Minggu, 25 Agustus 2013

this is my story today :'(

Aku merasa wajar akan hal yang adinda rasakan, jika aku yang berada di posisi mu saat ini dari kecil hingga sebesar saat ini, sangat pantas acungan jempol untuk mu..luar biasa jika dunia tau perjuangan hidupmu, belum sampai 40 hari kau dilahirkan kau harus kehilangan sosok seorang ibu yang sangat engkau harapkan buat bimbingan kedewasaan mu, tapi lihatlah kenyataan yang beda yang Allah ujikan untuk mu..Ibu harus meninggalkan mu dengan begitu cepat :'(

Di waktu yang tak lama, Ayahmu pun ikut meninggalkan mu dan merelakan kakek nenek mu yang merawat kau hingga dewasa demi kebahagiaannya bersama wanita lain sebagai pengganti Ibumu, sungguh kejaaamm hidup ini!!!

Restu pun hampir tak sampai kepada kakek nenek mu, Ayah yang nggak punya hati nurani..
Coba untuk melihat kedepan, masa depan seorang anak yang Allah titipkan kepadanya, seharusnya menjadi tujuan utama hidupnya dan menjadi tanggung jawabnya juga..
Jika kasih sayang Ibu harus hilang di waktu yang sangaaaaaaaatt tak terduga itu, apakah kasih sayang seorang Ayah harus ikut menghilang?Rasanya Ayah pun masih sangat di butuhkan buat perjalanan masa depanmu, seharusnya Ayah bisa menjadi yang terbaik buat anaknya, bahkan rela menjadi seorang Ibu buat anaknya, buat kebahagiaan dan kesuksesan masa depan anaknya..

Na'udzubillah..balasan apa yang akan Allah berikan untuk beliau..
kakek nenek mu memang ikhlas merawatmu hingga kau telah berusia 11 tahun, nenek masih melawan ribuan rintangan buat kau..
karena dari bayi kau yang d rawat kakek nenek, dan Ayahmu yang tak memperdulikan kau lg, hingga kau memanggil kakek dan nenek dengan sebutan "Bapak" dan "Ibu", memang kau membutuhkan sosok mereka dalam hidupmu..

sangking sayangnya kakek nenek kau d masukkan dalam silsilah keluarga sebagai anak terakhir dari mereka, kau d angkat lebih dari seorang cucu.

Bersyukurlah, bersyukurlah, kau bisa hidup bersama mereka yang sangat cinta kamu :)Tibalah pada waktu yang benar-benar nggak pernah di harapkan, kakek yang d panggil dengan sebutan "Bapak" harus di panggil oleh Allah lebih dulu dari kita, saat kau berusia 8 tahun, dimana saat itu kau sudah merasakan besarnya kasih sayang seorang Bapak terhadap anaknya.

Banyak hari-harimu kau habiskan bersamanya, yang membuat kau benar-benar merasa kehilangan, tragis banget kejadian saat itu, 8 tahun usiamu kau rasakan kehilangan terdalam akan kepergian sosok seorang Ayah, nggak bisa membayangkan keadaan mu saat kau sudah mengerti kasih sayang seorang Ibu di usiamu yang teramat bayi saat itu. Mungkin bisa lebih dari ini :'(

Dulu kakek meninggal karena sakit, sakit yang sudah lama tak kunjung sembuh, kanker paru-paru, beribu tempat telah di datangi buat kesembuhan kakek, berjuta cara telah di lalui buat kesehatan kakek, dan segala upaya telah di coba buat kegagahan kakek kembali, karena kami masih sangat mengharapkan kesembuhan beliau..

Namun, lihatlah Kebesaran Tuhan, kasih sayangNya terhadap kakek ternyata lebih besar d bandingkan kita semua, buktinya? Allah udah nggak sabar lagi melihat kakek berada di sisiNya..

Meski banyak merasa kehilangan saat itu, terutama kau yang bagiku masih sangat kecil buat merasakan hal itu, ternyata lebih merasa kehilangan di bandingkan kami semua, segala upaya kau lakukan, teriak-teriak, mengamuk-ngamuk, tangisan, penyesalan, kehilangan benar nyata terlihat dalam sosok dirimu.
Ayah, yang biasa kau panggil dengan sebutan "Bapak" harus meninggalkan kita semua saat itu, terutama buat keseharian mu, yang benar-benar akan terasa sepi tanpa nasihat dan peringatan darinya lagi.

Ingin ku menenangkanmu, tapi aku sendiri rasanya berat menerima kenyataan yang dihadapi saat itu,.
Nggak ada yang menyangka kepergian beliau secepat ini.Tapi, kita harus ikhlas, keputusan Allah akan memberi kebarokahan buat kita.

Saat ini, nenek yang sering kau panggil "Ibu" sudah mulai sakit-sakitan, yang membuat kau sangat khawatir dengan keadaanya. Aku tau kau masih merasa kehilangan dan masih mengharapkan sosok orang tua yang lengkap dengan penuh kasih sayang dan cinta.

Sempat tercurah dari bibirmu, "Aku ingin seperti mereka, yang bisa mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya, aku iri melihat mereka bisa bahagia bersama Ayah mereka, sedangkan aku? Aku harus kehilangan Bapak di usia yang masih kecil sekali, Aku rindu sosok seorang Ayah" (dengan penuh linangan air mata)

nggak tega aku melihatmu, air mata ku pun hendak meluncur sangking empatinya dengan yang kau rasakan, untungnya belum sempat jatuh, nenek pun menghampiri karena kau hilang tak kunjung kembali, padahal kau telah aku temukan di sudut atas rumah dengan renungan yang jauh dan menahan air mata, air mata itu pun jatuh setelah aku menanyakan keadaanmu..

Entah teropsesi, atau halusinasi kau dari mana, kau bisa sangat sering merasakan kehadiran sosok kakek yang kau sebut dengan "Bapak" yang sudah meninggalkan kita lebih kurang 3 tahun lamanya.

menurutku ini juga bisa hadir karena keinginan dan harapanmu yang terlalu besar buat bisa merasakan kasih sayang dari seorang Ayah sebagaimana yang teman-temanmu miliki.

Dari sini aku ingin cepat-cepat besar dewasa dan mapan, agar aku bisa membahagiakan mu dengan segala impianmu, aku menyayangimu dan mengharapkan kebahagiaan mu..Ku sisihkan do'aku untuk masa depanmu yang bahagia, loveyou adindaku tersayang :*


Inginku buat kau tertawa bahagia dengan harapanmu :*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar