Aku merasa wajar akan hal yang adinda rasakan, jika aku yang berada
di posisi mu saat ini dari kecil hingga sebesar saat ini, sangat pantas
acungan jempol untuk mu..luar biasa jika dunia tau perjuangan hidupmu,
belum sampai 40 hari kau dilahirkan kau harus kehilangan sosok seorang
ibu yang sangat engkau harapkan buat bimbingan kedewasaan mu, tapi
lihatlah kenyataan yang beda yang Allah ujikan untuk mu..Ibu harus
meninggalkan mu dengan begitu cepat :'(
Di waktu yang tak lama, Ayahmu pun ikut meninggalkan mu dan merelakan
kakek nenek mu yang merawat kau hingga dewasa demi kebahagiaannya
bersama wanita lain sebagai pengganti Ibumu, sungguh kejaaamm hidup
ini!!!
Restu pun hampir tak sampai kepada kakek nenek mu, Ayah yang nggak punya hati nurani..
Coba untuk melihat kedepan, masa depan seorang anak yang Allah
titipkan kepadanya, seharusnya menjadi tujuan utama hidupnya dan menjadi
tanggung jawabnya juga..
Jika kasih sayang Ibu harus hilang di waktu yang sangaaaaaaaatt tak
terduga itu, apakah kasih sayang seorang Ayah harus ikut
menghilang?Rasanya Ayah pun masih sangat di butuhkan buat perjalanan
masa depanmu, seharusnya Ayah bisa menjadi yang terbaik buat anaknya,
bahkan rela menjadi seorang Ibu buat anaknya, buat kebahagiaan dan
kesuksesan masa depan anaknya..
Na'udzubillah..balasan apa yang akan Allah berikan untuk beliau..
kakek nenek mu memang ikhlas merawatmu hingga kau telah berusia 11 tahun, nenek masih melawan ribuan rintangan buat kau..
karena dari bayi kau yang d rawat kakek nenek, dan Ayahmu yang tak
memperdulikan kau lg, hingga kau memanggil kakek dan nenek dengan
sebutan "Bapak" dan "Ibu", memang kau membutuhkan sosok mereka dalam
hidupmu..
sangking sayangnya kakek nenek kau d masukkan dalam silsilah keluarga
sebagai anak terakhir dari mereka, kau d angkat lebih dari seorang
cucu.
Bersyukurlah, bersyukurlah, kau bisa hidup bersama mereka yang sangat
cinta kamu :)Tibalah pada waktu yang benar-benar nggak pernah di
harapkan, kakek yang d panggil dengan sebutan "Bapak" harus di panggil
oleh Allah lebih dulu dari kita, saat kau berusia 8 tahun, dimana saat
itu kau sudah merasakan besarnya kasih sayang seorang Bapak terhadap
anaknya.
Banyak hari-harimu kau habiskan bersamanya, yang membuat kau
benar-benar merasa kehilangan, tragis banget kejadian saat itu, 8 tahun
usiamu kau rasakan kehilangan terdalam akan kepergian sosok seorang
Ayah, nggak bisa membayangkan keadaan mu saat kau sudah mengerti kasih
sayang seorang Ibu di usiamu yang teramat bayi saat itu. Mungkin bisa
lebih dari ini :'(
Dulu kakek meninggal karena sakit, sakit yang sudah lama tak kunjung
sembuh, kanker paru-paru, beribu tempat telah di datangi buat kesembuhan
kakek, berjuta cara telah di lalui buat kesehatan kakek, dan segala
upaya telah di coba buat kegagahan kakek kembali, karena kami masih
sangat mengharapkan kesembuhan beliau..
Namun, lihatlah Kebesaran Tuhan, kasih sayangNya terhadap kakek
ternyata lebih besar d bandingkan kita semua, buktinya? Allah udah nggak
sabar lagi melihat kakek berada di sisiNya..
Meski banyak merasa kehilangan saat itu, terutama kau yang bagiku
masih sangat kecil buat merasakan hal itu, ternyata lebih merasa
kehilangan di bandingkan kami semua, segala upaya kau lakukan,
teriak-teriak, mengamuk-ngamuk, tangisan, penyesalan, kehilangan benar
nyata terlihat dalam sosok dirimu.
Ayah, yang biasa kau panggil dengan sebutan "Bapak" harus
meninggalkan kita semua saat itu, terutama buat keseharian mu, yang
benar-benar akan terasa sepi tanpa nasihat dan peringatan darinya lagi.
Ingin ku menenangkanmu, tapi aku sendiri rasanya berat menerima kenyataan yang dihadapi saat itu,.
Nggak ada yang menyangka kepergian beliau secepat ini.Tapi, kita
harus ikhlas, keputusan Allah akan memberi kebarokahan buat kita.
Saat ini, nenek yang sering kau panggil "Ibu" sudah mulai
sakit-sakitan, yang membuat kau sangat khawatir dengan keadaanya. Aku
tau kau masih merasa kehilangan dan masih mengharapkan sosok orang tua
yang lengkap dengan penuh kasih sayang dan cinta.
Sempat tercurah dari bibirmu, "Aku ingin seperti mereka, yang bisa
mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya, aku iri melihat mereka bisa
bahagia bersama Ayah mereka, sedangkan aku? Aku harus kehilangan Bapak
di usia yang masih kecil sekali, Aku rindu sosok seorang Ayah" (dengan
penuh linangan air mata)
nggak tega aku melihatmu, air mata ku pun hendak meluncur sangking
empatinya dengan yang kau rasakan, untungnya belum sempat jatuh, nenek
pun menghampiri karena kau hilang tak kunjung kembali, padahal kau telah
aku temukan di sudut atas rumah dengan renungan yang jauh dan menahan
air mata, air mata itu pun jatuh setelah aku menanyakan keadaanmu..
Entah teropsesi, atau halusinasi kau dari mana, kau bisa sangat
sering merasakan kehadiran sosok kakek yang kau sebut dengan "Bapak"
yang sudah meninggalkan kita lebih kurang 3 tahun lamanya.
menurutku ini juga bisa hadir karena keinginan dan harapanmu yang
terlalu besar buat bisa merasakan kasih sayang dari seorang Ayah
sebagaimana yang teman-temanmu miliki.
Dari sini aku ingin cepat-cepat besar dewasa dan mapan, agar aku bisa
membahagiakan mu dengan segala impianmu, aku menyayangimu dan
mengharapkan kebahagiaan mu..Ku sisihkan do'aku untuk masa depanmu yang
bahagia, loveyou adindaku tersayang :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar