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan
daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
9.
Vitamin C
Buah jeruk, terkenal atas kandungan vitamin C-nya yang
tinggi. Vitamin C (asam askorbat) banyak
memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga
berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting
penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin
C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal
bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang
mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi
dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti
kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk
dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini
juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan
perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme
inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah
berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi
berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di
dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan
rusaknya sel darah merah.
10. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang
banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta
produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi
oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme
kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D
saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah
maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki
akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami
kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan
fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada
remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah
osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang.
Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat
badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan.
11. Vitamin E
Struktur molekul vitamin E. Vitamin E berperan dalam menjaga
kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata,
sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi
paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja
vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak
ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan.
Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan
baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami
gangguan yang berkepanjangan.
12. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem
peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan
berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat
terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai
kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat.
Oleh karena itu, kita perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran
segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di
dalam tubuh.
II.IV Tahun Penemuan Vitamin
Tahun penemuan vitamin alami
dan sumbernya
|
|||
Tahun penemuan
|
Vitamin
|
Nama biokimia
|
Ditemukan di
|
1909
|
Vitamin A
|
||
1912
|
Vitamin B1
|
||
1912
|
Vitamin C
|
||
1918
|
Vitamin D
|
||
1920
|
Vitamin B2
|
||
1922
|
|||
1926
|
Vitamin B12
|
Telur
|
|
1929
|
|||
1931
|
Vitamin B5
|
||
1931
|
Vitamin B7
|
Hati
|
|
1934
|
Vitamin B6
|
Kacang
|
|
1936
|
Vitamin B3
|
Ragi
|
|
1941
|
Vitamin B9
|
Hati
|
II.V Senyawa
Serupa Vitamin
Sel darah merah, terbentuk sempurna oleh kontribusi
vitamin B, C, dan E, serta asam para-aminobenzoat
Selain vitamin, tubuh juga memproduksi senyawa lain
yang juga berperan dalam kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Senyawa ini
memiliki karakteristik dan aktivitas yang mirip dengan vitamin sehingga
seringkali disebut dengan istilah senyawa serupa vitamin (vitamin like
substances). Perbedaan utamanya dengan vitamin adalah senyawa ini
diproduksi tubuh dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Beberapa senyawa ini pernah diklasifikasikan ke dalam kelompok vitamin B
kompleks karena kemiripan fungsi dan sumber makanannya. Akan tetapi, secara
umum peranan senyawa serupa vitamin ini tidaklah sepenting vitamin.
Kolin (choline)
merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa serupa
vitamin. Senyawa ini dapat ditemukan di setiap sel mahluk hidup dan berperan dalam
pengaturan sistem saraf yang baik dan beberapa metabolisme sel. Mioinositol (myoinositol)
juga termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin yang larut dalam air.
Peranannya dalam tubuh secara spesifik belum diketahui. Contoh lain dari
senyawa serupa vitamin ini adalah asam para-aminobenzoat (4-aminobenzoic
acid, PABA) yang berperan sebagai senyawa antioksidan dan penyusun sel
darah merah. Karnitin (carnitine) merupakan senyawa lain yang berperan
dalam sistem transportasi asam lemak dan pembentukkan otot tubuh.
II.VI Vitamin sebagai antioksidan
Semua jenis kehidupan di bumi
memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup. Untuk menghasilkan energi ini,
makhluk hidup memerlukan bantuan berbagai substansi, salah satunya adalah
oksigen. Oksigen terlibat secara langsung dalam metabolisme energi di dalam tubuh.
Sebagai produk sampingannya, oksigen dilepaskan dalam bentuk yang tidak stabil.
Molekul inilah yang dikenal dengan nama radikal bebas (free radicals).
Oksigen yang tidak stabil memiliki elektron bebas yang tidak berpasangan
sehingga bersifat reaktif. Kereaktifan oksigen ini sangat berbahaya bagi tubuh
karena dapat mengoksidasi dan merusak DNA, protein, karbohidrat, asam lemak,
dan membran sel di dalam tubuh. Sumber radikal bebas lainnya adalah asap rokok,
polusi lingkungan, dan sinar ultraviolet.
Asap rokok, salah satu sumber
radikal bebas yang dapat merusak jaringan tubuh, terutama paru-paru.
Tubuh memiliki beberapa mekanisme
pertahanan terhadap senyawa radikal bebas ini untuk menetralkan efek
negatifnya. Kebanyakan diantaranya adalah senyawa antioksidan alami, seperti
enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan
sendiri berarti senyawa yang dapat mencegah terjadinya peristiwa oksidasi atau
reaksi kimia lain yang melibatkan molekul oksigen (O2). Senyawa lain
yang juga dapat berperan sebagai antioksidan adalah glutation, CoQ10, dan gugus
tiol pada protein, serta vitamin. Beberapa jenis vitamin telah terbukti
memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Contoh vitamin yang banyak
berperan sebagai senyawa antioksidan di dalam tubuh adalah vitamin C dan
vitamin E.
Vitamin E dapat membantu
melindungi tubuh dari oksidasi senyawa radikal bebas. Vitamin ini juga mampu
bekerja dalam kondisi kadar senyawa radikal bebas yang tinggi sehingga mampu
dengan efisien dan efektif menekan reaksi perusakan jaringan di dalam tubuh
melalui proses oksidasi. Di samping vitamin E, terdapat satu jenis vitamin lagi
yang juga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yaitu vitamin C. Vitamin
ini berinteraksi dengan senyawa radikal bebas di bagian cairan sel. Selain itu,
vitamin C juga dapat memulihkan kondisi tubuh akibat adanya reaksi oksidasi
dari berbagai senyawa berbahaya.
Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh menjadi sangat
berlebih dan tidak lagi dapat diantisipasi oleh senyawa antioksidan maka akan
timbul berbagai penyakit kronis, seperti kanker, arterosklerosis, penyakit
jantung, katarak, alzhemeir, dan rematik. Bagi orang yang memiliki sejarah
penyakit kronis tersebut dalam garis keturunannya, dianjurkan untuk
mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin C dan E sebagai sumber
senyawa antioksidan. Selain itu, suplemen makanan juga dapat turut membantu mengatasi masalah
tersebut.
II.VII Vitamin dan Penuaan Tubuh
Struktur mitokondria, salah satu
organel sel penghasil energi bagi tubuh. Penuaan
tubuh merupakan hasil akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan jaringan yang
tidak dapat diperbaiki. Pada keadaan normal, kerusakan pada sel dan jaringan
tubuh dapat diperbaiki melalui proses replikasi sel tubuh yang juga dikenal
dengan istilah mitosis. Akan tetapi, pada berbagai kasus sel yang rusak tidak
lagi dapat diperbaharui, melainkan terus terakumulasi. Hal inilah yang
berpotensi menyebabkan penuaan pada tubuh. Senyawa radikal bebas merupakan
salah satu agen yang berkontribusi besar dalam peristiwa ini.
Mitokondria merupakan salah satu
organel sel yang paling rentan mengalami kerusakan oleh senyawa oksigen reaktif
(radikal bebas). Hal ini terkait dengan banyaknya reaksi pelepasan oksigen
bebas di dalam organel ini yang merupakan pusat metabolisme energi tubuh.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa tingkat kerusakan mitokondria ini
berhubungan langsung dengan proses penuaan tubuh atau panjangnya umur suatu
makhluk hidup. Selain itu, kerusakan DNA akibat reaksi oksidasi oleh radikal
bebas juga turut berperan besar dalam peristiwa ini. Oleh karena itu, tubuh
memerlukan suatu senyawa untuk menekan efek perusakan oleh radikal bebas.
Vitamin merupakan satu dari
berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan tubuh oleh
senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin
antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal
bebas, terutama oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga
berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena
berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada
manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup
dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang.
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
1. Masing-masing vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah
terttentu, bila terlalu banyak di konsumsi akan menimbulkan gejala-gejala
merugikan, keadaan demikian disebut “HIPERVITAMINOSIS”.
2. Sebaliknya bila tidak memenuhi kebutuhan akan timbul
gejala merugikan
3. Bila hanya kadar vitamin dalam darah saja yang turun
tetapi belum menunjukkan gejala klinis di sebut “HIPOVITAMINOSIS”, sedangkan
jika sudah ada gejala klinis disebut “AVITAMINOSIS”
III.II Saran
Demikianlah makalah dari
penulis yang disajikan, lebih dan kurang kami haturkan permohonan maaf.Kritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan bagi kami untuk menjadi
bahan asuhan didalam pembuatan makalh di masa yang akan datang.
DAFTAR PUTAKA
Sherwood, L . 2001. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor,
New Delhi.
Akhilender. 2003. Dasar-Dasar
Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Sunita, A. 2004. Dasar-Dasar
Biokimia. UI Press, Jakarta.
Yuniastuti, L.
2008. Penuntun Praktikum Biokimia.
Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia
Timur UNHAS, Makassar.
Guyton, A . C . 2007. Biokimia untuk Pertanian. USU-Press, Medan
Pauling, L. 1971. General Chemistry
ed isi4. Gaya Baru, Jakarta.
SUMBER :
http://www.sciencedaily.com/vitamins/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar